Ayat Kunci
“Tetapi kata Abram kepada raja negeri Sodom itu: ’Aku bersumpah demi Tuhan, Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi: Aku tidak akan mengambil apa-apa dari kepunyaanmu itu, sepotong benang atau tali kasut pun tidak, supaya engkau jangan dapat berkata : ‘Aku telah membuat Abram menjadi kaya’ ” (Kejadian 14:22-23).
Pertanyaan Renungan:
- Bagaimana caranya agar kita dapat mengasihi orang yang pernah menunjukkan keegoisannya kepada diri kita?
- Di dalam keberhasilan dan kesuksesan, bagaimana caranya agar kita dapat menjaga diri dari kesombongan dan perasaan menganggap remeh orang lain?
Berbagi Makanan Rohani
Peperangan antara empat raja dengan lima raja adalah bencana yang menimpa Lot saat ia tinggal di Sodom. Ia, keluarganya dan harta bendanya dibawa oleh musuh. Setelah Abraham mendengar berita tentang keadaan Lot, ia mengerahkan orang-orangnya yang terlatih, 318 orang banyaknya. Tanpa mempedulikan bahaya yang dapat menimpa hidupnya, Abraham bersama dengan orang-orangnya mengejar musuh yang menawan Lot. Oleh karena pertolongan Allah, Abraham dapat mengalahkan musuh yang kuat dan membawa kembali Lot beserta dengan segala harta bendanya dan orang-orang Lot.
Sekalipun Lot pernah menunjukkan keegoisannya terhadap Abraham, tidak menghormati orang yang lebih tua darinya dan telah mengecewakannya; Abraham sama sekali tidak menghiraukan semua itu, melainkan ia berusaha keras untuk menyelamatkan Lot dan menunjukkan kasihnya yang besar kepada Lot. Terhadap orang yang pernah menunjukkan keegoisannya pada diri kita, kita mempunyai pilihan untuk tidak mempedulikan orang tersebut, apalagi ketika ia mendapat kemalangan. Kita punya pilihan untuk melipat tangan agar tidak terlibat, tidak perlu membantu dan beranggapan bahwa memang sepantasnya ia menderita oleh karena dosanya sendiri. Namun, maukah kita meneladani Abraham? Terhadap orang yang pernah mengecewakannya, Abraham justru tetap dengan rendah hati, mempedulikan dan mengulurkan tangannya untuk memberi bantuan.
Saat Abraham pulang dalam keberhasilannya, ada raja Sodom dan raja Salem datang menyongsong untuk menyambutnya.
Sikap Abraham terhadap kedua raja tersebut patut dicontoh:
1Abraham menerima berkat dari Melkisedek, raja Salem. Abraham tahu bahwa keberhasilannya tidak lain adalah karena pertolongan dan kemurahan Allah. Sebagai rasa syukurnya kepada Allah, Abraham memberikan sepersepuluh dari apa yang diperolehnya. Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa di dalam usaha pekerjaan kita, hendaknya kita juga menunjukkan iman dan rasa syukur kita kepada Tuhan melalui perpuluhan yang kita berikan.
2Di dalam kemenangannya, raja Sodom menyuruh Abraham untuk mengambil harta benda untuk dirinya sendiri. “Berikanlah kepadaku orang-orang itu, dan ambillah untukmu harta benda itu,” demikianlah perkataan raja Sodom. Tetapi Abraham menjawab, “Aku bersumpah demi Tuhan, Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi: Aku tidak akan mengambil apa-apa dari kepunyaanmu itu, sepotong benang atau tali kasut pun tidak, supaya engkau jangan dapat berkata : ‘Aku telah membuat Abram menjadi kaya’ ” (Kej 14:21-23). Abraham menolak pemberian dari raja Sodom, sebab ia tahu bahwa kemenangan tersebut bukanlah karena kerja keras kemampuan dirinya. Penolakan harta benda yang diberikan oleh raja Sodom bukan menunjukkan kesombongan Abraham, melainkan menjadi pengingat bagi dirinya bahwa keberhasilan yang telah ia dapatkan adalah karena kemurahan Allah bukan pemberian raja Sodom.
Pada hari ini, hati manusia seringkali tertuju pada harta benda duniawi dan hasil pekerjaannya. Semakin kita berhasil dan mendapatkan lebih banyak harta benda, jika kita tidak waspada, maka kita dapat menjadi semakin takabur—mengira bahwa memang karena kemampuan kita pribadinya kekayaan tersebut dapat kita raih.
3Abraham memiliki pendiriannya tersendiri. Namun, ia tidak menuntut orang lain berpendirian seperti dia. Dia menyuruh orang-orang yang mengikutinya dan para sekutunya untuk mengambil upah yang seharusnya mereka dapatkan. Disinilah letak kemuliaan Abraham. Kehidupan iman kerohanian adalah milik pribadi dan setiap orang hendaknya dengan keunikan talenta serta perbedaan kemampuannya masing-masing melanjutkan perjalanan hidup yang ditempuh serta terus mengejar untuk menjadi yang lebih baik (Fil 3:16).
Gambar diunduh tanggal 02-Oktober-2021 dari situs [https://st-takla.org/bible/commentary/en/ot/matthew-henry/genesis/ch14.html]