Mengenali Waktu
Download |
PDF File |
Edisi Lainnya |
FF Chong – London, Inggris
Di Alkitab, mengenali waktu, masa, atau zaman, bukanlah sekadar mengetahui waktu seperti yang ditunjukkan oleh jarum jam.
Tetapi, yang lebih penting, mengenali waktu mengacu pada kekuatan dan kapasitas rohani yang berdasarkan pada pengetahuan tentang karya Tuhan dan rencana-Nya bagi umat pilihan-Nya.
Bukan hanya ia akan mampu melawan pengaruh dunia yang bersifat merusak, ia juga mampu menyebarkan pengaruh positif kepada orang-orang di sekitarnya, khususnya dalam komunitas gereja.
KONTRADIKSI
Tidak semua orang yang percaya kepada Tuhan dapat mengenali waktu. Dalam hal ini, umat Tuhan di Perjanjian Lama pun tidak sepandai burung-burung (Yer. 8:7). Ketika musim dingin hampir tiba, naluri pemberian Tuhan yang dimiliki oleh burung-burung liar mengarahkan mereka untuk berpindah ke tempat yang aman. Kemampuan untuk mengenali iklim dan beralih ke wilayah yang lebih hangat dengan jadwal yang tepat adalah kemampuan bawaan yang memastikan mereka dapat bertahan hidup dan membuat mereka dapat terus tumbuh dan berkembang biak. Mereka tahu bagaimana caranya agar tidak terjebak dalam arus udara yang dapat membuat mereka kehilangan arah dan membahayakan diri mereka.
Ironisnya, umat Tuhan menderita rabun jauh rohani. Mereka sering sekali terjebak dalam kekerasan hati mereka. Kurangnya pengenalan akan pemeliharaan Tuhan membuat mereka lebih bodoh daripada binatang (Yes. 1:3). Karena tidak lagi dapat menilai, mereka menjalani hidup yang bertentangan dengan kehendak Tuhan dan mendukakan-Nya. Yang lebih buruk lagi, penghakiman Tuhan sudah membayangi mereka, tetapi orang-orang ini sedikit pun tidak punya firasat bahwa murka Tuhan akan segera dicurahkan ke atas mereka.
Demikian pula, orang-orang Farisi dan Saduki pada zaman Yesus tidak mampu menilai tanda-tanda zaman. Mereka adalah pemimpin-pemimpin agama yang bertugas untuk memimpin bangsa Israel kepada Tuhan. Mereka tidak memperhatikan perkara-perkara yang berkenaan dengan keselamatan, tetapi mereka sangat terampil dalam hal mengenali cuaca (Luk. 12:4-56)! Tiadanya pengenalan akan perkara-perkara rohani ini membuat mereka mendapatkan teguran dari Yesus.
TANDA UTAMA ZAMAN: KEPALSUAN
Tujuan utama kita percaya kepada Yesus adalah untuk menyambut Dia pada saat Dia datang kembali dan tinggal bersama Dia selama-lamanya. Ini mengharuskan kita untuk tetap berjaga-jaga di dalam Yesus sampai pada akhirnya. Akan tetapi, dunia ini mengalihkan pandangan kita dari Tuhan, membutakan kita dengan kemewahan dan pesonanya. Tanpa bersiap diri secara rohani, kita tidak akan mampu mengenali tanda-tanda kedatangan-Nya yang kedua kali. Tanpa hati yang peka terhadap Firman Tuhan, kita tidak akan mampu menyelami pengajaran-Nya. Padahal melalui pengajaran inilah Tuhan meningkatkan kemampuan penilaian rohani kita setiap hari.
Pembahasan berikut ini berkenaan dengan beberapa tanda yang dibicarakan Yesus dalam kitab Injil. Tanda-tanda ini tidak dapat diabaikan dan harus dipahami sepenuhnya dengan bantuan Roh Kudus. Tanda-tanda ini saling berhubungan dan menunjukkan bahwa waktu kedatangan Yesus yang kedua kali sudah semakin dekat (Mat. 24:3).
