Suara Sejati
Melayani dalam Gelap dan Sunyi
“Sdr. Chandra Gunawan, Gereja cabang Serpong, Tangerang Selatan”
Saya adalah seorang tunanetra, sekaligus tunarungu. Saya tidak dapat melihat, juga kurang dapat mendengar. Sebelum pandemi menghebat di bulan Maret 2020, saya biasa melayani sebagai pengkhotbah, juga membawakan kesaksian di gereja dan persekutuan. Namun sejak pandemi, pelayanan saya seolah terhenti.
Para hamba Tuhan dan pengurus gereja mendorong saya kembali melayani, tapi melalui aplikasi Zoom. Tujuannya agar saya tetap dapat memanfaatkan talenta dari Tuhan, walau aksesnya memang tidak nyaman untuk saya yang tidak dapat melihat dan kurang mendengar ini. Banyak kendala yang saya alami melalui aplikasi Zoom. Demikian juga saat ibadah online, saya merasa tidak senyaman dulu, di mana bisa berdampingan dengan jemaat lainnya. Suasana terasa sepi karena hanya menyanyi, mendengarkan Firman, berdoa tanpa tatap muka.
Saya sempat berpikir apakah Tuhan tidak lagi berkenan melibatkan saya dalam pelayanan, juga tidak menginginkan saya menikmati ibadah seperti dulu lagi. Dalam keheningan, saya teringat Wahyu 3:8 bahwa Dia tahu apa yang saya kerjakan untuk-Nya. Jadi saya bertekad meneruskan pelayanan sebisa mungkin. Biarlah Tuhan Yesus sendiri yang berkarya melalui keterbatasan saya ini.
Yesus pernah berkata mengenai pintu menuju Kerajaan Surga. Saya tahu pintu itu sempit. Tapi melalui jalan itulah saya harus berjuang untuk bisa menuju Kerajaan Tuhan yang kekal. Berharap saya bisa menyelesaikan pertandingan iman ini dengan baik.
Tuhan pasti tahu seberapa kekuatan saya. Walau hanya satu, saya mau pakai talenta ini. Memanfaatkan seluruh kesempatan yang ada untuk terus berkarya bagi Dia, sekalipun dalam gelap dan sunyi.
Segala Kemuliaan hanya bagi nama Tuhan Yesus,
amin.