Suara Sejati
Panggilan Tuhan
Sdri. Ivone Lie, Gereja cabang Samanhudi, Jakarta
Saya berasal dari keluarga yang cukup unik. Almarhum Mama saya bukanlah penganut agama Kristen, sedangkan Papa saya menyembah Tuhan, namun tidak terikat dengan agama apa pun. Saya sendiri dari kecil selalu diajak beribadah oleh Mama menurut iman kepercayaannya. Namun puji Tuhan, saya disekolahkan di sekolah Kristen sejak TK karena menurut Mama saya, hanya sekolah itu saja yang cukup bagus mutunya, dan yang terpenting, lokasinya juga dekat dengan rumah.
Ketika saya kelas 1 SD, saya mengenal Alkitab, karena setiap murid diwajibkan untuk memiliki Alkitab. Tetapi iman saya tidak bertumbuh sama sekali. Ketika diajak ke tempat ibadah Mama saya pun saya selalu ikut, dan beribadah dengan cara seperti yang dilakukan Mama saya. Namun semuanya berubah ketika saya menginjak kelas 5 SD.
Sejak SD, setiap tanggal di kalender yang menunjukkan hari raya agama tertentu, entah kenapa saya dihantui ketakutan. Rasanya seperti ada yang mengejar-ngejar saya, namun tidak terlihat apa-apa. Bahkan ketika saya tidur, saya merasa ada bayangan gelap yang siap menghantui saya dan membuat saya tidak bisa tidur sama sekali. Setiap kali saya mengalami hal ini, Mama saya mengajak saya ke “orang pintar” dan kami diberikan lilin yang harus dipasang di depan tempat tidur saya. Tidak lupa, ada juga kertas kuning yang harus dibakar dan saya minum. Begitu semua ritual itu dilakukan, saya tidak merasakan ketakutan lagi dan bisa tidur dengan nyenyak, namun hal yang sama akan kembali berulang di tahun berikutnya di hari raya yang sama. Ini terus berlangsung hingga beberapa tahun.
Klimaksnya adalah ketika saya kelas 5 SD, saya sangat ketakutan dan berlari hingga ke dalam WC, dan di sana, saya berdoa dengan cara Kristen, dan hanya mengucapkan “Tuhan Yesus tolong” berkali-kali dengan rasa takut yang amat sangat. Puji Tuhan, sekitar 5-10 menit kemudian, rasa ketakutan saya menghilang dan saya tidak lagi merasakan ada yang mengejar saya. Sejak saat itu, saya tidak pernah mengalami ketakutan seperti itu lagi, dan saya memutuskan bahwa agama Kristen adalah agama yang benar, tetapi pada saat itu saya belum dibaptis di gereja mana pun.
Saya mulai ikut kegiatan rohani yang merupakan kerja sama dengan sebuah gereja, namun iman saya tidak bertumbuh. Ketika saya kelas 6 SD, tante saya mengenalkan saya ke gerejanya, dan saya akhirnya mengikuti Sekolah Minggu di sana selama satu tahun, hingga SMP kelas 7. Saat SMP kelas 7, saya pindah sekolah ke Kanaan, di sinilah saya mengenal Gereja Yesus Sejati.
Pengajaran Gereja Yesus Sejati yang berbeda mengenai Natal dan Paskah membuat saya merasa kaget karena di dua gereja sebelumnya, kami justru merayakan Natal dengan meriah. Saya pun tidak serta merta percaya begitu saja dengan materi pelajaran agama yang diajarkan di sekolah. Namun, saya masih mengenal Gereja Yesus Sejati hanya dari pelajaran agama di sekolah saja. Saya sama sekali belum pernah menginjakkan kaki di Gereja Yesus Sejati, sampai akhirnya ada teman-teman saya yang mengajak untuk beribadah di kelas Sabat C. Pertama kalinya saya datang ke Gereja Yesus Sejati dan mengikuti kelas Sabat C, saat itulah saya menerima Roh Kudus ketika sedang berdoa setelah firman di kelas selesai, tanpa penumpangan tangan.
Awalnya saya tidak yakin jika saya menerima Roh Kudus, karena setahu saya, Roh Kudus biasanya diperoleh melalui penumpangan tangan. Saya bingung karena lidah saya bergetar bukan lagi mengucapkan Haleluya, dan ada rasa hangat yang datang ke punggung saya disertai dengan rasa sukacita yang melimpah. Karena penasaran, saya jadi rajin mengikuti doa pagi di ruang Kebun Anggur. Sampai akhirnya saya bertanya kepada pendeta dan ia berkata bahwa saya memang telah menerima Roh Kudus. Itu sungguh suatu mujizat yang luar biasa bagi saya. Langsung menerima Roh Kudus saat saya datang ke gereja untuk pertama kalinya.
Sejak saya menerima Roh Kudus, saya tidak hanya menjadi rajin mengikuti doa pagi di Sekolah Kanaan, tetapi juga giat terlibat dalam kegiatan rohani yang diadakan di sekolah. Dan ketika saya kelas 8, saya memutuskan untuk dibaptis di Gereja Yesus Sejati, walaupun Mama saya sempat mengatakan tidak boleh. Tetapi puji Tuhan akhirnya saya diizinkan dibaptis. Saya meyakini inilah gereja yang disertai oleh Tuhan.
Segala Kemuliaan hanya bagi nama Tuhan Yesus
Amin