Malaikat Di Tempat Pengirikan Ornan
Download |
PDF File |
Edisi Lainnya |
Diadopsi dari khotbah Sdr. Clement YD di GYS Sunter
Jadi TUHAN mendatangkan penyakit sampar kepada orang Israel, maka tewaslah dari orang Israel tujuh puluh ribu orang. Pula Allah mengutus malaikat ke Yerusalem untuk memusnahkannya, dan ketika hendak dimusnahkannya, maka TUHAN melihatnya, lalu menyesallah Ia karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya itu, lalu berfirmanlah Ia kepada malaikat pemusnah itu: “Cukup! Turunkanlah sekarang tanganmu itu!” Pada waktu itu malaikat TUHAN itu sedang berdiri dekat tempat pengirikan Ornan, orang Yebus. (1 Taw 21: 14 – 15).
Di dalam Perjanjian Lama, Tuhan dapat menggunakan berbagai cara untuk menghukum manusia. Di antaranya, Tuhan pernah menghukum umat manusia dengan air bah, menghukum umat Israel dengan ular, menghancurkan kota Sodom dan Gomora dengan api dan belerang, juga menghukum Firaun dan bangsa Mesir dengan 10 tulah.
Seiring hukuman tersebut, Tuhan juga pernah mengutus malaikat-Nya untuk menolong umat-Nya. Di antaranya, Tuhan mengutus dua malaikat menyerupai manusia untuk menolong Lot dan keluarganya, agar terhindar dari hukuman yang akan ditimpakan terhadap penduduk kota Sodom dan Gomora (Kej 19: 13). Pada kejadian lain, Tuhan juga mengutus malaikat-Nya untuk menolong raja Hizkia dan bangsa Israel dari kepungan Sanherib, raja Asyur, dengan memusnahkan 185.000 orang tentara Asyur (2 Raj 19: 35).
Pada masa raja Daud, Tuhan pun pernah mengutus malaikat pemusnah ke Yerusalem untuk memusnahkannya (1Taw 21:15). Apa yang membuat malaikat pemusnah ini berdiri di tempat pengirikan Ornan? Apa yang bisa kita pelajari bagi iman kita?
Daud Jatuh Ke Dalam Dosa
Hal ini berawal dari bujukan Iblis kepada Daud untuk menghitung jumlah jiwa seluruh bangsa Israel dari Dan sampai Bersyeba (1 Taw 21: 1-2). Akhirnya Daud memerintahkan panglima Yoab dan pemuka rakyat untuk menghitung bangsa Israel. Ini adalah dosa Daud yang terjadi setelah dosa perzinahan yang dilakukannya terhadap Batsyeba dan pembunuhan berencana yang dilakukan terhadap suaminya, Uria.
Mendengar perintah ini, Yoab menyadari bahwa perintah raja ini dapat membawa petaka bagi raja dan bangsa Israel. Yoab pun meminta raja untuk mempertimbangkan kembali perintah tersebut. Namun, Daud tetap tidak bergeming.
Walau telah diperingati, Daud tidak sadar bahwa niatnya ini adalah dosa di mata Tuhan, dan akan membawa petaka bagi bangsa Israel. (1 Taw 21: 3).
1. Saat perintah raja dikeluarkan, Daud sudah berusia dewasa atau paruh baya. Pada umumnya, manusia yang berada di usia setengah baya ini sudah matang dalam berbagai hal, seperti dalam cara berpikir, dalam hal mengambil keputusan dan dalam bersikap. Namun walau demikian, Daud yang telah matang dalam pemikiran juga dapat diserang Iblis. Artinya, siapapun dapat diserang oleh bujukan Iblis untuk membuatnya berdosa. Iblis tidak melihat usia muda atau tua seorang anak Tuhan.
2. Saat itu, Daud adalah seorang raja Israel yang sedang dalam puncak kejayaan. Selama kepemimpinan Daud, dia bersama prajurit Israel telah memenangkan banyak perang. Setidaknya, Daud dan para pengikutnya telah mengalahkan 8 suku bangsa yaitu Yebus, Filistin, Moab, Zoba, Aram, Amon, Amalek dan Edom. Jika dihitung, jumlah orang yang dikalahkan minimal mencapai 101.700 orang. Walhasil, Daud telah banyak membuat suku bangsa yang dikalahkan menjadi budak bagi bangsa Israel dan membayar upeti kepada pemerintahan raja Daud. Demikianlah, saat kita sedang berada di puncak kejayaan, hidup nyaman, usaha berhasil dan banyak pencapaian lainnya, kita perlu waspada agar tidak termakan oleh bujukan Iblis yang dapat membuat kita berdosa di hadapan Allah.
3. Sebagai seorang yang mengasihi Tuhan, Daud telah membuat banyak mazmur pujian untuk Tuhan. Diperkirakan ada 75 mazmur yang diciptakan oleh Daud. Banyak dari kita pun adalah termasuk kelompok orang yang mengasihi Tuhan. Kita senantiasa beribadah dan telah banyak bekerja untuk Tuhan. Sebagai pelayan Tuhan, kita pun dapat menjadi target Iblis agar terjatuh ke dalam dosa.
