Ayat Kunci
“”Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera” (Roma 8:5-6).
Pertanyaan Renungan:
- Jika pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat tidak diletakkan dalam taman Eden, apakah Adam dan Hawa tidak akan berdosa?
- Bagaimana caranya kita dapat menahan diri dari keinginan daging, keinginan mata serta keangkuhan hidup?
Berbagi Makanan Rohani
Dosa telah masuk ke dalam dunia melalui Adam dan Hawa. Sejak itu, dunia masuk ke dalam jerat Iblis dan manusia hidup dalam kegelapan yang menuju pada maut. Sungguh, akibat dari dosa sangat menakutkan. Oleh karena itu, kita harus selalu waspada dan berjaga-jaga.
1Godaan dosa. Ular mendekati Hawa dan membujuknya, sehingga ia meragukan firman Tuhan dan akhirnya Hawa tidak menaati perintah Tuhan. Hawa memakan buah yang dilarang oleh Tuhan, yaitu buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Ular membujuk Hawa melalui keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup.
(a) Keinginan daging. Hawa merasa tidak puas atas anugrah Tuhan yang telah memberikannya taman Eden serta pepohonan untuk dimakan buahnya. Pada hari ini, jika terus dibiarkan, maka keinginan daging kita akan memenuhi hati hingga akhirnya membujuk kita untuk memuaskan hawa nafsu.
(b) Keinginan mata. Bagi Hawa, buah dari pohon tentang pengetahuan yang baik dan yang jahat begitu menarik hati dan sedap kelihatannya. Mengenai keinginan mata, salah satu tokoh di dalam Perjanjian Lama, Ayub, telah mengadakan perjanjian dengan matanya—untuk mengekang diri dari keinginan mata. Demikian pula halnya, pada hari ini kita perlu pengendalian diri terhadap keinginan mata.
(c) Keangkuhan hidup. Hawa terbujuk oleh perkataan ular, sehingga ia ingin menjadi sama seperti Allah. Keangkuhan hidup sungguh tak terkalahkan. Kecuali dengan meneladani Tuhan Yesus yang rendah hati, barulah kita dapat mengalahkannya.
2Upah dosa. Awalnya, dosa sepertinya menjanjikan sesuatu yang indah. Namun, pada akhirnya, dosa akan membuat manusia jatuh ke dalam penderitaan yang tiada akhir. Kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa kiranya dapat menjadi peringatan tersendiri bagi kita.
(a) Kehilangan hubungan erat dengan Tuhan. Adam dan Hawa begitu mendengar suara Tuhan, tidak seperti sebelumnya; reaksi mereka sekarang setelah jatuh ke dalam dosa adalah penuh dengan rasa takut—sehingga mereka bersembunyi takut bertemu dengan Tuhan.
(b) Kehilangan kasih suami-istri. Setelah jatuh ke dalam dosa, Adam dan Hawa bahkan saling menyalahkan, menegur dan merasa bukan lagi “tulang dari tulangku, daging dari dagingku,” melainkan merasa bukan lagi bagian dirinya. Perkataan Adam berubah menjadi “perempuan yang Kau tempatkan di sisiku.”
(c) Kehilangan peristirahatan. Manusia harus bersusah payah seumur hidupnya dan berpeluh sepanjang hari untuk mencari nafkah. Tidak seperti sebelumnya saat di taman Eden, bekerja adalah suatu kenikmatan. Bahkan, di dunia, hati kita pun harus bergumul melawan kejahatan sehingga kita tidak dapat beristirahat secara rohani. Hidup di dunia penuh dengan persaingan, keiri-hatian dan kedengkian.
3Penebusan dosa. Setelah Adam dan Hawa memakan buah terlarang, barulah mereka menyadari bahwa diri mereka telanjang. Mereka berusaha untuk menutupi diri dengan memakai daun dari pohon ara. Tetapi cara itu pun sia-sia. Meskipun mengalami kegagalan, Tuhan tetap membimbing manusia. Sama halnya, pada hari ini, dengan bersandar pada apa yang telah ditetapkan oleh Tuhan Yesus—melalui pengorbanan nyawa-Nya dan aliran darah-Nya—barulah dosa kita dapat disucikan dan ketelanjangan kita dapat tertutupi; sehingga kita dapat berjalan menuju kehidupan kekal.
Gambar diunduh tanggal 16-April-2021 dari situs [https://www.youtube.com/watch?v=lUsaiFhjbTA]