Suara Sejati
Janganlah Mengandalkan Kekuatan Sendiri
Sdr. Philip Handy Kamdani, Gereja cabang Sunter, Jakarta
Pepatah mengatakan perjalanan hidup manusia bagaikan mengendarai mobil. Jalan yang dilalui terkadang berliku-liku, terjal, curam. Tetapi yang saya rasakan, jalan yang saya lalui bagaikan jalan beton lurus yang mulus. Belajar di sekolah dilancarkan dan mendapatkan juara. Lulus kuliah tepat waktu dengan nilai yang baik. Setelah lulus kuliah langsung mendapatkan pekerjaan di perusahaan yang bermutu.
Di tahun kedua bekerja, saya memutuskan untuk melanjutkan belajar bahasa di luar negeri selama satu tahun. Dari pergi sampai dengan akhir studi saya, tidak ada rintangan yang cukup berarti. Sepulangnya dari studi, saya tidak kembali ke tempat kerja saya yang dulu, tetapi mencari kerja yang baru. Saat itu adalah bulan Agustus 2015.
Dalam hati saya, perjuangan saya dalam mencari pekerjaan juga akan dilancarkan seperti yang sudah-sudah. Apalagi dengan bekal ijazah, pengalaman kerja, dan pengalaman organisasi yang saya miliki, pasti akan menaikkan nilai saya untuk dipekerjakan perusahaan. Jadi saya mulai membuat CV dan mengirimkannya ke beberapa perusahaan.
Di antara beberapa perusahaan itu, ada satu yang menurut saya memiliki peluang yang besar. Saya dan teman studi bahasa saya mengirimkan CV ke sana. Setelah beberapa waktu, saya mendapat kabar bahwa teman saya dipanggil untuk mengikuti tes masuk, diproses, sampai tanda tangan kontrak. Sedangkan saya tidak mendapat panggilan sama sekali. Ternyata surel yang saya kirim tidak sampai dan tidak dapat diproses. Saudara yang bekerja di sana berkata bahwa dia akan mencoba untuk membantu mengirimkan lagi CV tersebut, tetapi tidak menjamin apa-apa. Di saat itulah saya mulai merasakan bahwa jalan saya tidak akan semulus yang dulu saya rasakan.
Dari beberapa CV yang saya kirimkan, ada beberapa perusahaan yang memanggil saya untuk mengikuti tes masuk. Setiap panggilan itu saya jawab. Puji Tuhan ada beberapa perusahaan yang melanjutkan saya ke tahap berikutnya, yaitu wawancara. Tetapi di tahap ini, semuanya menolak saya. Alasan utamanya adalah karena keterampilan yang saya punya tidak cocok dengan yang dibutuhkan perusahaan.
Sampai di bulan Desember, saya belum mendapat kepastian akan bekerja di mana. Peluru saya untuk mendapatkan pekerjaan pun sudah hampir habis. Dan di saat itulah saya sadar bahwa selama ini saya sangat mengandalkan kemampuan sendiri. Kesombongan dan pengalaman masa lalu saya mengesampingkan Tuhan dari daftar kekuatan saya. Dalam keputusasaan, saya berdoa kepada Tuhan untuk memohon pengampunan dan mau kembali bersandar sepenuhnya kepada Tuhan. Saya yakin kalau Tuhan akan memberikan yang terbaik bagi saya.
Tidak lama kemudian, perusahaan yang sudah menerima teman saya memanggil saya untuk mengikuti tes masuk. Proses berjalan dengan cepat sampai kepada wawancara, tes kesehatan, dan akhirnya tanda tangan kontrak. Di situ saya benar-benar merasakan bahwa manusia tidak sepatutnya mengandalkan diri sendiri. Tuhan menunjukkan kepada saya bahwa Dia dapat mengubah semua kemampuan saya menjadi sia-sia di hadapan-Nya.
Segala Kemuliaan hanya bagi nama Tuhan Yesus
Amin