4. Seperti Daud tidak mengindahkan nasihat Yoab, dan akhirnya jatuh ke dalam dosa sehingga membawa petaka bagi umat Israel, bukan berarti kita terlindungi berada di lingkungan yang rohani. Walau dikelilingi oleh orang-orang yang mengasihi Tuhan, kita masih mungkin jatuh ke dalam dosa. Dinasihati oleh saudara seiman, kita juga mau belajar untuk mendengar nasihat tersebut agar tidak terjatuh dalam dosa.
3 Macam Jebakan Dosa
Dari kisah Yesus dicobai di padang gurun, kita bisa melihat ada 3 macam jebakan dosa yang Iblis dapat lakukan kepada kita:
1. Jebakan pertama adalah keinginan daging (Mat 4:3). Saat itu, Yesus dalam keadaan yang sangat lemah secara fisik dan kelaparan karena telah 40 hari berpuasa tidak makan dan minum. Iblis membujuk Yesus untuk memerintahkan batu-batu menjadi roti. Iblis tahu bahwa Yesus mampu melakukan hal tersebut. Iblis menyerang potensi kelemahan Yesus pada saat itu, yaitu kebutuhan hidup manusia akan makanan.
Setiap manusia memiliki kebutuhan hidup primer yang harus dipenuhi yaitu sandang, pangan dan papan. Pada kenyataannya, masih banyak manusia kesulitan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Terlebih di masa pandemi ini, beberapa saudara seiman juga mengalami kesulitan hidup seperti kehilangan pekerjaan, hasil usaha yang menurun dan banyak kendala lainnya. Di masa sulit seperti ini, Iblis bisa menggunakan momen ini untuk menjebak manusia jatuh ke dalam dosa. Misalnya, bujukan Iblis untuk mencari tambahan penghasilan pada hari Sabtu, sehingga dapat membuat kita mengabaikan pentingnya menguduskan hari Sabat.
Walau dikelilingi oleh orang-orang yang mengasihi Tuhan, kita masih mungkin jatuh ke dalam dosa. Dinasihati oleh saudara seiman, kita juga mau belajar untuk mendengar nasihat tersebut agar tidak terjatuh dalam dosa.
2. Kedua, perihal keangkuhan hidup (Mat 4:6). Iblis lalu membawa Yesus ke bubungan Bait Allah dan berkata agar Yesus menjatuhkan diri karena Iblis tahu bahwa Yesus punya kuasa untuk memerintahkan para malaikat menolong-Nya.
Inilah yang dialami oleh Daud. Iblis tahu bahwa sebagai raja Israel, Daud punya kuasa untuk memerintah bawahannya melakukan apa pun yang dia inginkan. Sekalipun hal tersebut tidak berkenan kepada Allah, pasti bawahannya akan tunduk pada perintah raja, seperti yang dialami oleh panglima Yoab.
Banyak umat Allah saat ini mendapat berkat dari Allah, seperti misalnya menjadi pengusaha yang sukses, pemimpin di perusahaan atau organisasi di masyarakat. Artinya, orang tersebut memiliki wewenang untuk memerintah siapa saja dalam kuasa dan pengaruhnya, untuk melakukan apa yang dia kehendaki. Jika saat ini, kita ada dalam posisi ini, waspadalah bahwa Iblis dapat menggunakan posisi kita saat ini untuk melakukan keinginan kita dan melanggar Firman Allah.
3. Ketiga, yaitu keinginan mata (Mat 4: 8-9). Iblis kemudian memperlihatkan kepada Yesus semua kerajaan dunia dan kemegahannya. Lalu memberi tawaran jika Yesus mau menyembahnya, Iblis akan memberikan semua itu pada Yesus. Iblis tahu saat itu Yesus hanyalah manusia biasa. Manusia pada dasarnya memiliki sifat asli untuk tidak pernah puas. Jika keinginan-keinginan ini dibiarkan dapat menjadi tidak terkendali. Iblis sering kali menggunakan kelemahan manusia ini untuk menjebak dan menjerumuskannya ke dalam dosa. Perselingkuhan, percabulan, penipuan, pengkhianatan, ketamakan dan kejahatan lainnya, semua ini terjadi karena hawa nafsu yang timbul dari keinginan mata. Saat ini, tiga macam jebakan ini masih digunakan menjadi senjata jitu si Iblis untuk menyerang iman rohani anak-anak Tuhan.
Bagaimana Sikap Daud?
1. Setelah orang Israel dihajar Tuhan, Daud menyadari bahwa perbuatannya adalah dosa di mata Tuhan dan dia mengakui dosa yang telah dilakukannya itu (1 Taw 21: 8). Manusia memiliki sifat dasar yang tidak mau atau tidak berani mengakui kesalahan yang telah dia perbuat. Jika kita perhatikan anak kecil, secara spontan dia akan berusaha tidak mengakui perbuatan salah yang telah dilakukannya agar terhindar dari hukuman. Pernah suatu kali, anak saya tidak sengaja melanggar aturan yang telah disepakati. Saat ditanya apakah dia melakukan perbuatan tersebut, dia tidak langsung mengakuinya.
