SAUH BAGI JIWA
Dalam Kelemahan Ada Kekuatan
“Tetapi jawab Tuhan kepadaku: ”Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna” (2 Korintus 12:9a)
“Tetapi jawab Tuhan kepadaku: ”Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna” (2 Korintus 12:9a)
Dalam kehidupan, banyak orang yang cenderung mengandalkan kekuatan dan kemampuan diri sendiri untuk menghadapi tantangan dan mencapai tujuan. Mengutamakan usaha dan tekad pribadi sering kali dianggap sebagai jalan menuju kesuksesan, bahkan kebahagiaan.
Namun, bersandar sepenuhnya pada diri sendiri bisa membawa konsekuensi yang tidak terduga. Saat menghadapi kesulitan yang melampaui batas kemampuan, manusia sering merasa terbebani, kehilangan arah, atau terjebak dalam ketidakpastian yang akhirnya membuat kita tidak berdaya.
Selama bertahun-tahun, setiap kali saya ditanya di kelas, di gereja, atau dalam percakapan santai tentang motto pribadi, saya akan menjawab dengan sebuah aksioma yang berbunyi: Aide-toi, le ciel t’aidera atau yang berarti Tuhan membantu mereka yang membantu diri mereka sendiri. Godaan pun datang pada diri saya dengan cara yang paling halus. Bukan melalui internet, musik, atau perempuan, tapi melalui kekuatan kata-kata ini. Saya memuja kemenangan individu dan menikmati kecerdasan atau kecerdikan manusia yang tak kenal kompromi. Meskipun begitu, saya masih menganggap diri saya sebagai seorang Kristen.
Saat saya lulus SMA dan mendaftar di universitas yang jaraknya sangat jauh dari rumah, saya berjuang tanpa keakraban dari keluarga dan teman-teman yang telah saya kenal di sepanjang hidup saya. Saya berjuang membentuk identitas di kampus yang beranggotakan ribuan mahasiswa dan memaksakan diri untuk berprestasi secara akademis. Dan ternyata teman-teman saya itu mempunyai ambisius yang lebih keras lagi. Suatu malam, sesaat sebelum ujian akhir, saya merasa putus asa. Saya tidak pernah mengalami frustrasi dan kegagalan sebanyak yang saya alami selama beberapa bulan pertama di universitas. Pada saat itulah saya merasa di titik paling lemah. Lalu, saya tiba-tiba teringat pada sebuah ayat dari Alkitab yang telah saya abaikan selama bertahun-tahun.
”Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.”
Tuhan mengajar saya lebih dari yang pernah diajarkan oleh profesor saya pada tahun pertama itu. Saya mengalami kegagalan yang memilukan, agar saya memiliki kerendahan hati untuk memahami kasih-Nya. Saya dibuat lemah, agar kuasa-Nya dapat menjadi sempurna dalam diri saya.
Pernahkah kita menemukan suatu peristiwa atau kondisi yang membuat kita merasa berada di titik terlemah kita? Atau apakah kita sedang menghadapinya?
Marilah kita ingat akan Tuhan. Bersandar hanya pada diri sendiri tidak akan membawa kita sungguh-sungguh keluar dari permasalahan. Kita membutuhkan Tuhan yang maha kuasa dan yang mengetahui apa yang terbaik untuk kita. Selain itu, ingatlah bahwa dalam keadaan sulit, kita bisa melihat kuasa Tuhan nyata dalam kehidupan kita dan ini merupakan hal yang luar biasa karena dapat menguatkan iman kerohanian kita. Kiranya hal ini dapat menjadi suatu penghiburan bagi kita. Haleluya!
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 25-26 Oktober 2025
1. Bacalah renungan “LEMPARKANLAH ROTIMU KE AIR”
2. Berikanlah contoh perbuatan murah hati yang bisa Anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap anggota keluarga dapat berbagi.
3. Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita dapat menjadi saluran berkat-Nya bagi orang-orang di sekitar kita.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.