Ayat Kunci
“Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan” (Roma 4:19-21).
Pertanyaan Renungan:
- Meskipun tidak ada dasar untuk berharap, bagaimana caranya agar kita tetap dapat percaya pada janji Tuhan?
Berbagi Makanan Rohani
Setelah Abraham pulang dalam kemenangannya dari para musuh yang menawan Lot, datangnya firman Tuhan dalam suatu penglihatan, “Janganlah takut…Akulah perisaimu.” Sungguh, kasih Allah tiada bandingannya. Kemungkinan Abraham merasakan kecemasan akan musuh yang kembali untuk membalas dendam. Namun, penghiburan Allah menguatkan dirinya. Seperti halnya yang dituliskan Pemazmur, “Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti” (Mzm 46:2). Oleh karena itu, dalam segala hal marilah kita berdoa memohon dan mengucap syukur sambil menyerahkan segala kekuatiran kita pada-Nya.
2Allah juga berjanji kepada Abraham bahwa keturunannya akan begitu banyak seperti bintang di langit yang tak terhitung jumlahnya. Sekalipun Abraham sudah tua dan tidak memiliki keturunan, ia tetap percaya pada perkataan-Nya sehingga Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
Rasul Paulus pun pernah menceritakan kembali kisah iman Abraham yang besar dalam suratnya kepada jemaat di Roma. Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah (Rm 4:18-20). Rasul Paulus ingin agar jemaat di Roma dapat mencontoh Abraham yang dapat bertahan dalam iman seiring dengan berjalannya waktu.
Di sisi lain, kalimat “TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran” bukan hanya dituliskan untuk Abraham, melainkan untuk kita juga pada hari ini. Ketika kita percaya pada Tuhan Yesus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita (Rm 4:22-25).
3Agar Abraham mengetahui lebih jelas tentang janji-Nya, Allah menyuruh Abraham untuk mempersiapkan korban. Ketika matahari terbenam dan hari menjadi gelap, terlihatlah perapian yang berasap beserta suluh yang berapi melewati potongan-potongan daging itu. Pada hari itulah Tuhan mengadakan perjanjian dengan Abraham. Betapa besar kasih karunia yang diberikan-Nya kepada Abraham.
Di dalam kitab Keluaran, Tuhan menekankan kembali dan mengingatkan bangsa Israel atas perjanjian kekal yang dibuat antara Tuhan dengan Abraham beserta keturunannya. Sama halnya, pada hari ini, Tuhan melalui Yesus Kristus, menegaskan kembali perjanjian kekal itu kepada keturunan Abraham secara rohani, yaitu umat-Nya, agar mereka dapat menikmati kasih, kebebasan dan harapan sebagai anak-anak Allah. Hendaknya kita senantiasa mengimani janji kekal tersebut dengan cara melayani Tuhan Allah dengan rendah hati dan kejujuran—sehingga kita tidak menyia-nyiakan kasih karunia yang telah diberikan-Nya.
Gambar diunduh tanggal 02-Oktober-2021 dari situs [http://shellsbiblestudies.blogspot.com/2007/02/genesis-21-blood-brothers.html]