Download |
PDF File |
Edisi Lainnya |
Jachin—Singapura
Melawan Arus
Artikel ini didasarkan pada sebuah seminar konseling, yang ditujukan bagi remaja (umur 14-18 tahun) yang mengikuti Kursus Teologi Singkat (STTC) di Singapura.
PENDAHULUAN – PERKARA PRINSIP
Pada masa-masa remaja, teman memiliki peranan yang sangat penting, dan nilai hidup mereka dapat mempengaruhi kita. Tidak ada orang yang ingin diasingkan dari kelompok pertemanan. Akibatnya, kita dapat dengan mudah meninggalkan kebiasaan baik kita ketika mengalami tekanan, demi mengikuti gaya hidup dan perbuatan teman-teman kita agar tidak diasingkan. Walaupun mengalah pada tekanan dari teman sebaya tidak selalu membahayakan, tetapi dalam hal-hal tertentu, kita harus dapat mempertahankan prinsip kita, bahkan berjalan melawan norma-norma pertemanan kita.
Pada masa-masa remaja, saya mempunyai seorang teman yang terus-menerus mengganggu dengan pertanyaan: “Mengapa kamu tidak bisa sekali saja tidak pergi ke gereja?” Saya berpikir sangat keras untuk menjawabnya. Saya tidak dapat menggunakan Alkitab karena dia bahkan tidak percaya pada Alkitab. Tetapi akhirnya dia berhenti mengganggu ketika saya berkata kepadanya bahwa ini adalah prinsip. Suatu hari, saya bertanya kepadanya mengapa dia tidak lagi bertanya. Dia menjawab, “Karena itu adalah prinsipmu. Prinsip harus dipegang.”
PELAJARAN DARI NUH
Contoh nyata dalam Alkitab tentang orang yang melawan arus dan berpegang teguh pada prinsipnya adalah Nuh. Pada masa itu, “… anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.” (Kej. 6:2). Anak-anak Allah telah meninggalkan prinsip menikah di dalam Tuhan; dan mereka memilih istri menurut tolok ukur mereka sendiri, tanpa mempedulikan iman mereka. Bayangkan hidup di dalam dunia, di mana semua teman Anda, baik di dalam keluarga maupun di dalam gereja, semuanya menikah dengan orang-orang yang tidak percaya. Apakah Anda masih bisa memegang prinsip Anda? Kemungkinan besar, kita akan menyesuaikan diri dengan keyakinan yang lebih populer dan menganggap bahwa menikah dengan orang yang berbeda keyakinan adalah hal yang lumrah. Namun tidak seperti seperti teman-temannya, Nuh berpegang teguh pada prinsipnya. Ini berarti ia menikah dengan anak perempuan Allah. Ini sebabnya Alkitab menyebutnya sebagai orang yang mendapat kasih karunia di mata TUHAN (Kej. 6:8-9).
“Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera.” (Mat. 24:38)
Ayat ini mungkin membuat kita bingung – apa salahnya makan, minum, kawin dan mengawinkan? Lagi pula, Nuh dan anak-anaknya juga makan, minum, dan menikah. Tidak ada yang salah dengan perkara-perkara ini. Tetapi, yang salah adalah orang-orang dunia melakukan semua ini dengan melanggar dan mengesampingkan Tuhan; Tuhan tidak lagi dianggap penting. Ketika Tuhan tidak lagi menjadi pusat hidup kita, apapun yang kita lakukan dapat mengakibatkan dosa, bahkan perkara yang tampaknya biasa seperti makan, minum, dan menikah. Ketika kita tidak lagi melihat Tuhan dalam hidup kita, perbuatan kita setiap hari dapat menjadi gangguan yang melemahkan iman kita.
Nuh adalah kepala keluarga. Seandainya ia memutuskan untuk menjadi sama seperti orang-orang di sekitarnya, keluarganya pun dapat menjadi sama seperti orang-orang di sekitarnya juga. Tetapi Nuh berbeda. Tekadnya yang kuat untuk tetap berjalan bersama dengan Allah menyelamatkan seluruh keluarganya. Perbuatan kita mempengaruhi orang-orang di sekitar kita; maka kita juga mau mengikuti jalan yang dipilih Nuh.
