Jubah Yusuf Ditanggalkan
Yakub membuatkan jubah yang maha indah untuk Yusuf, anak kesayangannya. Saudara-saudara Yusuf melihat dan mengetahui bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf, maka mereka membenci Yusuf.
Yakub membuatkan jubah yang maha indah untuk Yusuf, anak kesayangannya. Saudara-saudara Yusuf melihat dan mengetahui bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf, maka mereka membenci Yusuf.
Yakub memiliki dua belas anak laki-laki dan satu anak perempuan. Yusuf adalah salah satu anak Yakub dan Yakub lebih mengasihi Yusuf dibanding anaknya yang lain. Mengapa? Karena Yusuf lahir pada masa tua Yakub. Selain itu, Yusuf juga merupakan anak dari wanita yang sangat dicintai Yakub, yaitu Rahel. Namun, sikap Yakub yang lebih mengasihi Yusuf ini menyebabkan anak-anaknya yang lain membenci Yusuf.
Yosua telah mengalami banyak hal yang luar biasa dari Tuhan. Dia telah menyaksikan bagaimana air sungai Yordan terbelah, tembok kota Yerikho yang begitu tinggi dan kokoh runtuh, dan betapa Tuhan menyertainya dalam setiap peperangan. Tangan Allah yang kuat telah membuatnya dapat memenangkan setiap pertempuran. Bahkan dia melihat sendiri bagaimana matahari dan bulan berhenti bergerak selama satu hari penuh. Suatu hal yang belum pernah terjadi sebelumnya! Sesuai janji-Nya, Allah telah menyertai Yosua seumur hidupnya.
Pada malam perjamuan terakhir, Yesus telah memberikan peringatan kepada Yudas. Namun sangat disayangkan, Yudas tidak menghiraukan peringatan tersebut. Mungkin itu karena dia terlalu tamak akan uang. Atau mungkin dia tidak menyangka bahwa dampak dari perbuatannya itu akan membawa Yesus kepada salib. Mungkin juga karena hati dan pikirannya telah dirasuk oleh Iblis. Walaupun Yesus telah berkata bahwa celakalah orang yang karenanya Anak Manusia diserahkan dalam Matius 26:24, Yudas masih belum sadar. Bahkan tanpa merasa berdosa, ia malah balik bertanya, “Bukan aku, ya Rabi?”
Pada masa-masa liburan, biasanya banyak orang merencanakan perjalanan liburan dengan keluarga, sahabat, teman, atau bahkan sendirian. Membuat rencana merupakan persiapan yang baik, serta menunjukkan sifat profesionalisme kita akan suatu hal. Begitu pula dengan Tuhan, Ia membuat rencana melalui janji-Nya kepada Abraham mengenai keturunan sebanyak bintang di langit dan pasir di laut. Rencana Tuhan kepada Abraham tersebut tidak pernah gagal dan telah dinyatakan dengan jelas, salah satunya adalah dalam kehidupan Esau yang menjadi suatu bangsa yang besar, yaitu bangsa Edom.
Saudara-saudari yang terkasih, bagi kita yang sudah berkeluarga dan dikaruniai seorang anak, tentu kita masih ingat sebuah proses di mana kita mencarikan nama untuk anak-anak kita. Beberapa umat Kristiani mencari-cari nama dari Alkitab atau mencari nama-nama yang berbau Kristen. Beberapa orang lainnya juga mungkin dapat mencarinya melalui internet. Selain itu, ada masih cara-cara lainnya yang dapat kita gunakan untuk mencarikan nama untuk buah hati kita.
Beberapa waktu yang lalu, saya menemukan sebuah unggahan menarik di salah satu platform media sosial. Unggahan tersebut berisikan beberapa foto yang membahas tentang apa yang terjadi setelah pemakaman kita. Keluarga mempersiapkan makanan, kerabat membicarakan berita terbaru, ada yang tidak bisa hadir, kantor akan mulai mencari pengganti kita, dan lambat laun kita akan terlupakan. Jika kita membaca unggahan ini, kita juga mungkin akan menjadi bertanya-tanya, “Apa yang akan terjadi jika kita meninggal? Adakah yang menangisi kita? Adakah yang mengingat kita?”
Suatu hari, ada seorang yang memiliki kebiasaan buruk memberikan sebuah pernyataan, “Saya tahu kebiasaan saya ini tidak baik, tapi kan kebiasaan saya tidak merugikan orang lain. Kalau diri saya yang rugi, ya sudah, itu kan tanggung jawab saya pribadi saja.” Namun apakah benar demikian? Bahwa perbuatan buruk kita tidak akan berdampak kepada orang lain?
Bacaan kita pada hari ini berawal dari seorang gadis bernama Dina. Dia memiliki rasa penasaran tentang kehidupan gadis-gadis lain di luar bangsanya, sehingga dia memutuskan untuk keluar dari rumah untuk bertemu dengan mereka. Dina adalah satu-satunya anak perempuan Yakub, yang terlahir dari Lea. Dia dibesarkan di antara dua belas saudara laki-laki. Dapat kita bayangkan betapa istimewanya Dina. Sebelumnya, Tuhan telah memerintahkan Yakub untuk membawa seluruh keluarga dan kepunyaannya, meninggalkan Padan-Aram kembali ke tanah perjanjian. Setelah sampai di Sikhem, Yakub membeli sebidang tanah, memasang kemah, dan mendirikan mezbah di sana.
Yehuda dan Yerusalem mengalami kesesakan besar karena serbuan Asyur. Dikatakan bahwa orang-orang berdosa terkejut di Sion dan orang-orang murtad diliputi kegentaran. Sebaliknya, orang yang hidup dalam kebenaran, yang berbicara dengan jujur, yang menolak untung hasil pemerasan, yang mengebaskan tangannya, supaya jangan menerima suap, yang menutup telinganya, supaya jangan mendengarkan rencana penumpahan darah, yang menutup matanya, supaya jangan melihat kejahatan, ia seperti orang yang tinggal aman di tempat-tempat tinggi. Bentengnya ialah kubu di atas bukit batu; rotinya disediakan, air minumnya terjamin.