Suara Sejati
Bukan Karena Pasangan
Sdri. Intan Kumala, Gereja cabang Daan Mogot, Jakarta
Sejak kecil sampai dewasa saya aktif di suatu gereja. Di sinilah saya beribadah dan memiliki banyak teman baik.
Pada tahun 1994, ketika masih sekolah di SMP Kemurnian 2, saya dan kakak mengambil kursus mandarin. Saya dan keluarga tidak tahu bahwa guru ini adalah jemaat Gereja Yesus Sejati. Dia beberapa kali memberikan pamflet penginjilan dan mengajak kami ke gerejanya. Tetapi saya dan kakak tidak tergerak, karena kami sudah nyaman dengan gereja kami.
Karena jadwal sekolah yang makin padat, saya berhenti les mandarin dan tidak bertemu dengan guru ini lagi.
Awal tahun 2008, teman kakak mengenalkan seorang teman pria. Setelah berkenalan cukup dekat, saya baru tahu kalau dia anggota Gereja Yesus Sejati dan aktif mengambil pelayanan mimbar (pengkhotbah amatir)—jenis pelayanan yang disukai orang tua saya.
Saya lalu menjalin hubungan yang semakin dekat dengannya. Suatu hari dia menyatakan suatu tekad yang membuat saya merasa kurang nyaman. Katanya: Saya harus beribadah di tempat yang sama dengannya, yaitu di Gereja Yesus Sejati.
Saat itu, dia terlihat cukup teguh memegang imannya dan berkata: jika saya tidak bersedia, maka hubungan sebagai kekasih terpaksa harus diakhiri.
Saya merasa kurang nyaman. Menurut saya dia fanatik.
Setelah itu, saya merasa galau dan meminta nasehat mama soal ini. Mama mengatakan bahwa semua gereja sama saja, yang penting seiman.
Akhirnya saya mengikuti kelas katekisasi sebagai persyaratan menjadi anggota di Gereja. Jika telah menjadi anggota, maka pernikahan baru dapat dilaksanakan di aula Gereja Yesus Sejati.
Tentu saya jalani itu hanya sebagai formalitas, dan tidak memahami sungguh-sungguh kebenaran yang dijelaskan. Setelah katekisasi selesai, saya pun dibaptis di Gereja Yesus Sejati—Daan Mogot, tanggal 25 Oktober 2008.
Dalam hidup berkeluarga setelah menikah, saya jarang mengikuti diskusi kebenaran dan merasa kurang bertumbuh dalam iman.
Ketika saya menghadapi masalah keluarga, iman saya menjadi lemah dan saya ingin kembali ke gereja lama, karena banyak teman-teman baik di sana dan disanalah tempat saya bertumbuh sejak kecil.
Saya sering mengeluh, terkadang berselisih paham dengan suami, sebab saya merasa bahwa pelayanan suami di Gereja terlalu menyita waktu. Akibatnya, waktu suami untuk keluarga menjadi berkurang.
Sebenarnya, banyak saudara-saudari seiman di Gereja suami yang mengajak saya untuk mengikuti persekutuan, tetapi terkadang saya malas untuk mengikutinya.
Walaupun saya pernah mengambil pelayanan di Gereja suami, saya merasa iman tidak terbangun. Saya tetap meyakini pemahaman keyakinan yang diajarkan di gereja lama.
Saya rasa sah-sah saja memakai pemahaman dari gereja lama saya dalam memahami kebenaran Alkitab.
Akhirnya, saya sampai pada tahap dimana saya meragukan bahwa Gereja Yesus Sejati adalah Gereja yang memiliki kebenaran.
Saya lalu meminta petunjuk Tuhan soal ini, karena saya sungguh tidak merasa bertumbuh dalam iman.
Akhir Mei 2020, di tengah masa pandemi, saya menghadapi masalah keluarga yang cukup berat, sehingga saya kehilangan damai sejahtera. Namun orang tua, suami dan teman-teman seiman lainnya membantu menguatkan melalui doa dan nasehat, serta mengajak saya untuk mengikuti ibadah dan persekutuan online.
Tanggal 30 Mei 2020, di kebaktian Sabat Pagi secara online, saya mencurahkan perasaan saya yang sedang tertekan berat dengan sungguh-sungguh berdoa. Dan pada saat itu, saya menerima Roh Kudus dan mendapatkan penglihatan ajaib dalam doa. Rincian pengalaman ini pernah saya bagikan dalam kesaksian lain di buku Kumpulan Kesaksian “Hadiah Terbesar di Masa Pandemi.”
Sejak itu, saya mengalami pertumbuhan positif dalam iman, yang membuat saya baru yakin bahwa Gereja Yesus Sejati adalah Gereja yang benar.
Saya pun meninggalkan pemahaman yang keliru tentang Firman Tuhan, dan lebih bertekun dalam berdoa, membaca Alkitab, serta mengikuti berbagai persekutuan dan Pendalaman Alkitab. Sekarang, saya baru benar-benar memahami Firman Tuhan, dan sangat mendukung pelayanan suami di gereja.
Sungguh, mata saya baru terbuka sejak saya menerima Roh Kudus.
“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu”—Yohanes 15:16.
Segala Kemuliaan hanya bagi nama Tuhan Yesus
amin