PILIHAN HIDUP KITA
Sebagai anak-anak dan remaja, keputusan dan perbuatan kita seringkali dikendalikan oleh rasa takut akan teguran dari orang tua. Tetapi apa yang terjadi ketika kita tidak lagi takut pada teguran orang tua kita? Akankah perbuatan kita perlahan-lahan menjadi sama seperti orang-orang di sekitar kita? Pikirkanlah contoh-contoh di bawah ini:
- Jika teman-temanmu mengajak untuk melewatkan hari Sabat untuk pergi bersama mereka, apa yang akan kamu lakukan?
- Jika teman-teman sekelasmu berbuat curang dalam ujian, apa yang akan kamu lakukan?
- Jika atasanmu meminta bantuan dalam perencanaan perayaan Natal di perusahaan, apa yang akan kamu lakukan? (Jika kamu tidak memiliki prinsip, dia akan mengulangi permintaannya setiap tahun.)
- Jika atasanmu meminta kesediaanmu untuk bekerja pada hari Sabat, apa yang akan kamu lakukan? (Jika kamu tidak bersedia, dia mungkin tidak akan menaikkan jabatanmu.)
- Jika tidak ada calon pasangan hidup yang “cocok” denganmu di gereja, apa yang akan kamu lakukan?
Hidup adalah bagaimana kita mengambil keputusan-keputusan yang sulit. Apabila teman-teman kita berhasil membujuk kita mengambil keputusan yang berlawanan dengan iman kita, dengan dalih “sekali ini saja”, maka dasar iman kita akan melemah. Setelah pertama kali berkompromi, kemungkinan kita akan berkompromi yang kedua kali, ketiga, keempat, dan berkali-kali. Berpegang teguh pada prinsip menuntut harga yang tidak murah. Nuh mungkin kehilangan banyak teman. Semua orang makan dan minum, tetapi hanya Nuh seorang diri yang memilih untuk menyembah Allah. Hanya Nuh yang memutuskan untuk berjalan bersama-sama Allah di sepanjang hidupnya.
Selain teman-teman sebaya, “waktu” merupakan bentuk tekanan lain yang menguji tekad kita untuk memegang teguh prinsip-prinsip Allah. Misalnya, kita mungkin sanggup berpegang pada prinsip untuk menikah di dalam Tuhan ketika kita masih terbilang muda. Namun apabila calon-calon pasangan di dalam gereja telah memutuskan bahwa mereka merasa tidak cocok dengan Anda, lalu kemudian muncul seseorang yang tampaknya memenuhi kriteria yang Anda idam-idamkan, tetapi di luar gereja, dan ia bahkan mengejar-ngejar Anda, apa yang akan Anda lakukan? Sebagian orang mungkin memilih untuk meninggalkan semua prinsip-prinsip Alkitab karena harga kesendirian hidup yang harus ia bayar seumur hidupnya terasa terlalu mahal. Namun semuanya ini sesungguhnya adalah masalah sudut pandang. Apabila kita berjalan di jalan Tuhan, kita berjalan bersama-sama dengan Dia. Jadi sesungguhnya, kita tidak pernah sendirian.
“Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata Tuhan… Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya. Nuh hidup bergaul dengan Allah.” (Kej. 6:8-9).
Nuh mendapat kasih karunia di mata Tuhan karena dia teguh berdiri melawan arus ketidaksalehan dunia semasa hidupnya. Arus-arus seperti apakah yang menjadi ciri dunia modern yang kita diami sekarang?
- PORNOGRAFI
Di abad ke-21, pornografi menjadi hal yang semakin lumrah dalam dunia modern. Produksi dan distribusi film-film pornografi telah menjadi legal di banyak negara dan mudah sekali diakses melalui Internet. Daya tarik pornografi sebagian karena sifatnya yang terlarang. Buah pohon pengetahuan baik dan jahat mungkin tidak semanis dibandingkan pohon-pohon lain, tetapi Hawa tertarik padanya – buah itu menarik di mata – karena ia tidak boleh memakannya. Begitu juga, banyak orang tertarik pada pornografi bukan semata-mata karena isinya, tetapi karena rasa nikmat dari sifatnya yang terlarang.
