SAUH BAGI JIWA
Saleh Tetapi Binasa
“Janganlah terlalu saleh, janganlah perilakumu terlalu berhikmat; mengapa engkau akan membinasakan dirimu sendiri?” (Pengkhotbah 7:16)
“Janganlah terlalu saleh, janganlah perilakumu terlalu berhikmat; mengapa engkau akan membinasakan dirimu sendiri?” (Pengkhotbah 7:16)
Ketika kita mendengar kata saleh, apa yang ada di dalam pikiran kita? Mungkin kita akan berpikir, orang yang saleh pada umumnya adalah orang yang kehidupan nya baik dan benar, seorang yang taat dan rajin beribadah, seorang yang dipandang baik. Namun pernahkah kita mendengar seorang saleh tapi binasa?
Mungkin kita akan berkata, tidak mungkin seorang yang saleh dan hidupnya benar akan binasa. Bagaimana mungkin seorang yang begitu rajin beribadah, bisa menjadi binasa? Namun jika kita melihat di Kitab Pengkhotbah, kita bisa melihat suatu perkataan dari firman Tuhan yang berkata, “ada orang saleh binasa dalam kesalehannya.” Mengapa firman Tuhan berkata demikian? Bagaimana mungkin orang yang saleh binasa dalam kesalehannya?
Jika kita melihat di dalam Kitab Pengkhotbah 7:16, dikatakan “Janganlah terlalu saleh, janganlah perilakumu terlalu berhikmat; mengapa engkau akan membinasakan dirimu sendiri?” Hal ini menjelaskan kepada kita bahwa seorang bisa binasa karena kesalehannya. Karena terlalu saleh, Ia merasa dirinya saleh, merasa dirinya lebih benar, lebih sempurna, lebih rohani dibandingkan orang lain.
Ini menjadi suatu pengingat dalam kehidupan kita. Memang benar kita harus menjadi pribadi yang saleh, menjadi pribadi yang benar, kita harus taat beribadah dan berdoa kepada Tuhan. Namun bukan berarti ketika kita taat beribadah, ketika kita rajin berdoa kita menjadi lebih saleh, atau lebih rohani dibandingkan orang lain. Seringkali tanpa kita sadari, ketika kita melakukan hal yang benar, kita merasa menjadi lebih benar dibandingkan orang lain; ketika kita rajin beribadah dan rajin berdoa, kita merasa menjadi lebih rohani dibandingkan orang lain. Tanpa kita sadari timbul kesombongan rohani dari dalam hati kita.
Marilah hendak nya kita juga mau ingat, bahwa kita pun adalah manusia biasa yang tidaklah lepas dari ketidaksempurnaan. Hendak nya perasaan lebih saleh, lebih benar, lebih rohani jangan ada dalam kehidupan kita. Tapi kita mau sama-sama memiliki perasaan yang rendah hati, dan sama-sama menyadari bahwa kita pun adalah manusia yang sedang menyempurnakan rohani kita.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 21-22 Desember 2024
- Bacalah renungan “DIPERCAYA”
- Sebagai anak-anak Allah, bagaimana seharusnya kita merespon “kebebasan” yang Tuhan berikan? Apakah ini berarti kita boleh melakukan apa saja yang kita kehendaki? Setiap anggota keluarga boleh memberikan pendapatnya.
- Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita dapat dengan taat melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.