Gereja Yesus Sejati Merupakan Bahtera Keselamatan
Warta Sejati Edisi 110: Menemukan Gereja Sejati – Daftar Isi
Download |
PDF File |
Edisi Lainnya |
Aun Quek Chin – Singapore
Catatan redaksi: Pernyataan bahwa Gereja Yesus Sejati merupakan bahtera keselamatan seringkali mendapat tantangan dari denominasi lain. Artikel ini menjelaskan tantangan yang seringkali dilontarkan tersebut.
TANTANGAN PERTAMA: SATU-SATUNYA BAHTERA ITU TIDAK MASUK AKAL!
Implikasi logis dari pernyataan bahwa Gereja Yesus Sejati merupakan bahtera keselamatan adalah bahwa denominasi-denominasi lainnya bukanlah bahtera keselamatan. Sangatlah tidak masuk akal jika berbagai denominasi di seluruh dunia ini tidak dapat menuntun sebegitu banyaknya pengikut mereka kepada keselamatan.
Akan tetapi, pikirkanlah bahtera Nuh. Dari seluruh penduduk dunia, hanya satu keluarga yang terdiri dari delapan orang yang diselamatkan dengan masuk ke dalam satu-satunya bahtera. Jika kemasuk-akalan diukur dari banyaknya orang yang diselamatkan, maka Allah dalam Perjanjian Lama adalah Allah yang tidak masuk akal dan Allah yang tidak maha pengasih. Dia hanya menyelamatkan delapan orang dari seluruh penduduk dunia!
Namun, kita tahu bahwa Allah itu kasih dan bahwa Dia selalu bijaksana. Jadi bagaimana kita dapat melihat dari sudut pandang yang tepat mengenai peristiwa ini?
Karena iman, maka Nuh—dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan—dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya. (Ibr. 11:7).
Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang fasik. (2Pet 2:5)
Dunia pada zaman Nuh sudah begitu bobroknya sehingga Tuhan akhirnya menghakimi mereka berdasarkan kebenaran-Nya (Kej 6:6-7, 13). Namun, Allah yang maha pengasih tidak ingin memusnahkan umat manusia tanpa terlebih dahulu memberi mereka kesempatan untuk bertobat dan diselamatkan. Maka dari itu, Ia memerintahkan Nuh untuk memberitakan kebenaran. Selain itu, Ia juga memerintahkan Nuh untuk membangun bahtera; dan siapa pun yang percaya perkataan Nuh bahwa penghakiman akan segera terjadi, dapat memasuki bahtera ini dan pasti diselamatkan dari kebinasaan. Sayangnya, orang-orang tidak mau percaya ataupun bertobat. Penolakan mereka untuk masuk ke dalam bahtera mendatangkan hukuman atas dosa-dosa mereka. Nuh menjadi saksi atas hal ini dan atas kemasukakalan perintah Tuhan. Orang-orang ini pada akhirnya binasa bukan karena Tuhan tidak ingin menyelamatkan mereka. Mereka binasa karena mereka tidak bersedia memasuki satu-satunya bahtera yang telah disediakan Tuhan dengan penuh kasih.
TANTANGAN KE-2: ANDA BILANG KAMI PALSU?
Reaksi lain yang seringkali dilontarkan tatkala mendengar nama “Gereja Yesus Sejati” adalah sindiran: “Kalau gerejamu sejati, berarti kamu berkata bahwa denominasi lain palsu?” Gereja Yesus Sejati (True Jesus Church) mendapatkan banyak kritikan dan dianggap begitu arogan karena menggunakan kata “sejati” (true).
Kita semua sering menggunakan kata ini dalam percakapan sehari-hari, “Yang kukatakan itu benar” (true). Atau dalam pernyataan, “cintaku sejati”. Tidak ada yang tersinggung karena kita menyadari pentingnya kebenaran. Kita tahu hanya cinta sejatilah yang berharga, dan kata-kata yang benarlah yang penting. Bukankah perkataan dan sikap yang “benar” adalah tindakan positif yang dicari oleh semua orang? Jadi, jika Gereja Yesus Sejati mengetahui bahwa dirinya memiliki kebenaran ini, dan kita menyatakan sebagaimana adanya, patutkah kita dipersalahkan dan dianggap sombong?