Menurut Alkitab, mengakses pornografi, dalam bentuk apapun, adalah dosa. Seks adalah hal yang baik dan hanya boleh dinikmati dalam lingkup pernikahan. Kegiatan seksual apapun di luar pernikahan adalah dosa. Walaupun orang-orang yang melihat pornografi mengaku hanya menjadi penonton pasif, Alkitab mengajarkan bahwa apabila kita melihat perempuan dengan hawa nafsu dan mengkhayalkan perbuatan cabul dengannya, kita telah berzinah di dalam hati kita. Hawa nafsu Hawa dibangkitkan ketika ia melihat buah yang terlarang itu, dan akhirnya ia jatuh ke dalam pencobaan. Kita harus berdiri teguh melawan daya tarik dosa yang ditawarkan pornografi.
Gambar atau iklan berbau pornografi mungkin dapat tiba-tiba muncul tanpa disengaja di layar komputer atau telepon genggam. Ketika kita melihatnya tanpa disengaja, ini bukanlah dosa. Tetapi, jika kita dengan sengaja mengambil keputusan untuk tetap melihatnya, maka ini menjadi sebuah dosa.
Jangan meremehkan dosa ini dan berdalih “toh semua orang melakukannya”. Walaupun kita melakukannya karena iseng dan merasa tidak ada dampak negatif, bukan berarti kita dapat terus menerus melakukannya tanpa mempengaruhi rohani kita. Pahamilah keseriusan pencobaan ini – pornografi adalah jerat yang dapat digunakan Iblis untuk menyeret Anda ke sisinya.
Mengakui ketagihan kita pada pornografi
Ketagihan berarti kita tidak dapat membebaskan diri dari sesuatu. Apabila kita mendapati diri kita mengakses pornografi dalam rentang hari, minggu, atau bulan, kita sudah ketagihan. Apabila kita tidak merasa ketagihan, mungkin karena kita tidak merasa pornografi bersifat amoral, atau kita menganggapnya hanya sebagai “kebiasaan” yang nakal tetapi tidak berbahaya, atau hanyalah dosa yang remeh. Semua sikap-sikap ini berbahaya, karena akan memperpanjang ketagihan kita.
Orang-orang yang ketagihan seringkali terperangkap dalam lingkaran rasa bersalah dan ketidakberdayaan. Misalnya, kita merasa bersalah menikmati kebiasaan pornografi. Lalu kita berhenti. Namun kita merindukan “debar-debar” yang kita rasakan, jadi kita kembali melanjutkannya. Lalu kita kembali merasa bersalah. Kita merasa putus asa, tetapi kita tidak dapat berhenti berbuat dosa – di sinilah jerat Iblis yang mengikat kita.
Di padang gurun, Allah menyediakan makanan bagi bangsa Israel melalui manna. Allah tidak memberikan mereka daging, karena Ia sedang melatih mereka. Tetapi bangsa Israel merindukan daging dengan sangat bernafsu. Bukannya berusaha menghadapi dan mengalahkan keinginan daging ini, serta mensyukuri manna yang Allah berikan, mereka mengalah pada hawa nafsu, dan berseru-seru minta daging (Bil. 11:4-35). Akibatnya, mereka binasa karena murka Allah (Bil. 11:33). Karena itu, apabila kita mempunyai keinginan kuat untuk melihat konten pornografi (atau apa pun yang mengakibatkan dosa), kita harus membiarkan diri kita kelaparan! Mengalah pada hawa nafsu yang kuat akan menyebabkan kematian rohani kita. Teman-teman kita mungkin menikmati konten-konten pornografi, dan bahkan menyebarkannya juga. Tetapi kita harus mengingat Nuh, yang berdiri melawan arus dan menolak praktik-praktik duniawi ini.
Kata “pornografi” berasal dari bahasa Yunani pornia. Ini adalah kata yang digunakan dalam Alkitab untuk menyebutkan perbuatan zinah. Menonton pornografi tidak berarti kita melakukan perbuatan zinah. Tetapi Yesus berkata kepada kita bahwa segala sesuatu berawal dari hati (Mat. 5:28). Apabila kita tidak menjaga hati kita, melihat pornografi dapat membuat kita jatuh ke dalam dosa, dan bahkan berzinah. Semua orang yang mengikuti keinginan daging – percabulan, kecemaran, hawa nafsu, dan sebagainya, mereka tidak dapat masuk surga (Gal. 5:19-21). Karena itu, kita harus menjaga kekudusan pernikahan. Perbuatan seksual di luar pernikahan tidaklah diperbolehkan. Memandang ketelanjangan orang lain (yang bukan pasangan Anda) adalah hal yang menjijikkan di mata Allah (Hab. 2:15).