Bertambahnya Guru-Guru Palsu
Satu tanda kedatangan Yesus yang kedua kali ialah salahnya pemahaman akan kebenaran karena semakin bertambahnya guru-guru palsu dengan kecepatan yang mencemaskan (Mat. 24:4-5). Banyak yang akan datang memakai nama Yesus dan berkata, “Akulah Mesias.” Injil Markus dan Lukas menggunakan kalimat yang sedikit berbeda: “Akulah dia” (Mrk. 13:6; Luk. 21:8). Baik “Kristus” maupun “AKULAH AKU” adalah gelar yang berarti “Mesias” atau “yang diurapi,” dan “satu- satunya Tuhan yang ada dengan sendirinya.”
Contohnya, gereja percaya dan mengajarkan bahwa hanya Tuhanlah yang ada dengan sendirinya. Di tahun-tahun belakangan ini, muncul pengajaran sesat bahwa Iblis juga merupakan entitas yang ada dengan sendirinya, dan ajaran ini memperdaya banyak orang dan melukai gereja, seperti yang dinubuatkan oleh Yesus dan para rasul (Mat. 24:5; Mrk. 13:6;
Tanda ini adalah peringatan keras bahwa kita harus berserah diri pada otoritas Tuhan dan taat pada kebenaran yang sudah diberikan kepada gereja-Nya. Guru-guru yang mengajarkan Firman kebenaran dan Injil keselamatan, terlebih dahulu harus benar- benar yakin pada ketepatan dan keaslian kebenaran yang diterima oleh gereja. Kemudian mereka harus mengajarkan kebenaran ini dengan sepenuhnya dan dengan setia (Flp. 4:9;
Bertambahnya Konflik Internal
Yesus sudah memperingatkan bahwa kedatangan-Nya tidak akan membawa damai di atas bumi. Sebaliknya, kedatangan-Nya akan membawa konflik dan pertentangan. Sebagian arti pada nubuat ini ialah meningkatnya konflik di dalam rumah Tuhan pada hari-hari terakhir (Luk. 12:49- 53). Pengajaran ini sejalan dengan nubuat Mikha (Mi. 7:5-6). Pesan Mikha menyorot maraknya ketidakpercayaan di antara umat Tuhan, sehingga menimbulkan atmosfir yang melahirkan konflik dan permusuhan— “musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya” (Mi. 7:6b).
Apakah penafsiran Alkitab ini konsisten secara eksegesis? (Eksegesis adalah cabang ilmu yang menelaah dan menafsirkan Alkitab secara obyektif untuk mengetahui maknanya—red.) Analisis yang cermat pada catatan dalam Injil Lukas dan Kitab Mikha menunjukkan bahwa kedua penulis menggarisbawahi konflik dalam lingkup keluarga atau rumah tangga. Di Kitab Lukas, segera setelah mengutarakan konflik internal (Luk. 12:49-53), Yesus menyambungnya dengan menyatakan perlunya menilai zaman (Luk. 12:54-56). Ini menunjukkan bahwa konflik di dalam rumah tangga yang dimaksud bukanlah kesalahpahaman yang biasa terjadi di dalam keluarga, melainkan konflik yang dapat terjadi bahkan di dalam lingkup rumah Allah.
Apakah yang menyebabkan konflik semacam ini? Dari pesan Yesus mengenai tanda-tanda kedatangan-Nya yang kedua kali, konflik ini berpangkal dari menyusupnya kepalsuan (Mat. 24:4-5; Mrk. 13;6-7; Luk. 21:8-9). Yesus memperingatkan bahwa hal-hal yang diperlukan untuk damai sejahtera kita sekarang tersembunyi dari mata kita (Luk. 19:42). Kebenaran adalah bagian yang tak terpisahkan dari gereja. Oleh kebenaranlah kita dipersatukan (Ef. 4:13). Ketika elemen pemersatu ini disingkirkan, jemaat akan dimangsa oleh roh-roh pendusta dan penyesat. Dengan tiadanya kebenaran, hati manusia dan komunitas iman akan menjadi tempat bagi tumbuhnya kejahatan, karena itu terjadilah peningkatan konflik yang berlipat ganda.
