16. Peringatan Akan Kedatangan Kristus yang Kedua
“Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin,” Yohanes mencatatkan dalam kitab Wahyu pasal 1 ayat yang ke-7.
Memperhatikan Peringatan
Frase “Lihatlah” mengajarkan kita untuk memperhatikan suatu peringatan yang sangat mendalam. Kata-kata ini juga digunakan pada ayat lain dalam kitab Wahyu untuk mengajak pembaca memberikan perhatian khusus.
Perkataan ayat ini dapat menjadi intisari seluruh kitab ini, sebagai ayat kunci yang membuka kitab ini, yaitu tentang kedatangan Yesus yang kedua, dan kita yang teristimewa diperingatkan lebih dulu. Berakhirnya seluruh kitab ini juga berpulang pada ayat ini.
Penunjuk dan Penanda
“Lihatlah” di dalam bahasa Yunani adalah Ἰδοὺ (Idu), yang juga berfungsi sebagai interjection—yaitu suatu ekspresi singkat untuk menunjukkan sebuah interupsi. Dengan kata lain, Ἰδοὺ adalah sebuah penunjuk dengan tujuan untuk membangkitkan perhatian dari para pendengar atau para pembaca kitab Wahyu. Selain itu, Ἰδοὺ juga berfungsi sebagai penanda untuk menekankan suatu hal penting yang akan dikatakan pada kalimat berikutnya.
Catatan Kaki:
1 Arndt, William et al. (2000). A Greek-English lexicon of the New Testament and other early Christian literature. The University of Chicago. Edisi Elektronik.
17. Ia Datang Dengan Awan-awan
Frase “Ia datang dengan awan-awan” menunjukkan waktu ketika Yesus datang kembali. Awan menyatakan kemuliaan Allah, yaitu datang kembali dengan kemuliaan, dan hal ini tampak di angkasa.
Menyongsong Tuhan di Angkasa
Alkitab mengatakan: “Sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama- lamanya bersama-sama dengan Tuhan” (1Tes. 4:17). Dari ayat ini dapat diketahui, bahwa Tuhan datang kembali di angkasa; kita akan diangkat ke dalam awan, kemudian akan selama-lamanya bersama dengan Tuhan.
Kembali Dengan Cara yang Sama
Jadi Tuhan bukan datang lebih dulu di angkasa lalu datang ke bumi mendirikan kerajaan seribu tahun yang damai, juga bukan datang kembali setelahnya. Penjelasan tentang kerajaan seribu tahun di bumi berasal dari pemahaman akal pikiran manusia, karena para ahli Alkitab ingin menafsirkan rahasia yang rohani dengan pandangan jasmani, menafsirkan ayat-ayat Alkitab secara dipaksakan sehingga menghasilkan teori yang tidak sesuai dengan konteks maupun kebenaran firman Tuhan secara keseluruhan.
Mengenai keadaan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua, Alkitab mengatakan: “Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga” (Kis. 1:9-11; Dan. 7:13; Yes. 19:1; Mat. 24:30, 26:64; Mrk. 14:62; Mat. 17:5; Luk. 21:27). Kehadiran dan penampakan Allah seringkali disertai awan, begitu pula pada zaman Perjanjian Lama. Alkitab mengatakan: “Tampaklah kemuliaan TUHAN dalam awan” (Kel. 16:10).
18. Setiap Mata Akan Melihat Dia
Pada saat Tuhan Yesus datang kembali dengan awan-awan, Yohanes melanjutkan, “…setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia…” (Why. 1:7). Ketika Yesus datang kembali, Ia menampakkan diri-Nya di angkasa, dan setiap mata di dunia akan melihat-Nya.
Yang Baik dan Yang Jahat Akan Dibangkitkan
Pada waktu itu, orang-orang yang sudah meninggal, yang baik maupun yang jahat akan dibangkitkan. Bahkan mereka yang telah menikam Dia juga akan melihat-Nya. Mereka yang dulu menolak keselamatan dan yang sekarang menentang firman Tuhan akan melihat Dia dan menyesal dengan sedih, tetapi mereka yang diselamatkan akan diangkat ke dalam awan untuk bertemu dengan Tuhan, kemudian tinggal bersama-sama dengan Tuhan selama-lamanya.
Hidup Kekal vs. Kengerian Kekal
Rasul Paulus juga pernah menuliskan dalam suratnya kepada jemaat di Korintus tentang kebangkitan yang dimaksudkan Tuhan, “…dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah” (1Kor. 15:52).
Bahkan Daniel pun dalam kitab Daniel pernah menubuatkan kebangkitan yang dimaksud, “Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal” (Dan. 12:2).
19. Semua Bangsa Akan Meratapi Dia
Hari kedatangan Tuhan adalah hari TUHAN yang hebat dan dahsyat itu, kesesakan besar yang belum pernah terjadi dan tidak akan terjadi lagi, bencana alam dan malapetaka buatan manusia akan datang bersama-sama (Mat. 24:30; Dan. 12:1). Karena itu, “… semua bangsa di bumi akan meratapi Dia…” demikianlah Yohanes menuliskan di pasal 1 ayat yang ke-7.
Alkitab mengatakan: “Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubungan dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang” (Luk. 21:25-27; Why. 6:16, 17)
Murka Allah Akan Ditumpahkan
Masa sebelum Tuhan datang kembali adalah masa anugerah, hamba-hamba-Nya diutus untuk memberitakan Injil yang kekal, memimpin orang-orang bertobat dan kembali kepada-Nya. Tetapi orang jahat tetap saja berbuat jahat, “tidak juga bertobat dari perbuatan tangan mereka, mereka tidak berhenti menyembah roh- roh jahat… dan mereka tidak bertobat dari pembunuhan, sihir, percabulan dan pencurian” (Why. 9:20, 21, 16:8-11).
