Suara Sejati
Gunakan Kesempatan yang Tuhan Berikan
Sdri. Yoshimi, Gereja cabang Pungkur, Bandung
Sejak tahun 2014, saya mengalami penyakit kanker darah (leukemia). Pada saat awal saya mengetahuinya saya merasa sangat terkejut dan patah arang. Iman saya pun menurun dan saya mempertanyakan mengapa Tuhan memberikan cobaan yang sangat berat kepada saya.
Namun seiring berjalannya waktu saya, akhirnya dapat menerima bahwa saya sakit dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Ia memberikan kekuatan dan damai sejahtera. Meskipun penyakit ini tidak dapat disembuhkan, namun telah ada obatnya. Obatnya pun tergolong sangat mahal. Namun Tuhan membukakan jalan. Obatnya pun dicover BPJS. Itu merupakan berkat yang Tuhan berikan kepada saya.
Seiring berjalannya waktu, tiba-tiba penyakit saya bertambah parah. Saya harus mengganti obat, namun obat itu pun belum bisa diterima dengan baik dalam tubuh saya. Trombosit saya menurun dari hari ke hari dan saya masuk ke rumah sakit untuk transfusi trombosit. Ketika ditransfusi biasanya ada efek samping seperti menggigil, panas dingin, sesak nafas, dan lainnya, namun saya sama sekali tidak merasakan apa-apa, dan puji Tuhan saya dapat tidur dengan pulas.
Setelah keluar dari rumah sakit, kondisi saya kembali menurun dan belum stabil. Meskipun begitu, saya merasakan kasih karunia Tuhan yang luar biasa sampai saat ini, karena saya masih dapat bangun pagi dan diberikan kesempatan hidup untuk melayani-Nya sampai hari ini. Bahkan Tuhan memilih saya untuk mengalami sakit agar bisa lebih bersyukur dan untuk memuliakan-Nya, serta menjadi saksi bagi namaNya.
Maka dari itu, untuk saudara-saudari yang lebih sehat harus selalu bersyukur atas kesehatan dan waktu yang Tuhan berikan, agar kita bisa melayani-Nya lebih dan lebih lagi. Jika Tuhan memanggil kita untuk melayani, janganlah kita menolak, karena pelayanan adalah balasan kita atas kasih yang Tuhan berikan kepada kita. Pergunakanlah kesempatan yang Tuhan berikan selagi masih ada waktu. Semoga kesaksian ini dapat membangun iman saudara-saudari sekalian.
Keterangan: Dalam pergumulannya menghadapi leukemia, Yoshimi tidak pernah mengeluh terhadap suntikan demi suntikan. Padahal, seumur hidupnya, Yoshimi begitu takut dengan jarum suntik. Acapkali, proses pengambilan darah yang dilakukan di lengan Yoshimi bisa sebanyak tiga kali tusuk jarum, dikarenakan urat nadinya yang halus, tetapi Yoshimi sama sekali tidak mengeluhkan rasa sakit yang dialaminya. Yoshimi dipanggil Tuhan, tanggal 07-Desember-2018.
Segala Kemuliaan hanya bagi nama Tuhan Yesus
Amin