Contohnya, jika seorang penjual-buah mengetahui bahwa dirinya memiliki persediaan buah yang begitu segar, ia dapat memasang tanda di tokonya: “Buah segar dijual di sini.” Kita tidak akan menuduh penjual buah ini sombong. Namun sebagai pembeli, kita dapat dengan bebas memeriksa kesegaran buah-buahannya tersebut sebelum kita membelinya. Dan jika ternyata kita menemukan bahwa kondisi buahnya tidak sesegar pernyataan si penjual, kita dapat menuntut agar uangnya dikembalikan.
Contoh lainnya, arloji mewah nan mahal seperti Rolex. Banyak sekali tiruannya yang harganya jauh lebih murah dan tersedia di mana-mana. Pemilik jam Rolex asli akan dengan bangga mengatakan bahwa arlojinya asli. Siapapun yang ragu dipersilakan untuk memeriksa tanda-tanda keaslian arlojinya. Si pemilik jam Rolex asli tidak akan merasa dirinya perlu membela atas keaslian jamnya. Jika masih ada orang yang bersikeras mengatakan bahwa arlojinya palsu meskipun bukti sudah menunjukkan sebaliknya, maka itu adalah hak mereka.
Nama Gereja Yesus Sejati diformulasikan bukan karena kesombongan atau dengan maksud mengkritik denominasi lain. Sebaliknya, nama ini menunjukkan bahwa kita tahu bahwa ia benar-benar milik Yesus Kristus.
TANTANGAN KE-3: GEREJA YESUS SEJATI ADALAH SEKTE SESAT!
Pernyataan Gereja Yesus Sejati sebagai satu-satunya gereja sejati seringkali mengakibatkan orang-orang menganggapnya sekte sesat. Namun, ketika para peneliti datang untuk mengamati, sesungguhnya mereka tidak pernah menemukan ciri-ciri apapun dari sebuah sekte sesat1 – tidak ada komunitas rahasia, praktik-praktik non-ortodox, pencucian otak secara sistematis, atau eksploitasi jemaat oleh para pemimpinnya.
Pada zaman para rasul, para rasul tidak pernah meminta maaf karena mereka menekankan bahwa Injil yang mereka sampaikan adalah Injil yang murni. Bahkan, mereka juga menegaskan bahwa Injil yang lain tidak akan dapat menyelamatkan (2Kor. 11: 4; Gal. 1:6-9). Jika alasan untuk menggolongkan Gereja Yesus Sejati sebagai sebuah sekte sesat adalah keistimewaan kita sebagai satu-satunya gereja sejati, maka berarti gereja para rasul pun dapat digolongkan secara demikian. Logika ini dapat diperluas mencakup seluruh agama di dunia ini. Ada banyak sekali agama di dunia ini dan begitu banyak kepercayaan. Namun, agama Kristen memberitakan bahwa Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat bagi umat manusia. Haruskah agama-agama lain ini menggolongkan agama Kristen sebagai suatu sekte sesat? Jelaslah, menganggap Gereja Yesus Sejati sebagai sebuah sekte sesat hanya karena ia menyatakan dirinya sebagai satu-satunya gereja sejati adalah argumen yang sangat lemah.
Tanggung Jawab, Bukan Kelancangan
Mempertimbangkan Gereja Yesus Sejati seringkali dikritik karena kelancangannya menyatakan bahwa ia sejati (dan dengan demikian mengimplikasikan bahwa yang lain palsu), beberapa jemaat kita mungkin bertanya-tanya mengapa gereja tidak mengambil sikap yang lebih dapat diterima dan tidak menyinggung. Misalnya saja, mengganti nama gereja atau menyamarkan pernyataan kita tentang satu-satunya bahtera keselamatan.
Bukannya Gereja Yesus Sejati dengan sengaja bersikap kepala batu dan tidak menyadari bahwa denominasi lain akan tersinggung. Memang jauh lebih mudah bagi kita untuk menjadi eikumene. Namun, dalam hal ini kita tidak punya pilihan. Kita mau tidak mau harus dengan berani menyatakan bahwa untuk bisa diselamatkan, manusia harus datang ke dalam satu-satunya gereja sejati. Ini adalah ucapan Yesus sendiri:
Jawab Yesus kepada mereka, “Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang.” (Mat. 24:4-5)
Sebagian orang beranggapan bahwa semua gereja adalah milik Kristus. Tetapi Yesus sendiri mengatakan bahwa tidaklah demikian. Ia memperingatkan bahwa akan ada banyak —bukan hanya satu atau beberapa— yang akan datang dalam nama-Nya untuk menyesatkan. Kita harus mendengarkan peringatan Yesus ini. Tidak semua gereja yang mengaku sebagai Kristen adalah milik Kristus. Itulah sebabnya kita perlu menekankan “sejati” karena di mata Yesus ada gereja yang sejati, dan ada yang tidak.
