Dari Keras Kepala Memperoleh Keselamatan
Download |
PDF File |
Edisi Lainnya |
Huang Qiongzhen-Gereja Yesus Sejati Changhua
Haleluya, dalam nama Tuhan Yesus saya bersaksi:
Nama saya Huang Qiongzhen, jemaat Gereja Yesus Sejati Changhua. Terima kasih kepada Tuhan Yesus, atas kasih-Nya yang luar biasa memberikan saya kesempatan untuk bisa bersaksi kepada saudara-saudari sekalian. Alkitab berkata: Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. (Yohanes 15:16). Jika bukan Tuhan yang memilih, bagaimana mungkin orang yang keras kepala seperti saya bisa menerima Injil dan kemudian dibaptis dan diselamatkan?
Mengapa saya menyebut diri sendiri orang yang keras kepala? Ketika masih muda, saya tergila-gila dengan sastra, membaca banyak teks kuno, dan menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari catatan sejarah, buku ramalan nasib serta buku-buku lainnya. Demi penelitian yang lebih mendalam, saya pun mempelajari Kitab Perubahan, saya juga belajar meramal lewat horoskop untuk bisa mengetahui mengenai nasib manusia. Saya menganggap diri saya memiliki keterampilan yang mendalam. Sehingga ketika kerabat ataupun teman saya menghadapi masalah, mereka akan datang kepada saya untuk diramal.
Pernah suatu kali, seorang teman yang hendak menikah datang bertanya kepada saya. Setelah saya membaca horoskopnya, saya mengatakan kepadanya dengan tegas bahwa lebih baik menunggu setengah tahun, baru membicarakan pernikahannya. Sayang sekali dia tidak bisa menahan tekanan dari pihak laki-laki, dan segera menikah. Tidak sampai setengah tahun, suaminya meninggal dan dia menjadi janda. Di lain waktu, ada seorang teman ingin diramal mengenai pernikahannya. Saya menghitung dari ramalan bintangnya bahwa salah satu saudara laki-lakinya telah mengalami kecelakaan besar pada tahun sebelumnya. Dia memberi tahu bahwa saudara lelakinya secara tidak sengaja jatuh ke dalam air dan tenggelam tahun itu. Peramalan yang akurat membuat saya sombong, berpikir bahwa saya dapat melihat rahasia surga dan mengetahui nasib manusia. Tetapi saya tidak tahu bahwa semua ini adalah tipuan iblis.
Saya bangga dapat membantu orang memecahkan masalah mereka. Dari horoskopnya, saya dapat mengetahui kemalangan dan keberuntungan, dan mendiskusikan hidup dan mati! Alkitab berkata: Undi dibuang di pangkuan, tetapi setiap keputusannya berasal dari pada TUHAN. (Amsal 16:33). Sekarang melihat ke belakang kehidupan saya saat itu. sungguh sangat bodoh. Ketika saya membantu orang meramal, saya tidak pernah melihat diri saya sendiri selangkah demi selangkah terjatuh ke dalam perangkap si jahat.
Pada malam hari tanggal 17 September 2014, saya dan istri sedang dalam perjalanan pulang dari Taichung. Saat mobil melaju di tengah jalur cepat, tiba-tiba saya merasa tangan saya tidak bisa dikontrol. Tanpa sadar, saya terus-menerus menekan tombol naik-turun jendela mobil sampai membuat istri saya sangat marah. Dengan susah payah akhirnya saya mengendarai mobil sampai di depan rumah Changhua. Ternyata saya tidak bisa memarkir mobil dengan benar, jadi mobil itu diparkir di tempat parkiran di seberangnya. Pada saat itu, saya tidak merasakan ketidaknyamanan tertentu di tubuh saya. Saya hanya merasakan sedikit lelah dan saya pergi tidur. Keesokan harinya istri saya bersikeras menyuruh saya ke dokter, jadi kami mendaftar ke dokter syaraf. Terima kasih kepada Tuhan, dokter yang kami kunjungi dengan teliti memeriksa dan menyatakan bahwa itu adalah emboli serebrovaskular, yaitu stroke. Hari itu saya dirawat di rumah sakit.
Selama masa rawat inap, putra saya datang ke bangsal untuk menjenguk saya. Saya bahkan tidak bisa menyebutkan namanya. Saudara perempuan dan ipar istri saya juga datang menemui saya, tetapi saya tidak mengenalnya. Istri saya mengambil koran dan menyuruh saya untuk membaca tiga karakter “Berita Harian Gabungan”. Saya tidak bisa membaca sepatah kata pun. Ini seperti database di kepala dan jalur aksesnya terputus. Ada informasi tetapi tidak dapat dipanggil.
dan berdoa mohon Roh Kudus.”
