SAUH BAGI JIWA
Tidak Munafik dan Tidak Bertele-Tele
”Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik… Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah”
(Matius 6:5a, 7a)
”Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik… Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah”
(Matius 6:5a, 7a)
Perihal doa, Tuhan Yesus pernah mengatakan bahwa janganlah kita berdoa seperti orang munafik dan janganlah kita bertele-tele dalam doa (Mat 6:5-8). Kita mungkin sudah mendengar hal ini beberapa kali sebelumnya, tapi apa maksud dari larangan ini?
Orang munafik dalam perikop tersebut dituliskan sebagai orang yang “suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya.” Apa ini artinya kita tidak boleh berdoa dalam gereja atau di tempat umum lainnya? Bukan. Orang munafik tersebut berdoa di tempat-tempat umum agar mereka dilihat orang, bukan untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Jadi, walaupun mereka berdoa secara fisik, tapi mereka tidak melakukannya secara rohani. Mereka hanya mengejar hal duniawi, yaitu agar mendapatkan kemuliaan pribadi, agar orang lain menganggap mereka sebagai orang saleh.
Orang-orang Farisi suka sekali menunjukkan diri mereka ketika berdoa. Mereka memakai tali sembahyang lebar dan jumbai panjang (Mat 23:5). Kita bukan bermaksud untuk mencemooh pakaian orang Yahudi yang demikian. Melainkan kita mau merenungkan, apakah kita telah menjadi orang munafik? Di satu sisi, kita suka berdoa, tapi apakah doa kita itu ditujukan untuk berkomunikasi dengan Tuhan secara rohani? Atau apakah hal itu hanya simbol agar dilihat orang lain bahwa kita adalah orang saleh? Jadi bukan berarti kita tidak boleh berdoa di tempat umum, tapi dalam doa, kita perlu betul-betul mencari hadirat Tuhan, bukan mencari pujian manusia.
Kemudian ada larangan agar doa kita tidak bertele-tele. Apakah kita tidak boleh mengungkapkan isi hati kita? Apakah mengatakan “Haleluya” berulang-ulang itu artinya bertele-tele? Bertele-tele dalam bahasa aslinya berarti mengoceh dengan membosankan. Orang yang tidak mengenal Allah “menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.”
Bapa kita tahu apa yang kita perlukan. Maka, yang perlu kita lakukan adalah berdoa dengan iman. Kita boleh mengungkapkan isi hati kita. Kita boleh memohon akan sesuatu kepada Tuhan dalam doa. Tapi kiranya kita memohon dengan beriman bahwa Allah Bapa mengetahui apa yang kita perlukan.
Karena jika doa tanpa percaya, tanpa beriman bahwa Allah mengetahui apa yang kita perlukan sebelum kita ucapkan, maka kita hanya akan berkata-kata pada Tuhan satu arah–kita yang berbicara terus tapi kita tidak dapat dengar apa yang Tuhan ingin sampaikan pada kita. Seumpama seorang anak yang terus meminta mainan kepada orang tuanya, padahal orangtuanya sudah berkata “nanti dulu, jangan sekarang.” Namun, si anak terus merengek, menolak untuk mendengarkan nasihat orangtuanya.
Karena itu, ketika kita berdoa, berdoalah dengan iman dan mari kita menunggu rencana Tuhan terjadi pada waktu-Nya. Ini seirama dengan apa yang tertulis dalam Doa Bapa Kami: “Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.” Kiranya hanya kehendak Tuhanlah yang terjadi. Doa kita juga harus disertai perbuatan, karena iman tanpa perbuatan adalah mati.
Pada hari ini, mari kita renungkan apakah doa kita sama seperti orang munafik dan orang yang tidak mengenal Allah atau apakah doa kita sudah sesuai dengan kehendak Tuhan. Kiranya Tuhan menyertai kita semua.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 1-2 Feb 2025
- Bacalah renungan “DOA DI DALAM KAMAR”
- Bagaimanakah konsentrasi Anda saat berdoa, terutama ketika berdoa dalam waktu yang cukup panjang? Setiap anggota keluarga dapat berbagi pengalamannya.
- Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita dapat berdoa dengan lebih fokus dan penuh konsentrasi.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.