Jangan kebal terhadap dosa!
Beberapa jemaat – walaupun telah berkali-kali dinasihati – tetap berpikir bahwa tidak ada yang salah dengan melihat pornografi. Sifat keras kepala yang tidak mengindahkan firman Tuhan ini adalah contoh berbuat dosa yang disengaja. Dan, apabila kita dengan sengaja berbuat dosa, tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu (Ibr. 10:26)!
“Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya.” (Ibr. 4:2)
Si iblis berjalan keliling dan terus mencari kesempatan untuk menelan anak-anak Tuhan (1Ptr. 5:8). Si ular menyemburkan air, sebesar sungai dari mulutnya, untuk menghanyutkan dan menenggelamkan jemaat (Why. 12:15). Maka kita harus selalu waspada dan berjaga-jaga; untuk dapat mengalahkan dosa pornografi ini dan memegang teguh prinsip-prinsip-Nya, sehingga kita dapat mengatasi ujian ketaatan dari Allah.
Bertekad Untuk Berhenti
Ketagihan pornografi harus dihentikan. Tidak ada istilah “berusaha sebaik mungkin.” Sama seperti orang yang berusaha berhenti merokok atau narkoba, kita juga harus berusaha keras dengan segera memutuskan lingkaran ini, dan bertekad untuk berhenti sejak hari ini. Tidak ada orang yang dapat melayani dua tuan. Kita tidak dapat masuk ke dalam kerajaan surga jika kita terus mengakses pornografi. Jika kita merasa tidak memiliki kekuatan, ada beberapa prinsip dari ayat-ayat di bawah ini yang dapat kita terapkan dalam kehidupan kita.
“Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.” (2Tim. 2:22)
- Jauhi nafsu orang muda: Lari
Jangan menempatkan diri kita dalam keadaan di mana kita rentan. Namun demikian, walaupun kita telah menjaga jarak dengan sumber dosa, apabila kita tidak mengisi kekosongan yang ada pada diri kita, kita akan dengan mudah kembali lagi kepada dosa. Jadi langkah berikutnya juga sama pentingnya.
- Mengejar kekudusan, iman, kasih, dan damai sejahtera: Lari kepada Allah
Penuhi diri dan waktu Anda dengan hal yang positif. Kita tidak akan merasa nyaman menonton pornografi setelah kita berdoa setengah jam atau membaca Alkitab. Kemalasan kita untuk senantiasa membangun rohani akan membahayakan dan menghancurkan rohani kita. Kita harus terus menjauhi dosa dan berlari kepada Allah. Kita harus mengisi hidup kita dengan pengejaran-pengejaran yang sehat dan saleh. Hanya Allah yang dapat mengisi kekosongan dalam diri kita.
- Bagi orang-orang yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni: Berlarilah bersama orang-orang kudus
Kita mungkin telah berusaha keras dan telah menghimpun tekad yang kuat, tetapi apabila kita sendirian, kemungkinan besar kita akan gagal. Teman rohani dapat membantu saling mengingatkan dan menjaga agar kita tidak kembali lagi kepada dosa.
Mengambil langkah pertahanan yang drastis
Untuk mereka yang sedang dalam proses terjatuh dalam dosa ini, kita harus segera mengambil langkah-langkah keras untuk melindungi diri kita. Misalnya, apabila Anda melihat pornografi dari telepon genggam, aturlah agar situs-situs tersebut tidak bisa diakses. Apabila Anda melihatnya dari laptop, jangan menggunakan laptop di dalam kamar melainkan di tempat-tempat umum.
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.” (Mat. 5:28-30)
Alkitab berkata bahwa lebih baik masuk ke dalam Surga tanpa tangan kita ketimbang kehilangan seluruh jiwa kita. Apabila kita tidak rela melepaskannya, kita tidak akan dapat bertahan melawan arus hawa nafsu. Kita tidak dapat menghentikannya tanpa fokus. Kebiasaan pornografi ini akan jauh lebih mudah diatasi apabila kita mempunyai seseorang yang kita percaya untuk mengawasi kita. Apabila kita merasa tidak nyaman mengungkapkan dosa ini kepada pendeta atau orang tua, carilah teman seiman yang dapat membantu mengawasi kita (dan mungkin juga saling mengawasi). Dengan adanya tanggung jawab ini, kita dipaksa untuk menjaga segala tindakan dan perbuatan kita.
