6. Tuhan Menjadikan Segala Sesuatunya Baik
Download |
PDF File |
Edisi Lainnya |
Johanna Bloom
Sebagai manusia, kita lebih menyukai jawaban yang paling sederhana, walaupun pengalaman kita sehari-hari seringkali menunjukkan bahwa banyak perkara tidaklah sesederhana itu. Karena itulah sebagian orang cenderung menggunakan pendekatan yang rumit untuk menjelaskan fenomena yang sederhana.
Ketika disodori pertanyaan, “Apakah Allah itu benar-benar ada?” Jawabannya bisa sesederhana “Ya”, atau “Tidak.” Tetapi penjelasan yang bermuara pada kesimpulan ini menjadi berbelit-belit dan melelahkan.
Khususnya, apabila kita hanya mengandalkan ilmu pengetahuan untuk membuktikan atau menyanggah keberadaan Allah. yang hanya akan memetik lebih banyak pertanyaan ketimbang jawaban. Melalui ilmu pengetahuan, tidak terbantahkan bahwa hidup dan segala sesuatu yang kita lihat di alam, jauh lebih kompleks daripada yang dapat kita bayangkan.
Memahami kerumitan-kerumitan alam di dunia yang kita tinggali ini, senantiasa meyakinkan saya bahwa Allah sungguh ada, karena sidik jari-Nya ada di mana-mana.
Sidik jari Allah ada di balik kelopak bunga, tetesan air, bahkan pada molekul protein yang sangat kecil. Jika ada alasan di balik kita mempelajari dan menggeluti ilmu pengetahuan, sesungguhnya itu semua tidak lain untuk menyingkapkan hikmat Allah.
Jadi untuk beberapa menit ke depan, mari kita mengagumi dan belajar beberapa hal yang kita lihat dan alami setiap hari, yang mungkin belum pernah kita pikirkan secara mendalam sebelumnya.
SIDIK JARI ALLAH
Molekul yang Sempurna
Setetes air. Kita meminumnya dan mandi menggunakannya setiap hari, tetapi apa yang tidak bisa kita lihat secara kasat mata adalah sifat rumit yang membentuk molekul air.
Kita semua mengetahui struktur kimia air: H2O — dua atom hidrogen dan satu atom oksigen. Sederhana, dan seperti yang akan segera kita sadari, indah.
Semua unsur dalam tabel periodik memiliki elektronnya (partikel bermuatan negatif) sendiri. Oksigen adalah atom yang menyukai elektron, sehingga cenderung akan menarik elektron dari atom terdekat ke arah dirinya.
Oksigen dalam molekul air, selain memiliki elektronnya tersendiri, ia juga menarik elektron atom hidrogen ke arah dirinya. Hal ini menyebabkan molekul air menjadi sedikit negatif (-) di dekat atom oksigen dan sedikit positif (+) di dekat atom hidrogen. Pemisahan muatan yang berlawanan inilah yang membuat air menjadi molekul polar.
Ketika dua molekul air, misal tetes air A dan B, berada dekat satu sama lain, atom oksigen yang sedikit negatif (O-) dari satu molekul (A) akan menarik atom hidrogen yang sedikit positif (H+) dari molekul lain (B), karena gaya tarik-menarik yang berlawanan.
Daya tarik kecil molekul air terhadap satu sama lain menjelaskan fenomena kohesi, di mana air berperilaku seolah-olah dilapisi oleh selaput yang tidak terlihat. Kita dapat mengamati fenomena ini dalam gelas yang penuh air: air akan tampak sedikit mencuat di atas tepi gelas, tetapi tidak tumpah.
Apa gunanya pengamatan sepele seperti itu? Apa hubungannya dengan kehidupan di bumi? Ternyata, kohesi dan adhesi adalah mekanisme di mana tanaman menghidrasi (mengairi) diri mereka sendiri, dan seperti yang kita semua tahu, ekosistem dunia membutuhkan tanaman untuk menjadi pemasok dasar rantai makanan.
Tumbuhan tidak memiliki otot seperti vertebrata (makhluk bertulang belakang), jadi mereka tidak “memompa” air dari akar dengan cara yang sama seperti jantung memompa darah ke kepala kita, yang melawan gaya gravitasi. Mereka mengandalkan kohesi dari satu molekul air ke molekul air berikutnya untuk menarik air dari akar ke daun.
Jika molekul air tidak bersifat polar, mereka tidak akan bersifat kohesif, dan tanaman tidak akan mempunyai cara untuk mendapatkan air dari akar ke daun.