Membedakan Gereja Sejati
Mengetahui bahwa gereja sejati berbeda dengan yang lainnya, bagaimanakah kita dapat mengetahui bahwa suatu gereja adalah gereja sejati? Kriteria yang masuk akal dan obyektif adalah melihat apakah pengajaran gereja tersebut sesuai dan konsisten dengan pengajaran para rasul.
Istilah “gereja sejati” sesungguhnya sudah ada sejak zaman para rasul. Gereja para rasul merupakan satu-satunya gereja sejati karena ia didirikan oleh Tuhan Yesus Kristus sendiri. Dan Tuhan menyebutnya: gereja-Ku. (NKJV “My Church”)
“Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku2 [gereja-Ku2] dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.” (Mat. 16:18-19)
Apa yang dimaksud Yesus dengan “di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku2 [gereja-Ku]”? (NKJV “My Church”)
Sebagian umat Kristen menganggap bahwa percaya kepada Yesus Kristus sejalan dengan berdiri di atas Batu Karang. Namun bukan demikianlah yang dikatakan Tuhan Yesus, orang-orang yang memanggil-Nya “Tuhan” tetapi tidak melakukan apa yang diperintahkan-Nya jelas tidak sedang berdiri di atas Batu Karang (Luk. 6:46-49).
Baik sebagai individu ataupun sebagai gereja, jika kita percaya kepada Yesus tetapi tidak berjalan sepenuhnya sesuai dengan firman-Nya, maka kita tidak sedang berdiri di atas Batu Karang dari Yesus Kristus. Kita bukanlah jemaat milik Kristus, dan kita tidak akan dapat masuk Kerajaan Surga.
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu dan mengusir setan demi nama-Mu dan mengadakan banyak mukjizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari-Ku kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Mat. 7:21-23)
Orang-orang yang memanggil Yesus dengan “Tuhan” ini sangat yakin dirinya dapat masuk Kerajaan Surga. Mereka bukanlah jemaat yang biasa-biasa saja, melainkan orang-orang yang sangat bergiat untuk Tuhan. Mereka telah melakukan mukjizat, bernubuat, mengusir setan, dan melakukan banyak tanda-tanda heran lain dalam nama-Nya. Tentunya, memiliki kemampuan untuk dapat melakukan semuanya ini dalam nama Yesus seharusnya berarti bahwa Ia ada bersama mereka. Namun, sungguh mengejutkan, Yesus dengan terus terang mengatakan bahwa mereka tidak dapat masuk kerajaan-Nya. Yesus bahkan berkata bahwa Ia tidak pernah mengenal mereka! Alasan penolakan Yesus ini dinyatakan dengan jelas —karena mereka tidak melakukan kehendak Bapa di surga.
Ini peringatan yang sungguh keras. Yesus tidak sedang berbicara mengenai jemaat yang lemah. Orang-orang di dalam perumpamaan tersebut bukan mereka yang menyatakan iman di bibir saja. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kasih untuk membantu orang lain dan semangat untuk mengabarkan Injil. Mereka juga menjadi pengantara bagi orang-orang untuk mengusir setan, dan menyembuhkan orang yang sakit. Akan tetapi, karena masih banyak kehendak Allah yang tidak mereka turuti, mengakibatkan mereka ditolak masuk ke dalam kerajaan Bapa surgawi kita. Hari ini, kita juga harus memastikan bahwa kita mengetahui apa kehendak Bapa surgawi —dan bagian mana dari kehendak-Nya yang belum kita penuhi— agar jangan kita juga ditolak dan kehilangan pengharapan akan keselamatan.
Kehendak Bapa dapat kita ketahui dari pengajaran-pengajaran yang diperintahkan Yesus untuk kita lakukan. Kehendak Bapa ini tidak boleh ditambahi atau dikurangi oleh apa pun karena hal ini menyangkut penghakiman dan kehidupan kekal. Tidak seorang pun yang memiliki wewenang untuk mengubah perkataan tersebut.
“Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman. Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa yang mengutus Aku. Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikan sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku. (Yoh. 12:48-50)
“Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.” (Yoh. 14:24)
Perkataan Yesus adalah Firman Bapa. Mereka yang ingin masuk kerajaan surga harus memenuhi kehendak Bapa surgawi —yaitu, firman yang Ia perintahkan kepada Yesus untuk disampaikan.
TANTANGAN KE-4: BUKANKAH KASIH SUDAH CUKUP?
Tantangan lain yang sering dilontarkan kepada Gereja Yesus Sejati adalah: “Ada banyak orang yang dengan segenap hati mengasihi Tuhan, memberikan persembahan, bahkan banyak mengalami penderitaan bagi Tuhan. Apakah Gereja Yesus Sejati mengatakan bahwa meskipun telah begitu banyaknya kasih dan pengorbanan yang mereka lakukan, umat-umat Kristen yang saleh ini akan ditolak hanya karena mereka belum memenuhi beberapa aspek “kecil”, seperti dibaptis dengan seluruh tubuh diselamkan ke dalam air?
Argumen ini membuat dasar-dasar kepercayaan gereja —dibaptis sesuai dengan perintah Tuhan, menerima basuh kaki, dan menerima Roh Kudus— menjadi tidak terlalu penting jika dibandingkan keyakinan yang mendalam pada Yesus dan semangat pelayanan yang menggebu, seperti yang ditunjukkan oleh orang-orang ini. Bagaimana mungkin Gereja Yesus Sejati menyatakan bahwa para misionaris yang tidak memikirkan diri sendiri, dipukuli, dan dipenjarakan demi Injil tidak dapat diselamatkan, hanya karena mereka menjalankan ibadah pada hari Minggu, dan bukan pada hari Sabtu? Bagaimana mungkin kasih mereka yang sedemikian tulus itu tidak cukup untuk membuat mereka diselamatkan?
Akan tetapi, jika kita renungkan lebih dalam, apakah kita menyadari bahwa mendukung argumen seperti ini sama saja mengatakan bahwa kasih kepada Kristus —menurut definisi manusiawi kita yang terbatas— dapat meniadakan kebenaran Tuhan?
Tuhan Yesus Kristus memiliki definisi yang berbeda mengenai apa artinya kasih kepada Kristus: yaitu taat pada firman-Nya, yang adalah kebenaran.
Kasih Sejati
“Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku… Jika seseorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku.” (Yoh. 14: 21-24a)
Sudut pandang ilahi mengenai kasih berbeda dari cara pandang manusia yang terbatas. Bagi manusia, memberikan persembahan dan menunjukkan semangat pelayanan di dalam gereja sudah cukup sebagai bukti kita mengasihi Tuhan. Namun, bagi Tuhan, mencintai kebenaran dan ketaatan pada firman-Nya adalah bagian yang sangat penting dan tak terpisahkan dalam mengasihi Tuhan. Jika keselamatan bergantung pada perbuatan baik, maka Rasul Petrus tidak akan membawa Injil kepada Kornelius, sang perwira (Kis. 10:1-6).
Yesus berkata bahwa barangsiapa yang mengasihi Dia, mereka akan memegang firman-Nya. Dan Rasul Paulus berkata, kasih bersukacita karena kebenaran (1Kor. 13:6). Dengan demikian, orang yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan pastilah mengasihi firman-Nya. Mereka yang mendengarkan firman Tuhan dan melakukannya dengan setia adalah orang yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan.
Menerima dan Memegang Kebenaran
“Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” (Yoh. 17:8)
Setelah naik ke surga, Yesus mempercayakan kebenaran-Nya kepada para rasul dan memerintahkan mereka untuk memberitakannya. Jadi, para rasul tidak memberitakan perkataan mereka sendiri. Mereka memberitakan firman Yesus Kristus yang berasal dari Bapa.
Yesus berkata kepada Petrus, “Kepadamu akan Kuberikan kunci kerajaan Surga” (Mat. 16:19a). Kunci ini, yang dapat membuka pintu gerbang surga dan kita diizinkan masuk, adalah perkataan Bapa. Firman ini diberikan kepada Petrus bukan sebagai individu. Melainkan, firman tersebut diserahkan kepada Petrus sebagai wakil dari gereja para rasul. Ketika kita menaati firman ini, kita akan membuka pintu gerbang surga dan dapat masuk ke dalam kehidupan kekal.
