8. Waktu Terasa Berhenti Di Atas Bukit Sana
Download |
PDF File |
Edisi Lainnya |
Manna 43
Baru-baru ini, sahabat baik saya datang ke California Selatan untuk mengunjungi saya. Saya ingin membuat kunjungan ini seistimewa mungkin, karena saya tahu dia berusaha keras untuk bisa melakukan perjalanan ini dari Pantai Timur Kanada.
Kami memutuskan untuk pergi ke California Utara selama beberapa hari dan melihat kota San Fransisco, karena saya yakin San Francisco akan memikat hatinya. Kami melewatkan waktu yang indah selama di sana. Meskipun agak berawan, kami berjalan-jalan dan menikmati cuaca indah yang Tuhan anugerahkan bagi kami.
Namun bagian terbaik dari perjalanan ini adalah ketika berkendara balik ke California Selatan melewati Pacific Coast Highway, yang dikenal sebagai Highway One, yang menjadi terkenal karena dibuat tenar oleh novel-novel karangan John Steinbeck. Jalanan ini berkelok-kelok seperti memeluk bukit di sepanjang pesisir California. Itu adalah ciptaan Tuhan terindah yang pernah saya lihat.
Waktu terasa berhenti di atas bukit sana.
Rerumputan hijau permai menutupi pegunungan, seperti bayangan seseorang yang begitu tenang duduk di bawah selimut yang lembut. Air terjun yang tersembunyi di antara anak sungai dan batu-batu karang besar membuat saya terpana. Dan bermil-mil jalan berliku seperti tanpa ujung membuat saya merasa begitu kecil dan tidak berarti dibandingkan sang Pencipta.
Kemudian saya melihat Samudera Pasifik. Ombak yang begitu indah menghiasi lautan kaca. Sungguh tak terlukiskan oleh kata-kata. Aroma air laut dan tiupan angin di rambut saya, membuat saya termangu-mangu.
Melewati sepuluh jam lebih dalam perjalanan itu, ada satu kesan yang membekas dan mengiang dalam pikiran: kita tidak akan dapat menyangkal kasih-Nya yang besar dan kemahakuasaan-Nya setelah menyaksikan keindahan-Nya.
Tepat ketika kami mengira tidak ada lagi pemandangan yang lebih baik dari yang kami saksikan, alunan lagu rohani dari CD di mobil kami berganti ke lagu berikutnya:
Over the mountains and the sea
Your river runs with love for me
And I will open up my heart
And let the healer set me free
I’m happy to be in the truth
And I will daily lift my hands
For I will always sing
Of when Your love came down
I could sing of Your love forever
I could sing of Your love forever
(Martin Smith, Delirious)
Kami berdua tersenyum sambil dengan berdiam diri merenungkan lirik lagu itu dan bersyukur kepada Tuhan atas anugerah-Nya yang indah hari itu.
Saya yakin bahwa mengalami sendiri ciptaan Allah yang besar adalah pengalaman yang terbaik, dan bahwa dalam hati kita, Ia telah menempatkan kerinduan untuk semakin mengenal-Nya. Kalau Anda telah melihat keindahan besar seperti yang telah saya saksikan, Anda tidak punya alasan lagi untuk tidak memuji-Nya.
Setelah sampai di rumah, saya berlutut untuk berdoa dan mengucap syukur. Melalui keindahan alam, Allah membantu saya semakin dekat kepada-Nya.
Hal ini sama seperti ketika mengalami kepenuhan Roh Kudus. Untuk bisa menjelaskan perasaan saya ketika dipenuhi Roh Kudus, itu seperti betapa luar biasanya perjalanan itu bagi saya. Untuk benar-benar memahami pengalaman bersama Allah dan sukacita rohani, ini adalah sesuatu yang harus kita alami sendiri.
Memandang lebih jauh ke ujung lautan, kami dapat melihat pancaran matahari yang membelah awan dan menyinari bagian-bagian lautan seperti lampu sorot dari surga. Pemandangan yang sangat damai dan menggugah.
Dengan lembut mengingatkan saya akan keberadaan-Nya dan penegasan-Nya akan kasih-Nya kepada kita, saat kita mencari Dia dengan sepenuh hati. Semakin dalam kita melihat kepada keindahan-Nya, semakin kuat kerinduan kita untuk mengenal Kristus – semakin kita merasa harus banyak bertemu dengan-Nya dalam doa.
Sesungguhnya Tuhan telah menaruh kerinduan dalam hati kita untuk mencari Dia. Dengan melihat keindahan alam, kita akan mengecap perbuatan tangan-Nya dan terpesona oleh keindahan-Nya, di mana kita akan merasa waktu seakan-akan berhenti.
“Siapa yang menakar air laut dengan lekuk tangannya dan mengukur langit dengan jengkal, menyukat debu tanah dengan takaran, menimbang gunung-gunung dengan dacing, atau bukit-bukit dengan neraca?
Siapa yang dapat mengatur Roh TUHAN atau memberi petunjuk kepada-Nya sebagai penasihat?
Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya.” (Yes. 40:12, 13, 28).