Sifat lain air yang seringkali diabaikan adalah kemampuannya untuk mempertahankan kisaran suhu yang cocok untuk kehidupan. Air berperan dalam menjaga suhu tubuh kita tepat di 98,6 derajat Fahrenheit (37 derajat Celcius).
Terakhir, air juga berada pada pH (tingkat keasaman) yang memungkinkan pH darah manusia berada tepat di 7,4. Untuk memberi Anda gambaran tentang seberapa sensitif tubuh manusia terhadap pH, jika darah berada pada pH 7,0 atau 7,8, manusia akan mati dalam beberapa menit (sumber: Campbell, p.50).
Jika air dalam tubuh kita sedikit saja lebih asam atau lebih basa, umat manusia akan dengan mudahnya musnah. Kalau kita masih hidup sampai hari ini, ini karena darah kita dapat mempertahankan pH konstan 7,4.
Masih banyak sifat lain dari air yang luar biasa dan penting bagi kehidupan. Setiap buku biologi, bahkan meskipun penulisnya tidak mengenal Tuhan, akan menyatakan tentang pentingnya air untuk menopang kehidupan di bumi. Dan buku geografi apa pun akan memberitahu Anda bahwa tujuh puluh persen bagian bumi ini ditutupi dengan nyaman oleh zat air yang menopang kehidupan ini.
Mengingat para astronom belum menemukan planet yang tertutupi air seperti Bumi, fenomena ini menurut saya jauh melampaui sebuah kebetulan belaka. Hal ini pasti terjadi karena kesengajaan.
Pertimbangkan Hemoglobin
Hemoglobin adalah sebuah protein dalam darah. Protein tidak dianggap sebagai organisme hidup, namun fungsinya sangat canggih dan cerdas. Hemoglobin mengambil oksigen dari paru-paru dan menjatuhkannya ke jaringan. Kemudian, ia mengambil karbondioksida dari jaringan dan melepaskannya ke paru-paru.
Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa, atau bagaimanakah hemoglobin “tahu” kapan ia harus mengambil oksigen dan kapan harus menjatuhkannya? Bayangkan jika hemoglobin itu “bodoh”, Anda bisa saja kehilangan kandungan oksigen dalam darah dalam perjalanannya ke jaringan, dan pada saat hemoglobin sampai ke jaringan, tidak ada oksigen yang tersisa untuk dijatuhkan. Atau, jika hemoglobin mengambil oksigen, tetapi tidak tahu kapan harus menjatuhkannya, maka kita akan memiliki sejumlah besar oksigen dalam darah kita, tetapi tidak ada yang memberi nutrisi pada jaringan kita.
Selain itu, pertimbangkan situasi hemoglobin pada wanita hamil. Bagaimana hemoglobin dapat memastikan bahwa oksigen sampai ke ibu dan bayi? Dalam keadaan ini, hemoglobin bayi memiliki sifat yang berbeda dengan hemoglobin ibu, sehingga bayi dipastikan mendapat oksigen yang cukup.
Lalu pertimbangkan kasus ketika Anda naik ke ketinggian yang lebih tinggi, di mana konsentrasi oksigen lebih rendah. Sistem kimia alami tubuh Anda akan menangani situasi seperti ini, dan hemoglobin, entitas yang tidak hidup, “tahu” kapan ia harus mengambil alih dan menyediakan oksigen yang dibutuhkan tubuh Anda.
Apakah Ini Semua Kebetulan?
Kemungkinan segala sesuatu terjadi dengan sempurna pada tempatnya, untuk menciptakan kondisi yang sempurna bagi kehidupan di bumi sangatlah kecil.
Kalaupun demikian, semua proses acak ini harus terjadi dalam urutan yang sangat khusus agar segala sesuatunya menjadi seperti sekarang ini. Itulah sebabnya banyak ilmuwan di seluruh dunia terlibat secara mendalam dalam penelitiannya. Mereka mencoba menjelaskan semua keacakan yang membentuk keteraturan yang kita lihat di bumi saat ini. Betapa rumitnya!
Namun, ada jawaban sederhana untuk semua kerumitan ini bagi mereka yang mau menerimanya, yaitu Tuhan, yang dengan sengaja membuat segala sesuatunya seperti yang ada sekarang.
Kita dapat melihat bahwa segala sesuatu yang menopang kehidupan dibuat dengan sangat hati-hati dan dieksekusi secara elegan, dari molekul air yang sederhana, hemoglobin pembawa oksigen dalam darah kita, hingga interaksi kompleks berbagai organ dalam tubuh kita.
