Suara Sejati
Dibentuk untuk Bersandar Pada-Nya
“Sdri. Elvina, Gereja cabang Cibaduyut, Bandung”
Berawal pada bulan Desember 2016, saya merasa sakit di lengan bagian atas. Saya hanya berpikir saraf kejepit. Setelah beberapa bulan , rasa sakit itu disertai dengan warna merah legam. Tetapi saya masih enggan untuk memeriksakan diri ke dokter. Pada bulan Agustus 2017, saya melakukan general check-up. Seperti mendengar petir di siang bolong, saya di diagnosa kanker payudara stadium 3B, grade 3, tipe HER2 positif 3, yang termasuk kanker ganas. Saat itu saya hanya bisa menangis. Namun, dalam doa, Tuhan Yesus memberi ketenangan pada hati saya.
Saya menjalankan proses kemoterapi sebanyak 6 kali dan operasi mastektomi. Tuhan Yesus begitu baik, selama proses kemoterapi, saya hanya merasa pusing dan lemas beberapa hari saja. Saya masih dapat beraktivitas seperti biasa. Dari hasil PET Scan ada 3 titik sisa kanker, dan saya harus diradiasi. Namun ternyata saya alergi sinar radiasi, sehingga proses itu dihentikan.
Enam bulan kemudian, saya kontrol ke dokter. Dari hasil cek darah, tumour markers menunjukkan nilai di atas normal. Kembali saya harus PET Scan dan dokter menyatakan kanker sudah menyebar ke paru-paru, tulang dan hati. Saya teringat firman Tuhan, “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.” (Ayub 42 : 2). Walau mengalami hal ini, Tuhan memberi damai sejahtera dalam hati saya.
Saya kembali menjalani kemoterapi sebanyak 8 kali, ditambah dengan 2 jenis terapi obat sebanyak 18 kali. Puji syukur atas kemurahan Tuhan Yesus, lewat bantuan dokter, satu dari 2 jenis terapi obat itu gratis dan satu jenis lagi hanya bayar 12 kali saja, sisanya gratis.
Puji Tuhan, pada bulan November 2019, dari hasil PET Scan, tidak ada lagi sel-sel kanker di dalam tubuh saya. Dokter menyatakan saya sudah sembuh. Haleluya, Puji Tuhan Yesus, tiada habisnya rasa syukur atas kebaikanNya.
Bulan Januari 2020, dokter berkata saya kena infeksi pencernaan, yang ternyata salah diagnosa. Tuhan Yesus pada waktu yang tepat menolong saya, memunculkan titik-titik merah di tubuh saya setelah 6 hari, sehingga mengetahui bahwa ternyata saya kena Demam Berdarah.
Bulan Februari 2020, tiba-tiba saya merasakan sakit kepala yang luar biasa. Saya pergi ke dokter saraf, di CT Scan dan di MRI. Dan ditemukan ada tumor di kepala saya. Saya hanya dapat berserah pada Tuhan Yesus. Saya percaya hanya Dia yang bisa menolong ketika menjalani operasi bedah kepala. Puji Tuhan Yesus, operasi berjalan dengan lancar. Dokter pun heran karena belum 24 jam di ICU, saya sudah sadar dan kondisi saya sangat baik sehingga bisa dirawat di kamar biasa. Lima hari kemudian, saya bisa pulang dari rumah sakit dengan badan yang sehat.
Bulan Mei 2020, sakit kepala itu kembali datang. Setelah di MRI, ternyata ada tumor yang tumbuh kembali. Dokter berkata bahwa tumor tersebut ganas. Saat itu iman saya runtuh, merasa kecewa dan marah pada Tuhan atas apa yang terjadi. Namun bersyukur, Tuhan Yesus menempatkan keluarga, saudara-saudari seiman dan orang-orang yang dengan setia mendoakan dan memberi semangat buat saya. Saya mohon ampun pada Tuhan Yesus karena menyalahkan-Nya atas apa yang terjadi di dalam hidup saya.
Bulan Juni 2020, saya melakukan gamma knife untuk menghindari resiko dari bedah kepala. Tumor pun perlahan-lahan menyusut ukurannya, tapi proses pemulihan yang harus saya jalani sungguh luar biasa. Tiada hari yang saya lalui tanpa rasa sakit di bagian wajah sebelah kanan.
Ketika saya merenungkan apa yang terjadi dalam hidup saya, saya teringat, “Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!” (Mazmur 34:9). Selama 3 tahun lebih menjalani proses pengobatan, Tuhan Yesus selalu memberi kemudahan, kelancaran dan pengobatan terbaiklah yang Dia berikan. Walau saya tidak tahu kapan ujian ini akan berakhir, tapi saya percaya semua ini tidak akan melampaui batas kekuatan saya. Melewati semua ini, saya dibentuk untuk benar-benar bersandar pada-Nya. Kiranya iman saya tetap teguh di dalam-Nya dan bisa mempertahankan iman sampai saya mengakhiri pertandingan ini dengan kemenangan.
“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan- pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” (1 Korintus 10:13)
Segala Kemuliaan hanya bagi nama Tuhan Yesus,
amin.