Beberapa waktu yang lalu, saya menemukan bagian yang robek pada celana saya telah dijahit kembali dengan rapi. Saya tidak perlu bertanya kepada ibu saya karena saya tahu tentu ia-lah yang menjahitnya. Siapa lagi di rumah yang dapat melakukannya? Bukankah para ibu bekerja diam-diam di balik layar, memastikan segala kebutuhan kita tercukupi? Saya bahkan tidak menyadari kapankah persisnya ia menjahit kembali celana saya.

Kadang-kadang, Allah juga bekerja dengan cara misterius yang sama.

Yusuf dijual di Mesir sebagai budak oleh saudara-saudaranya, dan kemudian difitnah dan dipenjara. Ia dilupakan oleh keluarganya, oleh juru roti selama dua tahun, dan bahkan kelihatannya ia juga dilupakan Allah. Hanya belakangan, ketika ia menjadi perdana menteri Mesir, ia baru menyadari bahwa Allah diam-diam bekerja selama ini. Yusuf lalu menyadari bahwa “Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar” (Kej. 50:20).

“Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau” (Yes. 49:15).

Saat berbagai hal tampak hancur, atau celana kita robek, kita bertanya-tanya apakah Allah diam-diam saja selama ini. Bukankah Ia seharusnya merajut kembali bagian diri kita yang robek? Malah, kita mungkin terus hidup dengan merasakan robek dan hancur, mengira Allah telah melupakan kita.

Lalu suatu hari, kita menemukan bahwa bagian yang robek itu sudah dirajut kembali sempurna, dan kita terheran-heran, “kapankah ini terjadi?” Segala hal mulai tampak jatuh dengan sempurna pada tempatnya, dan kita menyadari bahwa Allah tidak pernah melupakan kita. Kita selalu diingat.

Seperti ibu saya yang diam-diam menjahit celana saya yang robek, Allah diam-diam bekerja dalam kehidupan kita, semata-mata karena Ia mencintai kita. Kita harus percaya dengan kebaikan-Nya, dan percaya bahwa Allah tidak akan menahan-nahan hal-hal yang baik bagi mereka yang mencari Dia.

“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Rm. 8:28).