Dokter mengatakan agar kami tidak perlu terlalu kuatir. Asal perlahan-lahan menjalani rehabilitasi, jalur sirkuit otak masih bisa kembali berfungsi normal. Jadi setelah saya keluar dari rumah sakit, saya sangat rajin berolahraga jalan kaki perlahan-lahan. Istri saya setiap hari setelah pulang kerja juga menemani saya berolahraga di lapangan olahraga sekolah dasar di dekat rumah. Stroke sangatlah berbahaya, jika tidak segera diobati, bisa saja terjadi gejala kehilangan kemampuan berbahasa, mati rasa separuh badan, dan efek samping lainnya. Terima kasih atas perlindungan Tuhan, gejala-gejala tersebut tidak terjadi pada saya.
Istri saya sebelum menikah adalah jemaat Gereja Yesus Sejati, tetapi setelah menikah, dia meninggalkan gereja. Sampai pada tahun 2017 dia merasakan kehampaan hidup karena beberapa teman seusianya yang dia kenal meninggal satu demi satu. Barulah dia berpikir kembali ke gereja untuk menemukan penyelamat hidupnya. Setelah dia mulai kembali berkebaktian di gereja, dia sangat bersemangat untuk mengabarkan Injil kepada saya. Tetapi saat itu, saya yang keras hati tidak dapat mendengarkan apapun, dan hanya setuju untuk mengantarnya ke gereja.
Sampai pada acara ramah tamah penginjilan KKR musim gugur bulan Oktober 2018, dia memberikan ultimatum, dan saya dengan enggan memasuki aula gereja. Saya pun mulai berkebaktian sebagai simpatisan, saudara-saudari di gereja sangatlah ramah. Setiap kali selesai kebaktian, saudara-saudari ini menghampiri saya dengan hangat untuk menanyakan kabar saya, menanyakan apakah saya ada masalah dalam mendengar khotbah kebenaran, dan apakah saya perlu bantuan dalam kehidupan sehari-hari, dan lain sebagainya. Semuanya ini membuat saya merasa: kehidupan gereja sangatlah berbeda dari hari-hari yang biasa saya jalani di dalam dunia. Lalu, melihat saudara-saudari di gereja semua memiliki Roh Kudus ketika mereka berdoa, saya juga merindukan berdoa dalam Roh Kudus. Saya berkata pada istri saya, saya juga mau memohon Roh Kudus. Kemudian setiap malam setelah istri saya pulang kerja, kami membaca Alkitab dengan sangat rajin dan berdoa mohon Roh Kudus.
Pada kebaktian malam tanggal 27 Maret 2019, ketika berdoa, saya merasa doa saya tidak lagi jelas mengucapkan “Haleluya Puji Tuhan Yesus”, tetapi lidah saya dengan sendirinya membuat suara yang belum pernah saya dengar sebelumnya. Saya tidak tahu apakah ini adalah doa Roh Kudus? Keesokan harinya tanggal 28 Maret, setelah selesai kebaktian doa pagi, saya memberi tahu gembala gereja saat itu tentang keadaan doa saya. Dia bersama seorang penatua menemani saya berdoa bersama untuk memastikan bahwa saya telah menerima Roh Kudus yang berharga. Saat itu, kegembiraan di hati saya benar-benar tak terlukiskan, dan saya merasa langkah kaki saya menjadi sangat ringan dan cepat, seolah-olah akan terbang. Malam itu saya memberi tahu istri saya bahwa saya memutuskan untuk dibaptis. Terima kasih pada Tuhan pada bulan April 2019 saat KKR musim semi, setelah lulus dengan lancar peninjauan pemeriksaan sebelum baptisan, pada 27 April saya menerima baptisan air dan menjadi warga kerajaan Allah.
Tidak lama setelah saya dibaptis, seorang saudara mengatakan bahwa seharusnya keputusan seorang simpatisan bisa dibaptis adalah harus terlebih dahulu berkebaktian lebih dari setahun, baru boleh dibaptis. Dengan alasan untuk memastikan bahwa orang yang dibaptis telah paham dan mengerti prinsip-prinsip kebenaran. Karena baptisan hanya satu kali untuk pengampunan dosa, jadi gereja sangat berhati-hati dalam hal ini. Namun saya hanya setengah tahun sebagai simpatisan dapat lulus dengan lancar saat peninjauan sebelum dibaptis sungguh sukar dipercaya. Saya merasa jika bukan Tuhan Yesus yang memilih saya secara khusus untuk menerima kasih karunia-Nya, bagaimana mungkin saya bisa dibaptis dengan begitu lancar?
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. (Pengkhotbah 3:11).
