Suara Sejati
Melewati Covid-19 Bersama Tuhan
Sdri. Sri Paulani, Gereja cabang Fatmawati, Jakarta
Kesaksian ini perihal bagaimana Tuhan membukakan jalan bagi perawatan suami saya, Toan Tanadi Sutani beserta kami sekeluarga.
Suami saya mulai batuk-batuk sejak tanggal 22 Agustus 2020. Lalu, tanggal 24 Agustus sore harinya ia sempat demam. Esok paginya, tanggal 25 Agustus saya membawanya ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) di salah satu Rumah Sakit (RS) di Jakarta. Pihak RS meminta suami untuk dilakukan swab test dan tes darah. Tetapi suami menolak, sehingga ia hanya dilayani dokter IGD dan pemberian obat sesuai instruksi dari dokter internis.
Dua hari berlalu dan kondisi suami masih tidak ada perubahan. Kemudian dokter internis mengirim pesan WhatsApp dan mengganti resep obat yang lama dengan yang baru. Namun, penyakit suami tidak kunjung membaik. Batuknya semakin berat dan hampir setiap malam hanya dapat tidur sekitar satu jam.
Hari Kamis tanggal 27 Agustus, suami akhirnya menjalani swab test. Tanggal 28 agustus keluar hasil tesnya, yaitu: Reaktif. Akhirnya, suami dinyatakan Positif terkena COVID-19.
Mencari RS di masa pandemi sungguh tidak mudah. Banyak RS yang sudah penuh. Namun, dengan pengaturan Tuhan, teman kantor saya membantu mencarikan, hingga akhirnya suami dapat dirawat di salah satu RS swasta di Jakarta Pusat dengan biaya ditanggung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes).
Masa-masa tersebut penuh dengan penyangkalan diri dan pertanyaan pada Tuhan, “Mengapa Tuhan membiarkan suami saya sampai terkena penyakit ini?” Iman saya menjadi begitu lemah.
Tetapi sungguh bersyukur, melalui penguatan dari Firman Tuhan dan doa bersama yang sering dilakukan oleh seorang pendeta yang bertugas di Gereja Yesus Sejati—Fatmawati dan Gereja Yesus Sejati—Samanhudi, termasuk pelayanan konsultasi yang diberikan kepada suami saya, semua hal-hal tersebut sangat membantu kami di dalam melewati masa sulit itu.
Tanggal 2 September, kondisi suami saya yang kian memburuk membuatnya harus dirujuk ke RS yang lebih besar. Selain gangguan pernafasan, suami juga menderita penggumpalan darah. Kelainan tersebut membutuhkan penanganan khusus di ruang ICU.
Di masa pandemi, mencari ruang kosong di RS pun sangat sulit, apalagi sekarang kami harus mencari ruang ICU di masa pandemi, jauh lebih sulit lagi, seperti layaknya barang langka saja.
Puji syukur pada Tuhan bahwa RS swasta tempat suami saya dirawat, sudah mendapat konfirmasi ruang ICU di RSUD Ciawi, Bogor. Namun, saya masih ragu karena jaraknya jauh sekali. Saya terus bergumul dalam doa serta memohon pimpinan Tuhan Yesus.
Akhirnya, Tuhan mengatur tempat perawatan suami saya. Melalui teman dekat suami saya sejak kuliah, kami dikenalkan kepada temannya, yaitu: seorang dokter ICU yang punya jejaring di RS Jakarta. Suami saya langsung dikonfirmasikan untuk pindah ke ruang ICU di RSUD Pasar Minggu. Sore itu, dengan ambulans, suami saya dipindahkan ke RSUD Pasar Minggu.
Puji Tuhan yang memberikan para dokter dan perawat untuk mendedikasikan diri mereka dalam merawat suami saya. Mereka dapat membesarkan hati pasien dan mengajak pasien untuk semangat menuju pada pemulihan kesehatannya. Kiranya Tuhan Yesus menyertai dan menguatkan mereka senantiasa.
Setiap hari, kami diberi pantauan kondisi terkini suami lalui pesan whatsapp dari tim ICU RSUD Pasar Minggu. Kami hanya dapat mengandalkan Tuhan Yesus dalam proses pengobatan suami saya.
Kami pun juga tidak memiliki kekuatan untuk ikut serta dalam proses perawatan suami. Kami hanya dapat pasrah menyerahkannya pada kasih karunia Tuhan Yesus. Kami sendiri sekeluarga juga sudah positif tertular COVID-19. Saat saya mengetik kesaksian ini, hari ini tanggal 11 September 2020, saya masih dirawat di RS Carolus. Sedangkan kedua putri saya dan asisten rumah tangga, semuanya tertular. Tetapi kondisi mereka masih cukup stabil untuk menjalani pemulihan isolasi mandiri di dalam rumah.
Kami sekeluarga merasa sangat dikasihi dan dibantu dengan sangat luar biasa oleh pendeta dan seluruh jemaat di Fatmawati dan Samanhudi, serta para pendeta dan seluruh jemaat Gereja Yesus Sejati se-Indonesia. Mereka berdoa dan memohon belas kasih dan kasih karunia Tuhan Yesus atas pemulihan keluarga kami.
Saudara-saudari seiman selain bersatu hati membantu dalam doa, mereka juga membantu dalam pengiriman barang untuk keperluan suami saat ia masih di ICU. Para jemaat juga membantu kami mengantarkan anak-anak kami berobat dan memberi makanan secara bergantian ke rumah untuk anak-anak kami. Kasih yang luar biasa dari para saudara-saudari seiman begitu menghangatkan jiwa kami.
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus” (Filipi 4:6-7).
Segala Kemuliaan hanya bagi nama Tuhan Yesus
amin