SAUH BAGI JIWA
Waspada Dan Berjaga-Jaga
[su_icon icon=”icon: calendar” color=”#d19636″ size=”18″ shape_size=”4″ radius=”36″] Renungan Tanggal: 21 Jul 2024
“Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar“ (1 Tesalonika 5:6)
“Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar“ (1 Tesalonika 5:6)
Hari yang kurang beruntung tidak ada di kalender, artinya tidak ada yang tahu kapan kita akan tertimpa suatu kejadian yang tidak mengenakan. Maka dari itu, kita perlu mempersiapkan diri agar kita siap untuk menghadapi perkara berat jika muncul di hadapan kita atau bahkan untuk mencegahnya terjadi. Misalkan, kita tidak tahu kapan pencuri akan melaksanakan aksinya ke rumah tertentu. Agar rumah kita dapat terjaga aman, kita memasang gembok dengan kualitas paling bagus, kita sembunyikan barang-barang berharga, dan yang lainnya. Kita bersikap waspada serta berjaga-jaga.
Melalui suratnya, Rasul Paulus menasihati jemaat di Tesalonika agar mereka senantiasa hidup waspada dan berjaga-jaga. Mereka harus hidup di dalam terang Kristus, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan. Jemaat di Tesalonika tetap teguh dalam iman dan sabar di tengah penganiayaan berat. Namun Rasul Paulus menghendaki agar mereka berusaha lebih baik lagi dalam rangka bersiap menyambut kedatangan Kristus. Mereka tidak mengetahui kapan Yesus akan datang. Maka Rasul Paulus menasihati agar mereka berjaga-jaga setiap saat sambil tetap memelihara kekudusan.
Sama seperti jemaat Tesalonika, kita pun sedang menantikan kedatangan Yesus yang kedua kali untuk menjemput kita pulang ke rumah Bapa. Walaupun kita tidak sedang mengalami penderitaan atau penganiayaan secara fisik seperti jemaat Tesalonika, tapi sesungguhnya kita pun sedang menghadapi peperangan. Kita sedang berperang melawan roh-roh yang tidak terlihat, yang berusaha untuk menjatuhkan iman kita (Ef 6:12).
Walaupun kita mungkin tidak mengalami penderitaan secara fisik, tapi roh kita menderita ketika hidup di dunia ini. Kita mungkin mengeluh oleh beratnya tekanan dan pencobaan, sehingga kita merindukan surga. Dunia dan penghuninya semakin jahat kian hari dan ini dapat membuat kita menderita. Oleh karena itu, kita harus mengenakan perlengkapan-perlengkapan rohani agar kita dapat menghadapi musuh kita di dunia dan memenangkan peperangan ini. Apabila kita lengah sedikit saja, maka Iblis dapat segera menyerang dan mengalahkan kita dengan mudah. Tapi masalahnya, kita tidak tahu kapan Iblis akan menyerang. Itulah mengapa kita perlu berjaga-jaga dan siap sedia setiap saat (1 Pet 5:8).
Selain kita tidak tahu kapan Iblis akan datang dan menyerang, kita juga tidak tahu kapan Yesus akan datang dan menjemput kita. Maka dari itu, selain harus mengenakan perlengkapan rohani setiap saat, kita pun perlu senantiasa memelihara kerohanian kita. Jagalah agar pakaian kita tetap putih dan tidak tercemar sampai Tuhan datang kembali. Ini berarti kita harus menjaga diri kita agar tetap kudus dan menjauhi perbuatan dosa seumur hidup kita (1 Tes 3:13).
Kiranya doa dan harapan Rasul Paulus ini dapat menjadi doa dan pengharapan kita juga. Dengan demikian, ketika Yesus datang, kita didapati-Nya kudus dan tak bercacat serta dilayakkan untuk masuk ke dalam kerajaan-Nya yang mulia.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?

-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.