Sejak sakit dan dirawat di rumah sakit pada tahun 2014 sampai menerima baptisan pengampunan dosa pada tahun 2019, kalau ditinjau ke belakang kembali saya menyadari bahwa segala sesuatu indah pada waktunya. Ternyata, sudah lama saya berada dalam rencana penebusan Tuhan, mula-mula melalui penyakit stroke, lalu memformat ulang otak saya dan menghilangkan kemampuan dasar dunia yang tidak sesuai dengan ajaran Alkitab. Jika tidak, orang yang keras kepala seperti saya, mungkin masih merasa puas dengan kemampuannya sendiri dan kehilangan kesempatan menerima Injil Kristus.
Sebelum saya menjadi Kristen, saya adalah seorang perokok selama lebih dari 30 tahun. Seperti kata pepatah, “setelah makan sebatang rokok, bahagianya seperti dewa”, dan itulah mengapa saya merokok sebelum dan sesudah makan. Sebelum menikah, saya mengatakan kepada istri bahwa setelah menikah saya akan berhenti merokok. Setelah menikah, saya mengatakan bahwa saya akan berhenti merokok ketika punya anak. Tetapi saya baru berhenti merokok sampai anak-anak berusia dua puluhan dan lulus kuliah. Setelah saya mendapatkan Roh Kudus, saya merasa bahwa bau rokok menjadi busuk, tidak seperti sebelumnya merasa senang seperti dewa, malah sebaliknya saya sedikit jijik dengan perasaan ini. Saat itulah saya berpikir, sudah waktunya untuk berhenti merokok. Sungguh menakjubkan dengan bantuan Roh Kudus, tanpa sadar dengan begitu mudahnya saya melepaskan kecanduan merokok yang telah menemani saya selama lebih dari 30 tahun dan sulit untuk dihentikan. Saya sungguh merasakan apa yang dikatakan Alkitab: Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.” (Mat 19:26).
Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan satu kesaksian kecil lagi. Alkitab berkata: Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya. (Amsal 16:9). Dulu, setiap hari sekitar pukul 15:00 setelah membuang sampah, saya langsung mengendarai sepeda motor ke gereja, bermain bola pingpong dan minum teh dengan administrator dan pemimpin paduan suara gereja, tetapi kemudian karena pandemi, tim pemain bola pingpong ditiadakan.
Sore hari Jumat tanggal 8 Oktober 2021, sama setelah membuang sampah saya juga keluar menggunakan sepeda motor. Istri saya mengira saya akan pergi ke gereja untuk minum teh dan bermain bola pingpong seperti biasa. Padahal, hari itu saya naik sepeda motor untuk berputar sana sini melalui jalur 17, dan berjalan-jalan di sekitar Gereja Yesus Sejati yang berada di jalur 17 tersebut. Dalam perjalanan, saya melewati Gereja Shengang terlebih dahulu; ketika saya akan pergi ke perhentian berikutnya, saya tidak tahu bagaimana mengendarainya, lalu masuk jalur Zona Industri Zhangbin.
Saya juga pernah ke Gereja Shanzai beberapa kali dengan sepeda motor sebelumnya, saya berpikir sudah mengetahui jalannya. Tetapi hari itu, entah bagaimana, tak disangka saya masuk jalan-jalan di kawasan industri yang bercabang-cabang dan mengarah ke segala arah. Meskipun telah berputar-putar namun saya tidak bisa keluar. Melihat matahari akan terbenam, saya merasa sedikit cemas dan takut, jadi saya berdoa dalam hati dan meminta bantuan Tuhan.
Tepat ketika saya bingung, sesuatu yang ajaib terjadi! Ada sebuah mobil yang diparkir di sisi jalan di depan saya, badan mobil tertulis dengan huruf besar “Gereja Yesus Sejati Wen Zi”. Saya bergegas ke sana dan memberi tahu mereka bahwa saya adalah jemaat Gereja Yesus Sejati Gereja Changhua, dan saya tersesat.
Kemudian, setelah melalui perkenalan, ternyata Gereja Yesus Sejati Wen Zi keesokan harinya akan mengadakan baptisan pada tanggal 9 Oktober. Dan mereka sedang meninjau lokasi Laut Wen Zi sehingga kebetulan bertemu dengan saya yang tersesat. Sungguh Tuhan yang membimbing.
Meskipun itu adalah episode kecil, namun dari dalamnya saya memahami sebuah kebenaran: Setiap langkah yang kita ambil dipimpin oleh Tuhan. Terkadang kita merasa hidup kita sedang berjalan di jalan buntu dan masa depan kita tidak pasti, tetapi selama kita mau menundukkan kepala dan berdoa kepada Tuhan serta patuh pada bimbingan-Nya, yang terbentang di depan mata kita adalah rancangan damai sejahtera.
Puji Tuhan, segala pujian dan kemuliaan hanya bagi Allah surgawi yang sejati, dan damai sejahtera dan sukacita bagi semua orang di dunia yang percaya kepada-Nya.
Haleluya, Amin!