Suara Sejati
Taat
Sdri. Stevanie Hendrieke, Gereja cabang Tanjung Duren, Jakarta
Di akhir tahun 2015, saat itu saya dan Paulin, adik saya, bekerja di Kanaan Global School. Kami berangkat dengan motor melewati jalan Daan Mogot. Di jalan itu, ada satu fly-over (jembatan layang). Walaupun memang ada tanda dilarang naik, banyak motor tetap menerobos setiap harinya. Saya pun terkadang ikut-ikutan naik fly-over ini. Alasannya sederhana, kalau saya memakai jalur bawah maka saya harus melewati dua lampu merah, belum ditambah lagi saya harus menunggu kereta yang terkadang lewat.
Fly-over Pesing ini memang wajar dilarang bagi pengendara motor. Selain posisinya yang lebih tinggi dari fly-over pada umumnya, lebarnya hanya cukup untuk satu mobil plus satu motor, apalagi tembok pembatasnya pendek. Lengkap sudah alasan untuk melarang motor naik fly-over Pesing.
Pagi itu, seperti biasa saya membonceng Paulin, adik saya, dengan motor. Sebetulnya pada saat mau naik fly-over, saya merasakan perasaan kurang nyaman, tetapi akhirnya saya abaikan. Ternyata sampai di tengah fly-over, ada satu mobil yang mendadak mogok, sehingga mobil dan motor di belakangnya harus mengerem mendadak, termasuk saya. Di dalam hati saya hanya bisa mengomel, entah apa yang terjadi dengan mobil di depan.
Tiba-tiba dari arah belakang kami ada mobil sedan yang datang. Pengemudinya tidak sadar kalau kami semua tidak bisa bergerak.
Mobil itu terlambat mengerem, sehingga menyeruduk barisan motor yang paling belakang. Pengemudi motor yang diseruduk ada yang terduduk di atas kap mobil, ada juga yang jatuh ke samping. Motor kami pun ikut terseruduk motor di belakang.
Sungguh, kalau bukan Tuhan Yesus yang melindungi, para pengendara motor—termasuk saya—mungkin sudah celaka dihantam mobil, bahkan bisa terlempar keluar dari fly-over yang tinggi itu. Kami tidak berani membayangkan akibatnya. Sungguh bersyukur pada Tuhan bahwa nyawa kami masih terpelihara.
Kami memang salah karena sudah mengabaikan rambu, melanggar peraturan lalu lintas. Tuhan hanya masih bermurah hati saja, untuk kali ini.
Sejak saat itu, saya belajar taat dan tidak mau lagi melewati fly-over itu kalau mengendarai motor.
Segala Kemuliaan hanya bagi nama Tuhan Yesus
amin