Contoh yang bisa kita lihat dalam Alkitab adalah raja Saul. Bukannya mengakui kesalahan yang dia telah lakukan, dia malah mencari-cari alasan mengapa dia melakukan pelanggaran tersebut. Kejadian ini dapat kita baca selengkapnya di kitab Samuel pasal 15. Saul beralasan bahwa dia sengaja menyisakan ternak terbaik yang tambun untuk dipersembahkan menjadi korban bakaran.
Manusia pada dasarnya memiliki sifat asli untuk tidak pernah puas. Jika keinginan-keinginan ini dibiarkan dapat menjadi tidak terkendali. Iblis sering kali menggunakan kelemahan manusia ini untuk menjebak dan menjerumuskannya ke dalam dosa.
Bagi manusia, mengaku kesalahan atau dosa bukan perkara mudah. Perlu kerendahan hati dan berusaha sekuat tenaga untuk mengakui perbuatan dosa yang telah kita lakukan. Walaupun Tuhan Maha Tahu, Ia ingin kita berlutut di hadapan-Nya dan mengakui kesalahan-kesalahan yang telah kita perbuat.
2. Daud juga bersedia menerima hukuman yang telah disediakan oleh Tuhan (1 Taw 21: 11 – 13). Daud ditawarkan untuk memilih salah satu hukuman Allah. Dalam surat Paulus kepada jemaat di Roma, memberitahu kita bahwa upah dosa adalah maut (Rm 6: 23). Hal ini harus kita camkan dalam hati. Walaupun Tuhan Maha Pengampun, kita perlu mengetahui bahwa setiap dosa yang kita lakukan, kita perlu mempertanggungjawabkannya.
3. Lalu Daud pun menyesali dosa yang telah dilakukannya (1 Taw 21: 16 – 17). Karena kesalahannya, Tuhan memusnahkan 70.000 orang Israel dengan penyakit sampar. Tahukah kita bahwa pelanggaran dosa yang kita lakukan juga bisa membuat orang lain menerima hukuman Allah? Tanpa kita sadari, kita bisa menjadi batu sandungan bagi saudara-saudari seiman yang lain. Contoh kecil, seorang anak dapat berkata kasar karena melihat orang tua atau guru agama di gereja melakukan hal yang sama.
Karena itu, penting bagi kita untuk menyesali dan bertobat untuk tidak melakukan dosa di hadapan Tuhan agar orang lain tidak mencontoh sikap hidup kita yang kurang berkenan kepada Tuhan. Sehingga kita tidak menjadi batu sandungan bagi iman rohani saudara-saudari lainnya.
4. Terakhir, Daud mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan (1 Taw 21: 26 – 28). Tuhan memerintahkan Daud mendirikan mezbah korban bakaran di ladang pengirikan Ornan. Daud diberi kesempatan oleh-Nya untuk bertobat dan beribadah kepada Tuhan. Di hadapan-Nya, kita semua adalah manusia yang berdosa. Tuhan tahu bahwa kita adalah manusia yang lemah. Tuhan ingin kita kembali kepada-Nya dan menyembah-Nya.
Kehadiran malaikat pemusnah menjadi peringatan
Setelah Daud berbuat dosa, Tuhan mendatangkan penyakit sampar yang menewaskan tujuh puluh ribu orang Israel. Lalu Allah mengutus malaikat ke Yerusalem untuk memusnahkannya, namun ketika hendak dimusnahkannya, maka TUHAN melihatnya, lalu menyesallah Ia karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya itu, lalu berfirmanlah Ia kepada malaikat pemusnah itu: “Cukup! Turunkanlah sekarang tanganmu itu!” Pada waktu itu malaikat TUHAN itu sedang berdiri dekat tempat pengirikan Ornan, orang Yebus. (1Taw 21:15) Peristiwa hadirnya malaikat pemusnah yang menghunuskan pedangnya di pengirikan Ornan menjadi peringatan bagi kita umat pilihan Tuhan. Dia adalah Tuhan Maha Pengasih tapi di saat bersamaan Ia juga adalah Hakim yang adil.
Seperti Daud yang terjerat bujukan Iblis, kita pun setiap waktu dapat diserang oleh berbagai macam cara jebakan Iblis. Iblis seperti singa yang berkeliling mengaum-ngaum mencari orang yang dapat ditelannya (1Ptr 5:8). Karena itu, senantiasa kita harus terus berjaga-jaga. Apabila kita terjatuh ke dalam dosa, akuilah kesalahan kita dan bertobat. Jalin kembali relasi kita dengan Tuhan dengan memberikan persembahan korban yang hidup sampai akhir kehidupan kita.
Di hadapan-Nya, kita semua adalah manusia yang berdosa. Tuhan tahu bahwa kita adalah manusia yang lemah. Tuhan ingin kita kembali kepada-Nya dan menyembah-Nya.
Kisah Daud memberi pesan kepada kita bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Tapi di dalam ketidaksempurnaan, Daud bisa menjadi salah satu manusia yang istimewa di hadapan Tuhan. Kiranya peristiwa ini dapat menginspirasi kehidupan iman rohani kita semua. Tuhan Yesus memberkati.