- KEKUDUSAN SEKSUAL
Di dunia saat ini, hubungan seksual telah menjadi bagian yang lumrah dalam berpacaran. Tidur dengan orang yang Anda taksir, berganti-ganti pasangan, dan lain sebagainya, dianggap tidak masalah selama kedua belah pihak menyetujuinya. Tetapi, semua praktik ini bukanlah cara hidup Kristiani yang sejati. Hubungan seksual dalam bentuk apapun di luar pernikahan adalah dosa melawan Allah. Para pemuda harus berdiri melawan arus ini dan menjaga kekudusan mereka sampai mereka menikah di dalam Tuhan.
Iblis mengaum-aum seperti singa yang dengan sabar menunggu mangsanya. Dalam kesempatan sekecil apapun, ketika kita menunjukkan kecenderungan untuk tunduk pada hawa nafsu dan keinginan daging, ia akan segera menerkam. Iblis sangat pandai mencari kesempatan. Jadi, kita harus sangat berhati-hati. Jangan bersikap terlalu percaya diri dengan kemampuan kita menghadapi pencobaan. Jangan mengira hanya orang-orang lain yang jatuh dalam dosa-dosa seksual.
Pacaran Remaja
Dosa di masa Nuh adalah karena mereka menikahi siapa saja yang mereka sukai. Dan Allah menghancurkan mereka karena dosa ini! Walaupun hal ini tampak berlebihan di mata dunia yang liberal, Allah melihat lebih jauh dari manusia. Ia mengetahui ancaman anak-anak perempuan manusia bagi anak-anak Allah. Apabila Anda berpacaran dengan seseorang di luar gereja, tinggalkan mereka secepatnya. Mereka belum tentu memiliki nilai-nilai moral yang kita anut. Karena mereka tidak dipandu ataupun dibatasi oleh firman Allah, mereka akan melakukan apa saja yang benar di mata mereka sendiri. Begitu perasaan Anda terikat dengan mereka, kemungkinan besar Anda akan mengompromikan prinsip Kristiani dalam hal kekudusan seksual. Apalagi, hubungan cinta anak-anak remaja cenderung intens dan berumur pendek. Jadi anak-anak remaja yang menjalin hubungan asmara dengan lawan jenis yang tidak seiman harus segera memutuskannya, agar mereka tidak jatuh dalam keadaan yang akan mereka sesali seumur hidup mereka.
Berpacaran dengan sesama jemaat selagi kita masih remaja juga bukanlah hal yang patut dilakukan. Apabila kita melakukannya, kita menjadi rentan dengan pencobaan yang juga dihadapi oleh hubungan pacaran dengan orang yang tidak seiman. Jadi apabila kita belum siap menikah, jauhi hubungan berpacaran yang membuka peluang-peluang untuk jatuh ke dalam dosa.
Aktivitas Seksual
Remaja di gereja seringkali bertanya apakah definisi “seks”. Mungkin pertanyaan yang sesungguhnya adalah “seberapa jauh” yang boleh mereka lakukan. Alkitab tidak menyebutkan apakah seks itu, selain saat “seorang laki-laki tidur dengan seorang perempuan”. Gereja berpendirian bahwa seks secara oral dan masturbasi dianggap juga sebagai hubungan seks. Apabila Anda melakukan hal ini, maka Anda tidak punya pilihan selain menikahi pasangan yang terlibat. Di sinilah bahaya menanti. Apabila pasangan Anda tidak ingin menikahi Anda, maka Anda harus tetap melajang dan tidak melakukan seks selama orang itu masih hidup. Apabila ia mau menikahi Anda tetapi Anda yang tidak mau, maka Anda yang bersikap tidak bertanggung jawab. Dan lebih parah lagi, apabila Anda menikahi orang lain, Anda melakukan perzinahan, yang merupakan dosa yang membawa maut.
“Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.” (1Kor. 6:18)
“Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.” (1Kor. 3:17)
Rasul Paulus memberitahukan betapa seriusnya pandangan Allah tentang dosa terhadap tubuh kita, karena tubuh kita adalah bait-Nya. Oleh karena itu, kita harus menghormati-Nya dengan memegang prinsip-Nya.
“Dapatkah orang membawa api dalam gelumbung baju dengan tidak terbakar pakaiannya?” (Ams. 6:27)
Generasi muda suka menguji batas kemampuan mereka. Sama halnya, remaja suka menjelajahi batas-batas mereka; mereka ingin melihat apakah mereka dapat berlari di tepi-tepi jurang, membungkukkan badan melihat ke bawah, dan berusaha agar tidak jatuh ke dalam jurang! Namun kenyataannya, mereka yang seringkali menantang diri ke tepi jurang akhirnya terjatuh. Mereka yang seringkali bermain dengan api akhirnya terbakar. Contoh perilaku yang penuh risiko ini adalah kontak tubuh. Walaupun pasangan yang terlibat mengaku mengetahui batas di mana mereka harus berhenti, akan ada waktunya mereka terdorong ke dalam hubungan seks secara oral atau penetrasi. Karena itu, janganlah terpengaruh dengan dalih-dalih bahwa “semua orang melakukannya”. Jangan biarkan diri Anda ditekan secara emosional untuk menjalin keintiman jasmani, dan janganlah takut putus cinta. Hubungan pacaran di masa remaja jarang sekali menjurus pada pernikahan, apalagi pernikahan yang langgeng.
Teman Dekat
Kita juga harus berhati-hati apabila kita mempunyai teman baik dari lawan jenis. Walaupun tidak salah berteman dengan lawan jenis, tetapi waspadalah dengan perasaan cinta yang bertepuk sebelah tangan. Perhatian seseorang dapat disalahartikan oleh pihak lain. Prinsip yang harus kita pegang adalah untuk tidak menjadi batu sandungan bagi saudara-saudari kita (Ref. Luk. 17:2). Selalu pertimbangkan konsekuensi perbuatan Anda. Misalnya, apabila seseorang dari lawan jenis terus mengirim pesan kepada Anda, jangan membalas setiap pesannya.
Kontak minimal, pengendalian diri maksimal
Ini adalah prinsip yang harus selalu kita pegang. Jagalah kontak seminimal mungkin karena kita tidak mau mengalah pada keinginan daging atau memberikan kesempatan kepada Iblis. Kita harus melatih pengendalian diri semaksimal mungkin, karena kita telah melihat bagaimana hamba Tuhan pun dapat jatuh dalam dosa perzinahan.
Alkitab menyebutkan Daud sebagai seorang yang berkenan di hati Allah. Ia tidak haus hawa nafsu. Tetapi dalam kecerobohannya, ia jatuh ke dalam keinginan daging dan melakukan dosa besar perzinahan. Ini mengingatkan kita bahwa tidak ada manusia yang kebal terhadap dosa ini. Jangan berpikir terlalu tinggi tentang dirimu sendiri (Rm. 12:3). Jangan meremehkan kelemahan Anda. Dan jangan memegahkan kekuatan Anda.
KESIMPULAN – MENANTIKAN TUHAN
Teman-teman Anda mungkin berpacaran dan menikmati masa-masa romantis remaja mereka. Tetapi sebagai anak-anak Allah, kita harus berdiri teguh melawan arus. Jangan kuatir apabila saudara atau saudari yang kamu sukai menjadi milik orang lain, atau apabila Anda tertinggal. Jika Allah menghendaki kita untuk menikah, Ia telah menyiapkan pasangan untuk kita. Tidak perlu terburu-buru mengambil keputusan untuk berpacaran, yang dapat menyebabkan kita kehilangan kehidupan rohani.
Selain itu, jika Anda sudah siap untuk memulai hubungan yang serius menuju jenjang pernikahan, ingatlah selalu bahwa kasih yang sejati akan bersedia menunggu. Tidak ada orang yang menghormati Allah dan mengasihi Anda akan memaksa Anda untuk melakukan perbuatan seksual yang dilarang oleh Alkitab. Allah memandang penting kekudusan Anda. Apabila kekudusan Anda penting bagi Anda, sama seperti bagi Allah, Anda akan menemukan jalan untuk berdiri teguh melawan arus.
More