Firman kebenaran yang diberitakan oleh para rasul seharusnya menjadi satu-satunya dasar dari semua yang diberitakan oleh gereja saat ini. Di masa gereja para rasul, setiap ajaran yang menyimpang dari kebenaran gereja akan ditolak. Tak seorang pun yang memberitakan Injil yang lain akan diakui sebagai bagian dari gereja.
“Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari surga yang memberitakan kepada kamu suatu Injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia. (Gal. 1: 6-9).
Awalnya, di mana pun gereja didirikan —baik di Yerusalem maupun di Galatia— ajaran yang samalah yang diberitakan. Tetapi pada saat Paulus menulis suratnya kepada jemaat Galatia, sudah terdapat dua kelompok gereja. Keduanya seharusnya sama-sama milik Kristus, tetapi pada kenyataannya ada yang memberitakan Injil lain yang bukan berasal dari Kristus. Paulus tidak dengan lapang dada menerima keduanya sebagai gereja milik Kristus. Ini terlihat jelas dari tegurannya yang keras, “Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain.” Bagi Paulus, setiap perubahan dalam Injil membuat Injil itu bukan lagi Injil Kristus; dan siapa pun yang memberitakan Injil yang lain itu, terkutuklah dia. Para rasul tidak mengakui gereja mana pun yang memberitakan Injil yang berbeda dengan apa yang telah mereka terima dari Tuhan.
Apa saja yang diberitakan oleh para rasul?
Pada hari Pentakosta, orang-orang Yahudi yang digerakkan oleh Roh Kudus menjadi sangat terharu dan mereka bertobat. Ketika itu, mereka sudah percaya bahwa Yesus adalah Juruselamat, dan mereka juga telah percaya akan anugerah keselamatan-Nya. Namun, ini tidaklah cukup. Itulah sebabnya mereka melanjutkan dengan pertanyaan yang penting: “Apakah yang harus kami perbuat?” Jawaban Petrus sangat jelas: “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus” (Kis. 2:38).
Menerima baptisan air dan berdoa memohon Roh Kudus bukanlah syarat-syarat yang dirumuskan oleh Petrus. Ini adalah perintah dari Tuhan Yesus Kristus sendiri. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan (Mrk. 16:16); mereka yang percaya harus berdoa memohon Roh Kudus yang dijanjikan (Kis 1:4-5); dan mereka yang percaya harus menerima basuh kaki (Yoh 13:8). Singkatnya, Injil tidak hanya berisi mengenai percaya kepada Yesus, tetapi mengenai melakukan firman yang diucapkan Yesus.
Mempertahankan Kebenaran Sepenuhnya
“Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat. 28:20)
Kita harus memperhatikan dan melakukan seluruh perintah Tuhan. Kita tidak dapat memilih-milih mana yang akan kita turuti dan mana yang akan kita abaikan. Kita tidak memiliki wewenang untuk berbuat demikian. Jika kita percaya bahwa firman Tuhan Yesus Kristus adalah mutlak dan berkaitan secara langsung dengan penghakiman pada akhir zaman, maka kita tidak punya pilihan lain selain mengikutinya secara mutlak. Kita tidak dapat menambahi atau mengurangi firman Tuhan karena ini menyangkut keselamatan.
Tidak ada seorang pun, selain Tuhan, yang memiliki otoritas untuk menyelamatkan ataupun menghakimi umat manusia.
Hari ini ada denominasi selain Gereja Yesus Sejati yang juga mengaku sebagai pemulihan gereja para rasul; mereka juga menyatakan diri sebagai gereja sejati. Akan tetapi, jika yang diberitakan tidak sepenuhnya sama dengan apa yang diberitakan oleh para rasul, maka pernyataan mereka itu hampa. Sebaliknya, doktrin-doktrin yang diajarkan Gereja Yesus Sejati sepenuhnya selaras dengan pengajaran para rasul. Dan yang sangat penting, Roh Kudus yang diterima dalam Gereja Yesus Sejati sama dengan Roh yang diterima oleh para rasul.
Janganlah meragukan bahwa kita adalah gereja milik Tuhan. Gereja Yesus Sejati adalah bahtera keselamatan. Kita harus masuk ke dalamnya dan berpegang teguh pada iman kita. Janganlah kita diperdayakan untuk meninggalkan bahtera ini. Kiranya Tuhan memelihara iman kita. Amin.
[1] Rick Ross, “What Makes a Cult?,” The Guardian, May 27, 2009, https://www.theguardian.com/commentisfree/belief/2009/may/27/cults-definition-religion.