Suara Sejati
Cahaya Kehidupan
“Sdr. George Daniel Kowimbing, Gereja cabang Makassar, Sulawesi Selatan”
Kami merupakan keluarga Kristen yang sudah lama beribadah di sebuah gereja. Suatu hari, kakakku membawa pulang sebuah brosur kesaksian. Kemudian, aku membaca isinya dan ternyata merupakan kesaksian dari jemaat Gereja Yesus Sejati yang mendapatkan penglihatan dari Tuhan Yesus saat dia dibaptis. Setelah membacanya, aku merasa tertarik dan mencoba pergi ke Gereja Yesus Sejati serta mulai ikut ibadah di gereja. Setelah sekian waktu mempelajari Firman Tuhan yang disampaikan melalui khotbah, aku mencocokkan dengan isi Alkitab dan ternyata sesuai.
Kemudian aku baru menyadari kalau ternyata baptisan yang dilakukan sesuai dengan cara yang tertera di Alkitab, memiliki khasiat pengampunan dosa. Akhirnya pada tanggal 14 Oktober 2006, aku dan kakak memberi diri dibaptis ulang dalam nama Tuhan Yesus, yang bukan lagi atas nama “Bapa, Putra dan Roh Kudus” seperti baptisan sebelumnya. Lokasi baptisan kali ini di Pantai Akkarena, bukan di kolam seperti sebelumnya.
Pertengahan tahun 2020, kamu sekeluarga berpergian bersama karyawan kakak. Ayahku yang menyetir dan semuanya terdapat enam orang di dalam mobil. Setelah menempuh perjalanan sekitar dua jam, kami tiba di daerah Malino. Kami menuju ke rumah salah seorang karyawan kakak dalam rangka memenuhi sebuah undangan.
Setelah selesai acara, kami berpamitan untuk pulang. Untuk kembali ke jalan semula, mobil harus mendaki jalanan yang sangat terjal dan berbatu. Tanjakan pertama bisa dilewati walaupun dengan susah payah. Tanjakan kedua, mobil tidak berhasil naik dan mulai mundur. Kami pun yang berada di dalam mobil menjadi panik.
Dengan spontan aku melompat turun dari mobil, lalu berusaha menahan mobil dari belakang. Namun, usahaku tidak membuahkan hasil dan mobil tetap mundur menuju jurang. Kami semua menjadi semakin panik. Ibu dan keponakan yang masih kecil berhasil melompat turun karena duduk di barisan tengah. Tersisa Ayah dan dua penumpang lain yang duduk di barisan belakang, tidak bisa keluar. Saat menahan mobil, aku terdesak mundur dan sebelah kakiku terperosok ke bawah.
Tentunya Ayahku panik dan sudah tidak bisa mengendalikan mobil yang terus mundur. Dalam keadaan yang genting, Tuhan Yesus mengatur mobil kami secara ajaib sehingga tertahan oleh sebatang pohon, seketika mobil berhenti dan tidak masuk ke jurang.
Walaupun kaki sebelah kiri aku terluka, itu tidak seberapa. Aku sungguh bersyukur, tidak terbayangkan akibatnya kalau tidak tertahan oleh pohon tersebut. Mobil dengan sisa penumpang akan masuk jurang dan berakhir tragis.
Sungguh, Tuhan Yesus, yang telah menyelamatkan kami sehingga kami sekeluarga masih memiliki cahaya kehidupan. Ternyata, hal di luar dugaan bisa datang kapan pun. Saat peristiwa itu terjadi, bahkan untuk berdoa dengan tenang pun sudah tidak sempat.
“Sebab Engkau telah meluputkan aku dari pada maut, bahkan menjaga kakiku, sehingga tidak tersandung; maka aku boleh berjalan di hadapan Allah dalam cahaya kehidupan” (Mazmur 56:14)
Segala Kemuliaan hanya bagi nama Tuhan Yesus,
amin.