Ayat Kunci
“Sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu” (Mazmur 91:11).
Pertanyaan Renungan:
- Apa yang harus kita lakukan agar tidak terjebak dalam “dusta demi kebaikan” seperti yang sering dilakukan oleh orang-orang pada umumnya?
- Dalam ujian hidup, bagaimana caranya agar kita dapat belajar memahami kehendak Tuhan?
Berbagi Makanan Rohani
Tidak lama setelah Abraham tinggal di Kanaan, bencana kelaparan melanda tanah itu. Kemudian, ia pergi ke Mesir.
1Bencana kelaparan di Kanaan adalah sebuah ujian bagi Abraham. Meskipun Abraham taat menerima panggilan Tuhan, mendirikan tenda dan membangun mezbah serta menjalani kehidupan yang penuh harapan di tanah Kanaan; ia masih tetap mengalami bencana kelaparan.
Meskipun seseorang telah menjalani kehidupan iman yang takut akan Tuhan serta bersedia untuk menaati kehendak Tuhan di dalam segala hal; bukan berarti seluruh aspek kehidupannya akan selalu berjalan mulus tanpa hambatan. Kadangkala, berbagai kesulitan, penderitaan dan ujian akan menimpa—dengan tujuan agar kerohanian orang tersebut dapat terus bertumbuh. Rasul Petrus pun dalam surat
Saat kelaparan sedang berlangsung hebat, Abraham tanpa berpikir panjang pergi ke Mesir—sebab ada makanan di sana. Namun, keputusan tersebut menimbulkan permasalahan baru lainnya. Dari peringatan ini, kita dapat mengambil pengajaran untuk tidak selalu memutuskan berdasarkan apa yang dapat terlihat. Hendaknya kita memohon petunjuk bimbingan dari Tuhan terlebih dahulu.
Seringkali kita bergegas mengambil tindakan hanya berdasarkan perasaan ataupun pemikiran pribadi kita semata-mata. Terlebih lagi, jika sedang dilanda oleh kesulitan, kita akan langsung larut dalam kesibukan sambil memikirkan segala cara yang dapat kita lakukan dengan kemampuan kita sendiri. Hendaknya kita memohon pada Tuhan untuk menambahkan kekuatan iman kita untuk dapat senantiasa berdoa dan berharap dalam segala hal.
3Abraham hanya memikirkan keselamatan nyawanya sendiri. Saat Abraham hampir tiba di Mesir, karena istrinya, Sarai, adalah seorang yang cantik parasnya, Abraham menjadi takut kalau-kalau nyawanya akan terancam dibunuh karenanya. Maka, Abraham melakukan suatu keputusan untuk menyelamatkan nyawanya sendiri, tanpa memikirkan perasaan ataupun pendapat Sarai (Kej 12:11-13). Dari sini, kita dapat melihat kelemahan iman Abraham.
Pada hari ini, pernahkah kita melakukan kesalahan serupa seperti yang dilakukan oleh Abraham, yaitu membuat suatu keputusan yang tidak masuk akal dengan tujuan untuk menghibur diri serta membohongi orang lain? Pernahkah kita mengorbankan kebaikan orang lain demi mendapatkan keuntungan bagi diri kita sendiri? Kiranya Tuhan memberikan kita keberanian, ketegasan, hikmat dan kejujuran untuk dapat menjadi pengikut Tuhan yang berhati tulus dan murni.
4Abraham membiarkan Sarai, istrinya, dibawa ke istana Firaun. Karena Firaun mengingini Sarai, ia menyambut Abraham dengan baik serta memberikannya hewan-hewan ternak dan juga budak-budak. Akhirnya, Tuhan sendiri turut campur tangan dalam masalah ini untuk melindungi umat pilihan-Nya (Kej 12:16-17). Abraham pun mendapat malu atas ketidak-jujurannya dan ia pun diusir dari Mesir.
Diam-diam, Tuhan tetap melindungi dan memimpin orang-orang yang takut akan Tuhan, meskipun kadangkala mereka berada di titik lemah ataupun kegagalan mereka. Di satu sisi, kita sangat bersyukur atas perlindungan Tuhan. Di sisi lain, hendaknya kita senantiasa waspada terhadap kerohanian kita—sebagai umat Tuhan yang seharusnya memperlihatkan kemuliaan Tuhan tetapi malah berbalik mendatangkan kerugian bagi orang-orang sekitar kita.
Gambar diunduh tanggal 30-September-2021 dari situs [https://www.istockphoto.com/id/foto/abraham-di-mesir-gm179136131-25574170]