Suara Sejati
Pimpinan Tuhan dalam Melanjutkan Studi (Bagian Akhir)
Sdri. Thania – Gereja cabang Samanhudi, Jakarta
Sambil bergiat belajar, saya berpikir untuk mengajukan tiga permintaan pada Tuhan. Dalam doa, saya memohon untuk dapat masuk di universitas negeri, karena universitas swasta mematok biaya kuliah yang jauh lebih tinggi daripada universitas negeri. Yang kedua, saya menginginkan jurusan akuntansi, karena sepertinya bidang itulah yang saya minati.
Seiring berjalannya waktu, saya melihat nilai saya tidak begitu memuaskan dan sepertinya tidak layak untuk mendoakan hal-hal seperti itu. Akhirnya saya pun mengurangi permintaan saya: Universitas negeri, karena pertimbangan biaya yang tinggi dan kekuatiran tidak dapat memenuhinya; Jurusan akuntansi karena disanalah minat saya. Jika tidak sesuai, maka saya harus mengulang di sekolah itu selama satu tahun dan mencoba kesempatan di tahun berikutnya – tidak sedikit teman-teman saya yang menunggu sampai tahun berikutnya; Tempatnya di mana saja terserah Tuhan, dan saya pikir dimanapun ditempatkan, mau tidak mau saya harus bisa beradaptasi dengan baik, tidak banyak pilihan, begitulah kira-kira isi doa saya.
Hari ujian pun tiba, saya berdoa dan mengerjakan soal semampu saya. Setelah sepuluh bulan saya di sana melalui tempaan yang boleh dibilang lumayan, tibalah hari pengumuman kelulusan. Puji Tuhan, nama saya terdaftar di salah satu universitas negeri jurusan akuntansi di Kota Changhua. Walaupun tidak tahu kotanya di mana, tak apalah, yang penting Tuhan menjawab doa saya selama ini, persis seperti apa yang saya minta, Puji Tuhan.
Bulan September di tahun yang sama, ketika saya hendak kembali ke Taiwan seusai liburan musim panas, saya ditelepon oleh pendeta yang mengantar saya ke gereja pertama kali. Beliau menanyakan universitas saya yang baru dan mengatakan akan mengantar saya pergi ke sana. Setelah kami berangkat, barulah saya tahu bahwa Kota Changhua terletak di bagian tengah Taiwan dan memakan waktu 2.5 sampai 3 jam perjalanan dengan menggunakan mobil atau bus, tapi beliau rela meluangkan waktunya untuk mengantar saya sampai ke kota tersebut.
Sungguh besar kasih Tuhan yang mengirimkan hamba-hamba-Nya ke dalam hidup saya. Tuhan jugalah yang mengatur saya untuk dapat diterima di universitas tersebut, melanjutkan studi saya sampai sekarang dan juga dipertemukan dengan banyak orang baik lainnya. Dalam hal ini saya banyak belajar, khususnya dari pendeta tersebut untuk melaksanakan kasih yang nyata untuk orang di sekeliling kita.
Kiranya kesaksian ini dapat membangun iman saudara-saudari.
Segala Kemuliaan hanya bagi nama Tuhan Yesus
Amin