Ayat Kunci
“Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka” (Ibrani 11:16)
Pertanyaan Renungan:
- Jika Tuhan memanggil kita untuk menyusuri suatu jalan yang tidak jelas tujuannya, apakah kita akan menaati-Nya?
- Lirik lagi Kidung Rohani “Mengikut Yesus, keputusanku” hendaknya tidak sekedar slogan. Bagaimana kita menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari serta menjadikannya sebagai tujuan hidup?
Berbagi Makanan Rohani
Setelah peristiwa Menara Babel, umat manusia terserak ke seluruh tempat. Bertahun-tahun telah berlalu; meskipun pemahaman umat manusia tentang Tuhan telah pudar, Tuhan tidak pernah melupakan umat manusia. Dia terus mencari orang yang menjawab panggilan-Nya.
Tuhan memilih Abraham, seorang yang jujur dan tulus hatinya. Abraham menaati panggilan Tuhan dengan iman yang tak tertandingi, bahkan ia disebut sebagai bapa orang yang beriman dan menjadi teladan bagi semua orang yang percaya.
Pengajaran apa sajakah yang dapat kita teladani dari jawaban Abraham terhadap panggilan Tuhan?
1Abraham menanggapi panggilan-Nya. Tuhan memanggil Abraham dan berkata kepadanya, “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu” (Kej 12: 1). Perintah yang demikian tidak sesederhana yang kita bayangkan. Bagi Abraham, perkataan Tuhan berarti ia harus meninggalkan tempat kehidupannya yang nyaman dan makmur, bisnis usaha yang sedang ia kembangkan dan jalani di kampung halamannya serta kehidupan sosialnya bersama para kerabat dan teman-temannya. Ia disuruh pergi ke tempat yang nanti akan ditunjukkan—artinya: Abraham saat itu tidak tahu dan tidak pernah melihat negri yang akan ditunjukkan-Nya.
Namun, penulis surat Ibrani pasal 11:8 mencatatkan, “Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia tidak mengetahui tempat yang ia tujui.” Ia taat dan ia menanggapi panggilan Tuhan dengan membawa apa yang ia miliki—tidak meninggalkan sedikit barangpun—ia pergi ke tempat yang ditunjukkan Tuhan.
Saat ini, panggilan Tuhan terhadap manusia—meskipun dilakukan berulang-kali, manusia seringkali tidak dapat melepaskan status dan reputasinya. Manusia menolak untuk merendahkan hatinya dan bertobat. Manusia tidak dapat meninggalkan kenikmatan materi serta menolak untuk menanggung kesulitan bagi Tuhan. Manusia terseret ke dalam jerat pembenaran diri dan tidak bersedia untuk menerima kepercayaan yang benar. Sungguh sangat disayangkan. Kiranya ketaatan dan iman Abraham dapat menjadi teladan bagi kita untuk memotivasi diri kita agar dapat menjadi pribadi yang berkenan di hadapan Tuhan maupun manusia.
2Abraham sungguh-sungguh memahami janji Tuhan. Tuhan memanggilnya dan menjanjikannya dengan banyak berkat (Kej 12:1). Abraham mengikuti perintah Tuhan bukan semata-mata hanya ingin mendapatkan berkat. Jikalau demikian halnya, sejak awal ia akan berbalik meninggalkan-Nya. Sebab di dalam hidupnya, Abraham tidak mendapatkan apa yang dijanjikan. Tetapi ia tetap menaati Tuhan sampai akhir, karena ia lebih merindukan suatu tanah air rohani yang lebih baik yaitu tanah air sorgawi (Ibr 11:13-16). Pada hari ini, kita yang mengasihi dan mengikuti Tuhan, apakah kita juga memiliki pemahaman serupa tentang janji Tuhan? Kiranya kita merindukan janji sorgawi dan bukan semata-mata berkat jasmani.
3Abraham membangun hubungan yang dekat dengan Tuhan. Dengan menerima panggilan-Nya, Abraham tahu bahwa ia perlu menjalani kehidupan rohani yang dekat dengan Tuhan. Oleh karena itu, ia membangun mezbah di tempat dimana ia singgah. Hari ini, setelah kita percaya kepada Tuhan, apakah kita juga menjalani hubungan yang begitu dekat dengan Tuhan? Bersekutu bersama-sama dengan saudara-saudari seiman? Jika kita dapat membina kedekatan dan keeratan hubungan bersama Tuhan di dalam tubuh-Nya, niscaya sukacita rohani dapat kita nikmati senantiasa.
Gambar diunduh tanggal 27-September-2021 dari situs [https://childrenschurch.wordpress.com/2014/01/26/god-calls-abram/]