Suara Sejati
Kesaksian Yang Hidup
Sdr. Yoel Haggen, Gereja cabang Banjarmasin
Saya merupakan jemaat generasi ke-4 dari keluarga saya di Gereja Yesus Sejati. Menjadi jemaat “turunan” merupakan hal yang cukup sulit dijalankan, karena saya menjadi jemaat sepenuhnya karena orang tua; saya dibaptis menjadi anggota di Gereja Yesus Sejati ketika masih berusia tiga bulan. Secara tidak langsung hal ini membuat saya memiliki iman yang kurang bertumbuh karena belum mengalami pengalaman rohani secara pribadi dengan Tuhan.
Namun saya ingin berbagi bagaimana saya mengalami pengalaman pribadi atau first impression dengan Tuhan. Sejak kecil sampai SMA, saya disekolahkan di Sekolah Kristen Kanaan, dan setelah lulus saya kuliah di Jakarta. Selama itu, orang tua membimbing dengan baik perihal berkebaktian, namun itu hanyalah sebuah rutinitas yang saya lakukan setiap minggu. Masa SMP adalah momen di mana saya benar-benar merasakan indahnya bersekutu dengan Tuhan. KAD (Kursus Alkitab Dasar) adalah momen pertama saya mendapatkan pengalaman rohani yang luar biasa, karena di waktu yang cukup panjang kita diajarkan bagaimana bersikap disiplin selama kegiatan berlangsung. Selain itu, materi yang disampaikan sangat mendalam dan kehidupan doa di sana sangat baik.
Melalui kegiatan KAD pula saya menemukan talenta di bidang musik. Karunia dalam bidang musik yang Tuhan berikan kepada saya sangat luar biasa, karena di waktu yang sangat singkat dan berkat teman-teman di Kanaan, saya menjadi pemusik yang dapat memainkan beberapa alat musik. Hal ini membuat saya lebih dekat dengan Tuhan dalam pelayanan.
Saya juga mengalami pengalaman iman yang luar biasa ketika saya mencari pekerjaan. Awalnya saya pernah mengidam-idamkan untuk bekerja di salah satu perusahaan besar yang memproduksi Wafer Tango. Namun saya tidak berani bermimpi terlalu jauh ketika saya mencari pekerjaan, sehingga saya mengirimkan CV ke beberapa situs penyedia pekerjaan. Saya kemudian dipanggil dan ditest di beberapa perusahaan. Dan ada satu perusahaan yang sudah melakukan tes lima kali dan tempatnya cukup jauh.
Namun pada tes terakhir saya gagal karena tidak berhasil menjalankan tugas dengan baik, dan saya pun ditolak. Saat itu rasanya saya tidak dapat menerima dan sejujurnya saya merasa gagal. Namun saya teringat bahwa saya harus berpikir positif dan optimis, meyakini bahwa ini adalah rencana Tuhan dan saya harus menerimanya.
Malamnya, kebetulan ada kebaktian memohon Roh Kudus, dan saya maju ke depan untuk mengutarakan keluh kesah saya kepada Tuhan, dan saya menyerahkan diri pada kehendakNya, memohon kepada-Nya bahwa Ia pasti memberikan yang terbaik mengenai di mana saya bekerja.
Setiap hari setelah itu saya terus mengirimkan CV ke beberapa perusahaan. Sampai pada hari Kamis ketika saya mulai merasa putus asa dan ingin beristirahat sejenak, pada sore hari saya menerima telepon bahwa saya akan menjalani wawancara keesokan harinya.
Puji Tuhan, ternyata tempat wawancara saya adalah perusahaan yang saya idam-idamkan sedari awal. Namun saat itu saya masih berpikir akan sulitnya diterima di sana, dan saya memasrahkan diri kepada Tuhan, memohon pimpinan-Nya. Ternyata kemudian saya diterima untuk bekerja di perusahaan itu. Bukan itu saja, setiap hari saya masih bisa melakukan renungan harian, dan pada hari Jumat saya dapat berkebaktian dan pelayanan di tempat saya bekerja.
Saya benar-benar merasakan, bahwa ketika kita percaya sepenuhnya kepada Tuhan, Ia akan bekerja dengan luar biasa dalam hidup kita, dan hal ini saya mengalaminya sendiri.
Segala Kemuliaan hanya bagi nama Tuhan Yesus
amin