Lalu Musa mendirikan sebuah mezbah dan menamainya: “Tuhanlah panji-panjiku!”
Keluaran 17:15

Keluaran pasal 17 mencatat pertempuran pertama yang sungguh-sungguh dilakukan oleh bangsa Israel. Pertempuran ini berakhir dengan kemenangan besar. Musa mendirikan sebuah mezbah dan menyebutnya YHWH Nissi, atau “Tuhanlah Panji-Panjiku”. Kata “panji” berarti “tanda”. Kita dapat memahami kemenangan ini sebagai sebuah tanda bagi bangsa Israel bahwa Allah sungguh-sungguh menyertai mereka. Mezbah itu menjadi sebuah tugu bagi bangsa Israel saat mereka berjalan melalui padang gurun menuju Tanah Perjanjian.

Apabila kita membaca di sepanjang catatan perjalanan di padang gurun, kita menyadari bahwa sejak menyeberangi Laut Merah, ada banyak tempat yang penting dalam pengalaman bangsa Israel. Contohnya, ketika Israel mencapai padang gurun Syur, mereka tidak menemukan air. Mereka pergi ke tempat lain yang disebut Marah, yang berarti “pahit”. Air di sana tidak dapat diminum karena pahit rasanya, tetapi Allah membuat air itu menjadi manis. Lalu bangsa Israel mencapai sebuah tempat yang disebut Elim yang berarti “manis” (Kel. 15:22-27). Setiap tempat itu menandai kenangan pekerjaan Allah dalam kehidupan mereka di padang gurun.

Begitu juga, mezbah yang Musa dirikan merupakan pengingat bagi bangsa Israel. Mereka mendapatkan kenangan ini terpateri di hati mereka: Allah menyertai mereka. Allah adalah kemenangan mereka. Musa juga ingin mengingatkan mereka, bahwa mereka mendapatkan kemenangan karena mereka telah mengikuti suara Allah. Kali itu, bangsa Israel mengeluh hanya sedikit saja. Mereka tidak bersungut-sungut kepada Allah, “Engkau membawa kami ke sini untuk mati!”. Sebaliknya, mereka dengan tenang mengikuti teladan Musa dan Yosua. Usaha bersama telah membawa sebuah kemenangan bersama bagi umat Allah.

Para rasul juga mengalami kemenangan serupa saat mereka bersama-sama “berkumpul di satu tempat” (terjemahan Alkitab NKJV: “dengan satu hati di satu tempat”) di Hari Pentakosta, “Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya” (Kis. 2:1-4). Ini adalah bukti bahwa janji Allah telah digenapi: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kis. 1:8). Roh Kudus bersaksi bahwa hadirat Tuhan menyertai mereka, karena Yesus telah berkata kepada mereka, “ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat. 28:20). Hari ini, saat kita menerima Roh Kudus, Ia terpateri dalam hati kita: Tuhan menyertai kita. Dan kita juga dapat bersaksi dalam penyembahan dan kesaksian, “Tuhan adalah panjiku” ke segala penjuru dunia dan hingga akhir zaman.