Suara Sejati
Jangan Khawatir, Kejarlah Tuhan (Bagian Terakhir)
Sdri. Siauw Ling, Gereja cabang Samanhudi, Jakarta
Saya ingat, khotbah pertama yang saya dengarkan dan saya tulis rangkumannya berjudul “Seseorang yang Sangat Dikasihi,” yang mengisahkan tentang Daniel. Iman saya begitu terbangun dan melalui khotbah itu, saya belajar bagaimana meneladani Daniel. Ia tetap berdoa tiga kali walaupun ada masalah yang menghimpit dirinya. Seusai mendengarkan khotbah, saya mengajak suami dan anak-anak untuk semakin dekat kepada Tuhan.
Sekarang, hal utama yang saya kejar adalah Tuhan. Namun, apakah masalah ekonomi keluarga kami terselesaikan? Belum terselesaikan. Tetapi pertolongan Tuhan tidak terlambat— datang tepat pada waktunya! Tuhan memberikan apa yang saya butuhkan, Tuhan yang mencukupkan dan Tuhan juga yang menggerakkan orang-orang di sekitar kami.
Tuhan juga memberikan damai sejahtera di hati. Saya dapat tidur dengan nyenyak,tidak menangis dan ataupun terbangun di malam hari seperti hari-hari sebelumnya
Benarlah Firman Tuhan, ya dan amin, seperti yang tertulis dalam Injil Matius, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari” (Matius 6:33-34).
Sekarang ini, saya hanya mau bersyukur, setiap hari adalah baik untuk saya. Tuhan yang akan mencukupi dan melindungi kita semua.
Jika setiap hari saya khawatir, tidak ada gunanya dan juga tidak menyelesaikan masalah. Kekhawatiran yang berlanjut hanyalah membuat saya merasa stress dan rohani menjadi jauh dari hadapan Tuhan. Dalam doa pun sudah tidak ada rasa rindu yang meluap-luap akan Tuhan. Hanya ada rasa hampa disebabkan oleh rasa kekhawatiran yang terus menghimpit— bagaikan Firman yang ditebar di hati yang berbatu-batu, maka Firman tersebut terhimpit dan tidak dapat bertumbuh. Kesusahan sehari cukuplah untuk hari itu. Tuhan menginginkan kita untuk hidup penuh dengan rasa syukur, berharap dan berdoa.
Rasul Paulus pernah menuliskan suatu penghiburan yang sangat berharga kepada jemaat di Filipi, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur…Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku…Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus” (Filipi 4:6, 13, 19).
Berterima kasihlah kepada Tuhan atas segala hal yang baik maupun yang buruk; karena saat kita mengalami penderitaan kita tahu bahwa di dalam penderitaan itu kita diuji agar kita dilayakkan dan dapat dipakai sebagai alat Tuhan. Dengan demikian, pada akhirnya kita semua akan mendapatkan kemuliaan kekal.
Melalui kesaksian ini, saya mengajak kepada para pembaca untuk selalu beryukur atas hal yang baik maupun yang buruk, seperti yang dialami oleh Ayub, “Tetapi jawab Ayub kepadanya: ‘Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?’ Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya” (Ayub 2:10).
Saya bersyukur bahwa oleh karena kemurahan-Nya, saya dapat menjadi milik Allah. Saya bersyukur karena saya disadarkan oleh kasih dan kemurahan Tuhan. Saya juga bersyukur bahwa di masa pandemi ini, saya dapat mengenal Tuhan lebih dalam lagi.
Kiranya kesaksian ini dapat menguatkan saudara-saudari seiman dan teman-teman di dalam Kristus. Saya bukan orang yang sempurna dan saya masih memiliki banyak kelemahan— salah satunya adalah saya masih suka emosi saat mendidik anak-anak. Namun, saya mau belajar dari hari ke hari dan memohon hikmat serta kekuatan dari Tuhan. Tanpa bantuan dan belas kasihan Tuhan, saya tidak akan mampu melalui segala hal.
Oleh karena itu, bagi para pembaca yang memiliki masalah, janganlah melakukan hal-hal yang saya lakukan dahulu, yaitu: bersungut-sungut ataupun meratapi nasib, sebab kedua hal tersebut tidak memberikan manfaat. Justru di dalam kesesakan, carilah dan kejarlah Tuhan. Serahkanlah semuanya ke dalam tangan Tuhan dan lihatlah karena pertolongan Tuhan tidak akan pernah terlambat, dan Ia akan menolong kita tepat pada waktunya.
“Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku” (Mazmur 23:4).
Saya juga memohon dukungan doa dari saudara-saudari iman dan teman-teman dalam Kristus sekalian, agar saya dan keluarga dikuatkan oleh Tuhan setiap hari dalam menjalani kehidupan yang seperti padang gurun ini.
Saya yakin bahwa suatu hari dan suatu saat, Tuhan akan memulihkan semuanya, karena waktu Tuhan adalah yang terbaik. Seperti halnya pengalaman-pengalaman yang dilalui oleh para tokoh di Alkitab, saya yakin dan percaya bahwa suatu hari nanti Tuhan akan memulihkan keadaan kami, memulihkan kita semua dan memulihkan bangsa dan negara Indonesia— asalkan kita taat, berpegang teguh kepada Tuhan dan tidak berpaling kepada ilah lain.
Segala Kemuliaan hanya bagi nama Tuhan Yesus
amin