Suara Sejati
Pimpinan Tuhan dalam Melanjutkan Studi (Bagian Pertama)
Sdri. Thania – Gereja cabang Samanhudi, Jakarta
Tanggal 5 September 2012 saya berangkat ke Kota Taipei, Taiwan, untuk menimba ilmu. Saya tidak memiliki dasar Bahasa Mandarin, sehingga saya tidak dapat berkomunikasi dengan baik bahkan untuk hal-hal sepele seperti membeli keperluan sehari-hari. Puji Tuhan, di sana ada beberapa teman seperjuangan yang membantu saya. Selama satu setengah bulan saya beribadah di Gereja Yesus Sejati Banqiao yang jarak tempuhnya kurang lebih dua jam pulang pergi dengan jalan kaki dan naik kendaraan umum.
Suatu Hari Jumat sore saya menerima telepon dari seorang laki-laki yang berbicara Bahasa Mandarin. Karena saya tidak mengerti, saya pun menanyakan arti pembicaraan itu kepada teman saya yang saat itu kebetulan ada di samping saya. Teman saya berkata bahwa orang itu mau berbicara dengan saya. Setelah memakan waktu beberapa menit, saya menyadari bahwa orang di telepon itu adalah seorang pendeta Gereja Yesus Sejati. Ia dan istrinya akan datang ke asrama perempuan tempat saya tinggal dan ingin bertemu dengan saya. Saya sedikit kaget dan terheran akan hal ini.
Berselang 15 menit kemudian, datanglah sepasang suami istri paruh baya yang mengenakan kemeja batik khas Indonesia dan mereka tersenyum. Tahulah saya bahwa mereka berdualah orang yang dimaksudkan. Mereka berbicara Bahasa Mandarin, sedikit sekali Bahasa Indonesia ataupun Inggris. Karena keterbatasan Bahasa Mandarin yang saya kuasai akhirnya kami pun mengobrol seadanya tanpa penerjemah (dalam hal ini teman saya). Seperti ada mujizat Tuhan yang terjadi, saya dapat mengerti isi pembicaraan beliau sedikit demi sedikit. Mereka berdua mengatakan akan mengajak saya pergi ke gereja, saya pun menurut tanpa bertanya-tanya.
Sampailah kami di Gereja Yesus Sejati Linkou, yang jika ditempuh dengan mobil, jaraknya hanya kira-kira 15 menit dari asrama saya! Saya pun kaget dan baru tahu ternyata ada gereja cabang dekat sini, sehingga saya tidak perlu jauh-jauh ke Gereja Banqiao yang jaraknya lebih jauh. Puji Tuhan, Ia telah mengutus hamba-hamba-Nya untuk menuntun saya ke gereja, sungguh suatu penyertaan Tuhan.
Setelah bersekolah selama kurang lebih enam bulan, para murid diberikan sebuah buku yang sangat tebal dan berisi semua jurusan di seluruh universitas Taiwan. Saya harus memilih dan mengurutkan 70 universitas dan jurusan yang diminati untuk didaftarkan ke sekolah tersebut secara massal. Apa daya saya selama enam bulan di sana belum bisa mengerti nama kampus, jurusan dan di kota mana saya harus memilih. Pergumulan pun terjadi. Untuk jurusan saya saja, murid di sekolah kami mencapai 500 orang lebih. Persaingan dari negara Asia tetangga selain Taiwan untuk masuk universitas di sana begitu ketat.
Puji Tuhan, di Gereja Linkou ada seorang jemaat perempuan yang membantu saya untuk memilih dan menentukan 70 universitas dan jurusan yang akan saya pilih. Ia sangat berperan penting dalam hal ini, karena ia berkecimpung di dunia pendidikan juga dan memahami jurusan dan universitas yang ada. Saya sangat merasakan penyertaan Tuhan hadir melalui dirinya.
Sambil bergiat belajar, saya berpikir untuk mengajukan tiga permintaan pada Tuhan. Dalam doa, saya memohon……..
Kesaksian ini akan dilanjutkan pada bagian terakhir
Segala Kemuliaan hanya bagi nama Tuhan Yesus
Amin