PESAN DARI ALAM
“Tetapi bertanyalah kepada binatang, maka engkau akan diberinya pengajaran, kepada burung di udara, maka engkau akan diberinya keterangan. Atau bertuturlah kepada bumi, maka engkau akan diberinya pengajaran, bahkan ikan di laut akan bercerita kepadamu. Siapa di antara semuanya itu yang tidak tahu, bahwa tangan Allah yang melakukan itu; bahwa di dalam tangan-Nya terletak nyawa segala yang hidup dan nafas setiap manusia?” (Ayub 12:7-10)
Melalui semua yang Tuhan ciptakan, saya diingatkan dan diyakinkan bahwa Tuhanlah yang menciptakan semuanya ini, dan Ia juga yang mengatur hidup saya.
Jika Dia telah melakukan begitu banyak upaya dalam membentuk bumi ini, apa lagi yang perlu saya kuatirkan? Pepatah mengatakan dari hal-hal kecil yang dilakukan, menunjukkan seperti apakah orang tersebut.
Seperti itulah, dari alam kita dapat melihat sifat ilahi Allah, bahwa Dia senantiasa menunjukkan kasih-Nya kepada kita, bahkan dalam perkara kecil sekalipun.
Dia telah menghitung jumlah rambut di kepala kita, merancang setiap tetesan air dan setiap molekul protein; Dia memberi makan burung-burung, menumbuhkan bunga bakung, dan Dia yang mendandani rumput di ladang (Mat. 6:26-30).
Sama seperti keindahan alam yang menyatakan keagungan, kemahakuasaan, dan kemuliaan Tuhan, betapa kita harus bersyukur kepada Tuhan dan kagum akan Dia.
Maka, ketika mereka yang belum mengenal Tuhan datang dan bertanya kepada kita, maka kita pun mau menjawab dengan cara yang sama seperti jawaban dari binatang, burung, bumi, ikan, dan laut, yaitu bahwa tangan Tuhanlah yang telah melakukan semuanya ini.
MARILAH KITA MEMUJI DIA
Meskipun penemuan ilmiah dan penelitian tentang alam bukanlah dasar utama kepercayaan saya kepada Tuhan, namun hal itu telah menambah dimensi, yang memperkaya iman saya kepada-Nya.
Ilmu pengetahuan telah memberi saya lebih banyak alasan untuk bersukacita atas kehidupan, dan nafas yang diberikan oleh Tuhan kepada saya. Dan itu membuat saya menyadari, meskipun saya seorang ilmuwan, saya semakin banyak menemukan karya agung Tuhan. Walaupun demikian, ilmu pengetahuan tidak dapat menggantikan pengalaman rohani melalui firman-Nya, melalui Alkitab dan doa, serta jamahan Tuhan dalam Roh Kudus-Nya.
Mempelajari ilmu pengetahuan memberi saya rasa kepastian, mengetahui bahwa Bapa saya di surga, yang dengan penuh perhatian memperhitungkan setiap iota yang mendukung kehidupan di bumi, yang juga telah menciptakan saya dengan kelembutan dan perhatian yang sama.
Kita tidak dapat mengandalkan hal-hal jasmani untuk mempertahankan iman kita kepada Tuhan. Iman adalah bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr. 11:1), dan keajaiban ciptaan-Nya adalah pengingat setiap hari bahwa Tuhan akan selalu ada dalam jangkauan.
“Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.” (Mzm. 139:14)
Setiap kali saya merasa putus asa atau bertanya-tanya di manakah Tuhan dalam hidup saya, saya dapat berjalan-jalan di tepi dermaga, dan mengingat pekerjaan tangan-Nya yang menakjubkan, dan saya terhibur bahwa Tuhan yang menjadikan segala sesuatunya baik, juga akan berlaku demikian bagi saya.
Bapa surgawi begitu mengasihi kita dan telah membuat segala sesuatunya bekerja bersama-sama dengan sempurna, sehingga kita dapat hidup seperti sekarang ini. Lihatlah apa yang dapat kita lihat di sekitar kita dalam dunia biologi dan janganlah mengabaikan kasih-Nya kepada kita.
Sebaliknya, marilah kita mengakui bahwa itu semua adalah anugerah dari Tuhan, dan marilah kita memuji atas hikmat-Nya.
“Mengingat para astronom belum menemukan planet yang tertutupi air seperti Bumi, fenomena ini menurut saya jauh melampaui sebuah kebetulan belaka.
Hal ini pasti terjadi karena kesengajaan.”
Hal ini pasti terjadi karena kesengajaan.”