Yerusalem Terkepung
Menurut Lukas, kita akan tahu bahwa keruntuhan sudah dekat ketika Yerusalem (gereja dalam pengertian rohani) dikepung oleh tentara-tentara. Keruntuhan ini merujuk pada sang Pembinasa keji (Mat. 24:15). Dalam tulisan Matius, catatan tentang pembinasa keji ini diapit oleh dua catatan tentang munculnya nabi-nabi palsu (Mat. 24:11, 24), menunjukkan bahwa kepalsuan merupakan penyebab keruntuhan.
Gereja mampu bertahan melawan segala kesulitan karena Tuhan ada di tengah- tengahnya. Namun demikian, hadirat Tuhan bersama gereja hanya terjadi apabila gereja tetap berada di dalam kebenaran- Nya. Gereja sejati tidak boleh berpuas diri, karena musuh gereja adalah binatang yang keluar dari dalam laut dan binatang yang keluar dari dalam bumi. Kedua binatang ini mengerahkan segenap kemampuan mereka untuk berperang melawan Tuhan (Why. 13:5-6), berupaya menghancurkan gereja dengan menyerang dasar gereja, yaitu kebenaran. Ketika kebenaran yang dimiliki gereja ditantang dari segala penjuru dan dari dalam gereja itu sendiri, maka kita tahu bahwa akhir zaman sudah dekat (Luk. 19:44).
BAGAIMANA KITA MENILAI ZAMAN?
Walaupun tanda-tanda zaman dicatat dengan jelas di dalam Alkitab, dan pesan- pesan mengenai hal ini sudah diberitakan berulang-ulang, namun tetap saja tidak ada rasa mendesak yang terlihat di kalangan jemaat. Sikap tak acuh yang meluas ini sangat berdampak pada kurangnya kemampuan menilai di dalam gereja. Bukan hanya hal ini dapat menekan pertumbuhan gereja, tetapi seiring dengan waktu akan ada sikap apatis dan hilangnya minat terhadap perkara- perkara Tuhan serta kesehatan gereja. Bagaimanakah caranya agar kecenderungan ini dapat dibalikkan?
Bangun dari Tidur
Dalam pesannya kepada jemaat di Roma, Paulus mendesak agar mereka bangun dari tidur. Hanya orang-orang yang rohaninya terbangun, yang dapat menyadari bahwa penyelamatan Tuhan sudah semakin dekat (Rm. 13:11-14). Tidur rohani merupakan ancaman terhadap kerohanian kita. Kita tidak boleh membiarkan diri kita terseret ke dalam kegelapan tidur. Sebagai anak-anak terang, kita sangat berbeda dengan dunia (1Tes. 5:6). Kita tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan Tuhan dan prinsip- prinsip-Nya.
Ada dua manfaat yang langsung terasa apabila kita menanggalkannya. Pertama, kita akan mampu mengenali kebenaran Tuhan; mereka yang berasal dari daging dan dikuasai oleh nafsunya tidak dapat mengenal kebenaran dengan baik (2Tim. 3:6-7). Tanpa pengetahuan akan kebenaran, kita akan buta dan secara rohani tidak mampu melihat bahwa waktu kedatangan-Nya sudah sangat dekat. Kedua, kebenaran memampukan kita untuk menjaga diri dari kepalsuan.
Mengenakan Perlengkapan Senjata Terang
Setelah terbangun pun, kita tidak boleh berpuas diri. Apabila kita tidak senantiasa berjaga-jaga dan terlindungi, kemungkinan besar kita akan kembali jatuh tertidur. Kita akan mudah sekali terjatuh ke dalam pengaruh dunia lagi. Paulus mengingatkan kita akan kebutuhan mendesak untuk mengenakan perlengkapan senjata terang setelah menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan (Rm. 13:12).
