Ayat Kunci
“Yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu. Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan — maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah — oleh kebangkitan Yesus Kristus…” (1Petrus 3:20-21).
Pertanyaan Renungan:
- Apa yang terlintas dalam pikiran kita saat membaca kata “bahtera” atau “perahu”?
- Apa sajakah usaha-usaha yang telah dan akan kita lakukan agar seluruh anggota keluarga dapat percaya kepada Tuhan?
Berbagi Makanan Rohani
Selama 120 tahun lamanya, Tuhan telah bersabar kepada umat manusia. Bagi kita, masa tersebut adalah waktu yang cukup panjang. Sungguh disayangkan, waktu demi waktu berlalu, semua orang menolak kebaikan Tuhan kecuali delapan orang—Nuh dan keluarganya. Saat tiba waktu penghakiman Tuhan, Nuh diperintahkan untuk masuk ke dalam bahtera. Tuhan menggunakan air bah untuk memusnahkan dunia yang penuh dosa—yang telah menyakiti hati-Nya.
Ada beberapa pengajaran yang dapat kita ambil dari perikop ini:
1Tuhan memberi perintah untuk masuk ke dalam bahtera. Firman Allah kepada Nuh, “Masuklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini. Dari segala binatang yang tidak haram haruslah kauambil tujuh pasang, jantan dan betinanya, tetapi dari binatang yang haram satu pasang, jantan dan betinanya; juga dari burung-burung di udara tujuh pasang, jantan dan betina, supaya terpelihara hidup keturunannya di seluruh bumi. Sebab tujuh hari lagi Aku akan menurunkan hujan ke atas bumi empat puluh hari empat puluh malam lamanya, dan Aku akan menghapuskan dari muka bumi segala yang ada, yang Kujadikan itu” (Kej 7:1-4). Walaupun belum genap tujuh hari, Nuh masuk ke dalam bahtera dengan penuh ketaatan pada Tuhan. Ia tidak mencari-cari alasan untuk menunda masuk ke dalam. Pada hari ini, banyak orang yang telah mendengar Injil keselamatan dan telah mengenal Tuhan Yesus yang Mahakuasa. Namun, mereka tetap saja menunda untuk masuk ke dalam bahtera akhir zaman, sungguh sangat disayangkan.
2Seisi rumah masuk ke dalam bahtera. Penulis kitab Kejadian dalam pasal 7:13 menekankan, “Pada hari itu juga masuklah Nuh serta Sem, Ham dan Yafet, anak-anak Nuh, dan isteri Nuh, dan ketiga isteri anak-anaknya bersama-sama dengan dia, ke dalam bahtera itu…” Keselamatan dari Tuhan dapat menghampiri seseorang ataupun sebuah keluarga. Namun, sebagai seorang yang sudah percaya kepada Tuhan, sudahkah kita membawa seisi keluarga kita kepada Tuhan? Hendaknya kita dapat memimpin seisi keluarga serta bersama-sama melayani Tuhan dengan saleh agar kelak seisi keluarga dapat bersama-sama masuk ke dalam kerajaan sorga.
3Bekerja membangun bahtera. Atas perintah Tuhan, dengan giat Nuh sekeluarga membangun bahtera sambil memberitakan kebenaran Tuhan. Meskipun tidak ada seorang pun yang percaya, hal tersebut tidak membuat Nuh tawar hati lalu mengabaikan pekerjaan pembangunan bahtera. Kesetiaan Nuh sekeluarga dalam pekerjaan mereka membawa pada buah hasil pekerjaan yang dapat mereka nikmati—melalui bahtera yang telah mereka buat atas perintah Tuhan, mereka dapat diselamatkan dari air bah. Ada kalanya pekerjaan yang kita lakukan kelihatannya tidak menghasilkan buah. Namun, apabila kita mengerjakannya dalam ketaatan pada Tuhan sesuai dengan kehendak-Nya, pastilah Tuhan mengingat usaha pekerjaan kita dan di dalam Tuhan, kita akan menerima upah atas jerih lelah kita.
4Ketika air bah datang. Demikianlah penulis kitab Kejadian menggambarkan sesaat sebelum penghakiman Allah datang, “Dari segala yang hidup dan bernyawa datanglah sepasang mendapatkan Nuh ke dalam bahtera itu. Dan yang masuk itu adalah jantan dan betina dari segala yang hidup, seperti yang diperintahkan Allah kepada Nuh; lalu TUHAN menutup pintu bahtera itu di belakang Nuh” (Kej 7:15-16). Di saat-saat demikian, Tuhan-lah yang menjadi sandaran dan pelindung Nuh sekeluarga. Ketika langit berubah warna dan air bah mulai datang, banyak orang teringat akan peringatan Nuh. Tetapi kesempatan untuk bertobat sudah terlewatkan. Akhirnya umat manusia binasa di dalam ketakutan mereka. Demikian pula halnya pada hari ini, apabila manusia menolak untuk menerima kasih karunia Allah yang diberikan secara cuma-cuma dalam pertobatan dan kerendah-hatian mereka; maka saat Tuhan datang kembali untuk yang kedua kalinya, pintu anugrah sudah tertutup. Pada waktu itu, penyesalan sudah terlambat dan sia-sia. Oleh karena itu, marilah kita selalu berjaga-jaga; sehingga ketika hari Tuhan datang, kita akan memiliki sukacita dan pengharapan.
Gambar diunduh tanggal 14-Juli-2021 dari situs [http://www.philomena.org/recent_additions.html]