Ketika pintu anugerah ditutup, tibalah hari besar murka Allah; saat itulah malapetaka ketujuh cawan murka terakhir ditumpahkan (Why. 15:8; seluruh pasal 16). Semua bangsa akan meratap, menunjukkan orang-orang berdosa yang tidak diselamatkan di bumi, mereka tidak dapat melepaskan diri dari malapetaka yang harus mereka alami.
20. Aku Adalah Alfa dan Omega
Peringatan akan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, diakhiri dengan pernyataan Tuhan Yesus sendiri, “Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa” (Why. 1:8).
Pertama dan Terakhir
Dari frase “Aku adalah Alfa dan Omega,” kita dapat mengamati bahwa kedua kata ini adalah huruf pertama (Alfa) dan huruf terakhir (Omega) dalam abjad Yunani. Dalam terjemahan bahasa Inggris, setelah kedua kata ini ditambahkan frase “dari awal hingga akhir.” Frase tambahan ini menekankan bahwa Allah adalah Yang Awal dan Yang Akhir. Dengan kata lain, Allah tidak ada awal dan tidak ada akhir, Ia ada untuk selama-lamanya (Why. 21:6, 22:13).
Kutipan versi bahasa Yunani dari frase di atas adalah sebagai berikut: “Ἐγώ εἰμι τὸ ἄλφα καὶ τὸ ὦ” (Ego imi to alfa ke to o). Ἐγώ εἰμι secara harfiah dapat diterjemahkan menjadi “Aku, saya adalah…” seakan subyek orang pertama tunggal menjadi ganda. Namun, dalam struktur bahasa Yunani, penulisan tersebut bertujuan untuk memberikan penekanan pada subyek “Aku,” yaitu pada Tuhan Yesus yang sedang berfirman.
Sedangkan frase εἰμι τὸ ἄλφα καὶ τὸ ὦ, dapat diterjemahkan menjadi “…adalah Sang Alfa dan Sang O[mega].” Dengan kata lain, keseluruhan frase tersebut memberikan makna bahwa definisi dari Alfa (Yang Awal) dan Omega (Yang Akhir) adalah “Aku”—Tuhan Yesus. Atau, Yesus tidak lain adalah Tuhan yang berkuasa dari sejak awal sampai pada masa akhir. (1)
Tuhan Berfirman
Kemudian, frase “firman Tuhan Allah” dalam bahasa Yunaninya adalah sebagai berikut: “λέγει κύριος ὁ θεός” (legi kirios o theos)— dapat diterjemahkan secara harfiah menjadi “Tuhan, Sang Allah, sedang berfirman…” dengan penekanan bahwa perbuatan “berfirman” yang dilakukan oleh Allah sedang berlangsung.
Catatan Kaki:
1 Aland, Kurt et al. (2012). Novum Testamentum Graece. Edisi ke-28. Stuttgart: Deutsche Bibelgesellschaft. Edisi Elektronik.
21. Ada, Sudah Ada, Akan Datang (2)
Setelah menyatakan diri-Nya sebagai “Alfa dan Omega,” Yesus melanjutkan perkataan-Nya, “Yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa” (Why. 1:8).
Kekal Adanya
Terjemahan Alkitab versi bahasa Inggris dan bahasa Jepang sama seperti terjemahan mandarin versi Lü Chen Chung (Luzhenzhong— Today’s Chinese Version—TCV, yaitu “yang sekarang ada dan yang telah ada sebelumnya dan yang akan datang…” Pernyataan ini menyatakan keberadaan Allah itu kekal adanya dan Allah adalah sumber segala sesuatu—dari dulu sampai sekarang tidak pernah berubah (Yes. 43:10, 44:6). Jelaslah bahwa Tuhan Allah dalam Perjanjian Lama adalah Yesus dalam Perjanjian Baru, yang adalah Allah Yang Kekal, juga Yang Maha-kuasa. Allah adalah maha kuasa, nubuatNya pasti digenapi, benar-benar dapat dipercaya.
Kedatangan-Nya Berlangsung
Dalam bahasa Yunani, bagian akhir dari ayat 8 berbunyi, “ὁ ὢν καὶ ὁ ἦν καὶ ὁ ἐρχόμενος, ὁ παντοκράτωρ” (o on ke o in ke o erkhomenos, o pantokrator), yang diterjemahkan secara harfiah menjadi “Dia—yang keberadaan-Nya sedang berlangsung—dan Dia—yang keberadaannya telah ada sebelumnya—dan Dia—yang kedatangan-Nya sedang berlangsung, Dia—Sang Maha-kuasa.
Hal yang perlu diperhatikan adalah bagian ketiga, ὁ ἐρχόμενος. Jika dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris menerjemahkan frase tersebut dalam bentuk futur atau masa yang akan datang, bahasa Yunani justru menempatkannya sejajar dengan “keberadaan-Nya yang sedang berlangsung” (ὁ ὢν). Artinya, ὁ ἐρχόμενος secara struktur tidak menggunakan kala futur atau masa depan, melainkan dalam kala sekarang progresif— kedatangan Tuhan yang kedua kali adalah suatu perbuatan dalam kala sekarang yang sedang berlangsung. Dengan kata lain, proses kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali sedang berlangsung menurut sudut pandang Tuhan dan kedatangan-Nya sudah dekat.