SAUH BAGI JIWA
Orang Asing yang Dipanggil untuk Menyelamatkan
[su_icon icon=”icon: calendar” color=”#d19636″ size=”18″ shape_size=”4″ radius=”36″] Renungan Tanggal: 12 Jul 2025
“Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat” (1 Korintus 1:27)
“Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat” (1 Korintus 1:27)
Tidak ada seorang pun di dunia ini yang menyukai kondisi perang. Keselamatan jiwa, ketenangan hidup, kebebasan berpendapat, semua tidak akan kita dapati dalam kondisi seperti ini. Bahkan yang lebih buruk, biasanya kondisi perang juga mengakibatkan runtuhnya perekonomian, bencana kelaparan, dan sakit-penyakit yang berkepanjangan. Tentu saja, yang namanya perang tidak membawa dampak positif bagi pihak yang kalah berperang.
Ezra merupakan seseorang yang Tuhan pakai untuk menuliskan perjalanan orang-orang Yahudi dari pembuangan di Babel kembali ke Yerusalem. Orang Yahudi yang saat itu diangkut sebagai orang tawanan oleh Nebukadnezar harus menderita sengsara dan hidup tanpa pengharapan selama tujuh puluh tahun. Mereka harus merelakan kemerdekaan dan menelan kepahitan akibat ketidaksetiaan mereka kepada Allah.
Dalam kondisi yang mengerikan tersebut, ternyata ada seorang asing yang tidak mengenal Allah yang muncul untuk menyelamatkan orang-orang buangan ini. Dia adalah Koresh, seorang Persia yang menjabat sebagai raja. Ia membebaskan para tawanan, yaitu orang Yahudi. Tujuannya adalah untuk membangun kembali reruntuhan rumah Tuhan yang sebelumnya dibakar habis pada zaman pemerintahan Nebukadnezar. Bahkan segala perkakas rumah Tuhan yang dirampas dan diletakkan di dalam kuil-kuil berhala ikut dikembalikan bersama dengan tawanan-tawanan tersebut.
Kehadiran Koresh seakan muncul begitu saja seperti sebuah kebetulan. Namun ternyata Tuhan memang memakai Koresh sebagai alat-Nya untuk membebaskan umat-umat-Nya yang tertindas. Dalam logika pemikiran manusia, keputusan Koresh tersebut mungkin adalah perbuatan yang bodoh sekali. Tapi apabila Tuhan yang bertindak, segala hal yang tampak mustahil akan sangat mungkin terjadi. Tuhan menyatakan kedaulatan-Nya dengan menggunakan orang asing untuk menyelamatkan umat pilihan-Nya.
Sesungguhnya, Tuhan bisa menggunakan apa saja dan siapa saja untuk menjadi alat bagi kemuliaan nama-Nya. Termasuk diri kita. Kita mungkin mempunyai latar belakang yang biasa saja, tidak menonjol secara duniawi, atau bahkan punya masa lalu yang kelam. Kita juga mungkin dianggap bodoh, lemah, atau tidak berguna oleh orang-orang di sekitar kita. Namun, hal itu tidak membatasi Tuhan untuk memakai hidup kita menjadi alat yang membawa terang dan kebenaran bagi orang lain. Tidak ada yang tidak mungkin apabila Tuhan yang berkehendak.
Jika Koresh saja Tuhan pakai untuk menyelamatkan orang-orang pilihan-Nya, terlebih kita yang adalah umat percaya, apakah kita mau dipakai oleh-Nya? Biarkan Tuhan yang bekerja dalam kehidupan kita, sehingga kita dapat dilayakkan menjadi alat-Nya. Kiranya Tuhan Yesus menyertai kita semua, amin.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 12-13 Juli 2025
1. Bacalah renungan “HUKUM YANG KEDUA”
2. Berikan sebuah contoh bagaimana wujud nyata kita mengasihi sesama. Setiap anggota keluarga dapat memberikan pendapatnya.
3. Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita dapat lebih baik lagi dalam mengasihi sesama kita.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.