Perlengkapan senjata terang ini memiliki dua fungsi yang sangat penting. Yang pertama adalah melindungi kita dari kekuatan eksternal; kita akan dikalahkan oleh kekuatan jahat semacam itu apabila karakter dan sifat Tuhan tidak menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita. Fungsi lainnya ialah untuk menjaga dari kekuatan internal; kita harus menjaga hati agar tidak berbalik menentang Tuhan. Terkhususnya, kita harus menjaga diri terhadap keangkuhan, yang bersumber dari hati dan pikiran. Pikiran yang sombong tidak tunduk kepada Tuhan maupun Firman-Nya. Kita harus waspada terhadap keangkuhan karena perwujudannya seringkali amatlah samar, memperdaya dan mengelabui kita. Mengubah Firman Tuhan merupakan gejala nyata adanya keangkuhan. Apabila kita mengalahkan kedua jenis kekuatan ini dengan perlengkapan senjata terang, kita akan dapat mempertahankan ketajaman penilaian kita.
Pergunakanlah Waktu yang Ada
Firman Tuhan itu serupa pedang bermata dua, dan kita semua telah menerima pedang ini. Seberapa seringkah kita menerapkan Firman Tuhan dalam kehidupan kita untuk menunjukkan sifat-sifat-Nya? Agar dapat menyatakan sifat-sifat Allah, kita perlu waktu untuk berlatih, sebab seperti pepatah kuno, berkata latihan akan menyempurnakan. Sekarang ini, karena begitu banyaknya gangguan dalam kehidupan kita, sungguh merupakan tantangan besar untuk dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Terilhami oleh Roh, Paulus berkata bahwa kita harus mempergunakan waktu yang ada (Ef. 4:16; Kol. 4:5). Kita harus mengandalkan Tuhan untuk dapat menggunakan waktu dengan bijaksana. Artinya kita harus memanfaatkan sebaik-baiknya waktu yang Tuhan berikan kepada kita dengan mempertunjukkan sifat-sifat-Nya, seperti memperhatikan orang lain, mengabarkan Injil, dan dengan tekun memupuk kerohanian pribadi.
Jika kita masing-masing sepenuhnya menyadari pentingnya mempergunakan waktu yang ada, gereja secara keseluruhan akan bergerak ke arah kesempurnaan yang Tuhan kehendaki bagi kita. Apabila kita giat berusaha mempergunakan waktu yang ada, kita akan selalu tetap penuh perhatian, dan seisi gereja akan sangat peka terhadap tanda-tanda zaman yang disingkapkan Tuhan di sekitar kita. Pikiran rohani kita akan selalu siap untuk mengantisipasi kebinasaan dunia yang sudah di depan mata. Sudut pandang mengenai waktu seperti ini akan membuat kita menantikan dan mempercepat kedatangan hari Tuhan (2Ptr. 3:12) dan memacu kita untuk rajin memupuk kerohanian.
KESIMPULAN
Mengenali tanda-tanda zaman dilakukan bukan dengan latihan jasmani. Pelatihan kemampuan menilai yang dilakukan hanya pada saat berada di ruang kelas tidak akan membantu kita menyadari sepenuhnya bahwa kedatangan Tuhan sudah dekat. Ini karena ketika kita berada dalam keadaan tidur secara rohani, kita kekurangan kemampuan untuk mengenali waktu, walaupun tanda-tandanya sudah ada di sekitar kita dan sudah tergenapi di tengah-tengah kita. Cara untuk mempertajam penilaian kita ialah dengan menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan, mengenakan perlengkapan senjata terang, dan mempergunakan waktu yang ada, karena kita menyadari bahwa dunia ini jahat adanya.
Dengan dasar-dasar ini pada tempatnya, kita akan berada pada posisi yang lebih baik untuk mengenali tanda-tanda zaman dengan jelas. Kita akan menjadi setia pada kebenaran dan tidak akan membiarkan adanya sedikit pun kompromi di dalam gereja, karena tahu bahwa kebenaran bukanlah masalah pendapat pribadi. Gereja tidak akan dan tidak boleh menoleransi adanya dua doktrin berbeda di dalam gereja. Meskipun pertahanan iman kita akan membuat pengajaran sesat menyerang lebih agresif lagi, kita tidak boleh terkejut; berdasarkan nubuat Yesus, kita tahu bahwa pada akhirnya gereja akan dikepung oleh musuh dari dalam. Ketika tanda-tanda ini terjadi, kita akan tahu bahwa akhir zaman sudah dekat.