Suara Sejati
Menguasai Pikiran (Bagian Pertama)
“Sdri. Deniawati Gunawan, Gereja cabang Tangerang, Banten”
Saya biasa dipanggil San-san. Saya jemaat Gereja Yesus Sejati yang saat ini berdomisili di kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Saya dan suami, Hendri Halingkar, tidak tahu dengan pasti awal penyebabnya, tetapi di tanggal 19-Oktober-2020 kami mengajak Kimberly, anak kami yang berusia 23 bulan, untuk imunisasi vaksin DPT 4 di sebuah klinik.
Pulang dari imunisasi, Kimberly demam selama beberapa hari. Namun, itu reaksi biasa saat mendapat imunisasi DPT, karena demam seperti ini bukan untuk pertama kalinya.
Dibandingkan dengan demam imunisasi dahulu, imunisasi kali ini efeknya terasa lebih berat. Sepanjang malam saat tidur, Kimberly selalu menangis dan terbangun hampir tiap jam, minta digendong. Dia tidak mau diletakkan di tempat tidur.
Pada hari ke-4, Kimberly sudah tidak demam, ia kembali dapat berjalan dan bermain seperti biasa.
Tetapi ada suatu hal yang tidak biasa. Saat kami berdoa dalam bahasa Roh, Kimberly yang sedang tidur, mendadak menangis dan meminta untuk digendong. Padahal biasanya, ia tidak pernah demikian.
Saat saya menyanyikan lagu pujian pun, Kimberly memejamkan matanya dan menunjuk ke “dua lokasi” di dalam kamar.
Namun, saat itu saya masih berpikir mungkin dia manja karena habis imunisasi.
Hari ke-6, saya mulai merasa ada yang aneh, karena kejadian yang sama terus berulang. Hampir setiap malam sekitar jam 23:30, Kimberly menangis dan tidak mau diletakkan di tempat tidur sehingga harus terus digendong, dan baru tenang sesudah jam 03:00 pagi.
Saat pagi dan siang, Kimberly bermain seperti biasa. Tetapi dia sering mengintip ke “dua lokasi” di dalam kamar, dan saat saya mengucapkan “Haleluya, dalam nama Yesus mengusir kuasa kegelapan” dia langsung pejamkan mata. Begitu pula saat kami turun ke toko, dia sama sekali tidak mau membuka matanya.
Saya mulai bertanya-tanya, apakah hal ini normal?
Hari Minggu, tanggal 25-Oktober-2020, saya meminta tolong ayah saya yang tinggal di kota Tangerang, mendoakan kami melalui video call. Saat kami mulai doa dan menyanyikan bagian reff kidung rohani no 41, Kimberly sangat gelisah dan memberontak seperti menghindar dari melihat sesuatu dan dia memejamkan mata rapat-rapat sambil tangannya menggosok-gosok mata.
Puji Tuhan Yesus, setelah sesi doa itu, Kimberly tertidur pulas sampai pagi.
Besoknya, setelah kami mengikuti seminar online kitab Kejadian via zoom, kami ceritakan hal ini kepada para pendeta yang hadir dan memohon bantuan doa mereka. Saat didoakan, Kimberly sangat gelisah dan memberontak, tetapi malam harinya dia bisa tertidur pulas.
Kembali lagi, esok hari Kimberly masih memiliki gelagat yang sama, sehingga kami kembali memohon bantuan doa dari para pendeta dan jemaat.
Beberapa jemaat ada yang mengirimkan lagu rohani dan bahan permainan untuk mengalihkan perhatian Kimberly. Selain itu, juga ada jemaat-jemaat yang menceritakan pengalaman yang hampir serupa.
Namun dalam kelelahan fisik dan psikis, pikiran saya jadi tidak tenang. Saya merasa gentar.
Saya berpikir, “Mengapa sudah berkali-kali didoakan dan diusir dalam nama Yesus, hal ini masih terus mengganggu?” Saya pun bertanya-tanya dalam hati, “Apa ada hal yang salah? Apa yang telah Kimberly lihat sehingga dia berperilaku seperti itu? Dia belum bisa bicara lancar, jadi kami hanya bisa menebak-nebak.”
“Apa hal yang dia lihat menyeramkan?”
“Apa jumlahnya banyak?”
“Apa sekuat itu?”
Saat itu, ada beberapa orang juga berpendapat, “Itu hanyalah efek pasca imunisasi,” dan sebagian orang berkata, “Itu hanya imajinasi anak.”
Namun…….
Kesaksian ini akan dilanjutkan pada bagian terakhir
Segala Kemuliaan hanya bagi nama Tuhan Yesus
amin