SAUH BAGI JIWA
Kecantikan Sejati
“Tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah”
“Tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah”
Ada sebuah drama televisi yang mengisahkan tentang seorang perempuan yang memiliki masalah dengan penampilannya. Untuk menutupi wajah aslinya, ia selalu memakai riasan. Drama ini mungkin berkaitan dengan kehidupan kita sekarang. Banyak orang berlomba-lomba untuk mendandani dirinya agar terlihat cantik. Biasanya kita akan menggunakan riasan wajah, baju-baju yang indah, serta perhiasan untuk menunjang penampilan. Tapi apakah ini kecantikan yang sesungguhnya?
Di dalam Kidung Agung pasal 4, Raja Salomo menuliskan pujian-pujian untuk mempelai perempuan. Dituliskan pada ayat 1, “Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh cantik engkau! Bagaikan merpati matamu di balik telekungmu.” Salomo juga melanjutkan pada ayat 3, “Bagaikan belahan buah delima pelipismu di balik telekungmu.” Terjemahan bahasa Inggris, menggunakan kata ‘veil’ untuk menuliskan ‘telekung’, yang berarti kerudung atau cadar. Meskipun perempuan itu menggunakan cadar, tapi kecantikannya masih dapat terpancarkan. Namun, apakah kecantikannya hanya sekadar kecantikan luar?
Raja Salomo mendeskripsikan matanya bagaikan merpati. Merpati melambangkan kelembutan dan kesetiaan. Salomo juga membandingkan pelipisnya dengan buah delima yang menggambarkan semangat kerohanian. Jadi, yang membuat perempuan itu cantik adalah sifat-sifat baik ini: kelembutan, kesetiaan, dan semangat kerohaniannya.
Kecantikan yang sesungguhnya berasal dari dalam dan tidak dapat rusak. Karena ini, Rasul Petrus memerintahkan kita agar menghiasi diri kita dengan roh yang lemah lembut dan tenteram. Dalam
Lalu bagaimana kita bisa menghiasi diri kita dengan sifat-sifat kebaikan ini? Kita bisa melihat pada Tuhan Yesus. Dia adalah perwujudan dari kelembutan, kesetiaan, dan kasih. Dia mengulurkan tangan-Nya untuk memberikan pertolongan kepada orang yang sakit dan kerasukan, serta memberikan harapan kepada yang membutuhkan. Dia juga melaksanakan perintah Allah untuk menyelamatkan umat manusia dengan mati di kayu salib. Tuhan Yesus menanggung semua penderitaan dengan setia sampai akhir dan dengan rendah hati menaati kehendak Allah.
Apa yang membuat-Nya dapat melakukan ini semua? Kasih, kesetiaan, dan kelemahlembutan adalah buah Roh Kudus (Gal 5:22-23). Yesus dipenuhi dengan Roh Kudus dan Dia penuh dengan semangat kerohanian. Dia sering menekankan perihal pertumbuhan rohani. Setelah hari yang panjang, Dia bahkan meluangkan waktu untuk berdoa (Mrk 1:32-35).
Kita perlu meluangkan waktu dengan Tuhan. Seperti diet dan gaya hidup sehat yang dapat membantu kita untuk tetap bugar dan cantik, waktu berkualitas yang rutin dengan Tuhan adalah kunci untuk kesehatan kerohanian kita. Bukan hanya berdoa dan mempelajari firman Tuhan, kita juga perlu melakukan firman Tuhan. Semakin sering kita melakukannya, kita juga akan semakin bertumbuh dalam kasih, kesetiaan, dan kelemahlembutan.
Kiranya kecantikan rohani kita terpancar melalui cadar yang menyembunyikannya dan kiranya Tuhan akan berkata, “Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh cantik engkau!”
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 14-15 Desember 2024
- Bacalah renungan “MENJADI TENANG DALAM KEKESALAN”
- Dalam waktu dekat ini, apakah Anda pernah menjadi kesal? Dari renungan ini, apa yang dapat kita pelajari mengenai bagaimana seharusnya kita bersikap saat menjadi kesal?
- Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita dapat tetap tenang dalam kekesalan.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.