“Lalu Yosua dengan seluruh tentaranya mendatangi mereka dengan tiba-tiba dekat mata air Merom, dan menyerbu mereka. Dan Tuhan menyerahkan mereka kepada orang Israel… sehingga tidak seorangpun dari mereka yang dibiarkan lolos.”
Yosua 11:7-8

Ayat ini menunjukan bahwa Yosua dan bangsa Israel adalah pejuang-pejuang aktif dan bukan pengamat yang berdiam diri. Mereka bergegas menghampiri musuh daripada menunggu musuh datang kepada mereka. Bangsa Israel berkemah di Gilgal, tetapi tidak pernah bertempur di sana, karena Yosua selalu mengambil inisiatif dan menghampiri musuh untuk mengusir mereka.

Kita mempunyai kecenderungan untuk diam dalam kepuasan, merasa cukup dengan tingkat kerohanian kita. Kita tidak suka susah-susah atau berjuang. Kita lebih suka datang ke sebuah panggung ketika segalanya tampak nyaman dan kita diam di sana. Kecenderungan ini tampak pada suku Ruben, Gad dan separuh suku Manasye di Bilangan 32 – Mereka telah menerima warisan mereka di timur Yordan dan meminta agar mereka tidak menyeberang melewati Yordan bersama dengan saudara-saudara mereka. Merasakan kehidupan yang seimbang dan nyaman itu memang nikmat.

Namun mentalitas seperti ini sangat pasif dan tidak berorientasi pada tujuan. Mengetahui bahwa Allah dapat memberikan kita kemenangan saja tidak cukup – kita harus mengambil tindakan dan mengalahkan dosa-dosa dan kebiasaan jahat kita dengan menaati Allah. Kita tidak hanya dengan pasif menunggu cobaan datang dan baru membangun tembok pertahanan, membiarkan segalanya pada pengendalian diri kita sendiri. Kita harus dengan aktif mencari kebiasaan jahat kita dan mencabutnya hingga ke akar-akar, sembari mengetahui bahwa bila kita berperang, Allah akan mengalahkan mereka untuk kita. Apakah kita mempunyai kebiasaan jahat yang membelenggu kita? Jangan hanya duduk diam saja dan berharap kita dapat mengendalikannya di kesempatan berikutnya – lakukanlah sesuatu!

Dan bila kita kita telah mengambil tindakan dan masih jatuh? Evaluasilah kembali, bertobat, dan bertanya kembali kepada Allah, seperti yang dilakukan Yosua dan bangsa Israel ketika mereka gagal dalam usaha mereka pertama kali menyerang kota Ai (Yosua 7). Lalu, ambil tindakan dan memulai ronde baru dalam pertempuran melawan dosa!

Renungan:
Kelemahan apakah yang Anda miliki, yang harus Anda lawan dengan pendekatan proaktif?
Langkah-langkah nyata apa saja yang dapat Anda ambil untuk mengalahkan kelemahan-kelemahan ini?