Berfirmanlah Allah: “Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering.” Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
Kejadian 1:9-10

Hidup di dekat pantai memberikan kesempatan bagi saya untuk sering mengunjungi pantai dan mengagumi keindahannya. Kuasa lautan akan menjentik decak kagum Anda; raungan ombak berdebur di karang-karang memberikan rasa damai. Suara dan gerakan lautan akan membuatnya terlihat seakan ia hidup.

Di salah satu kunjungan ke pantai, saya teringat ayat-ayat Alkitab saat saya menikmati pemandangan lautan: “ketika Ia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titah-Nya, dan ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi” (Ams. 8:29). Ombak tanpa hentinya bergegas ke pantai, tetapi selalu memudar setiap kali mereka mencapai garis pantai dan mundur kembali dengan damai ke lautan yang luas. Sekali-sekali, ombak sebesar gedung tinggi mencapai pantai, dan membanjirinya. Tetapi dengan ajaib ketika mereka mencapainya, mereka segera pudar, seperti seekor singa yang mengaum-ngaum tiba-tiba menjadi seperti domba yang jinak pada tuannya.

Kejadian menceritakan kepada kita bahwa Allah mengumpulkan air untuk membuat tanah yang kering sehingga mereka dapat tinggal di sana. Selama ini kita menyepelekan berkat Tuhan, sehingga seluruh dunia tidak sepenuhnya digenangi air, sehingga kita dapat hidup di tanah yang kering. Sesungguhnya ini adalah mujizat yang besar. Karena titah Allah kita tidak tenggelam di dasar lautan! Walaupun ada cukup air di bumi ini untuk menggenangi gunung tertinggi, Ia membatasi mereka sehingga kita mendapatkan tanah yang kering untuk hidup. Ia juga menetapkan batas-batas lautan sehingga air tidak akan melanggarnya.

Tuhan bertanya kepada Ayub,
Siapa telah membendung laut dengan pintu,
ketika membual ke luar dari dalam rahim? —
ketika Aku membuat awan menjadi pakaiannya dan kekelaman menjadi kain bedungnya;
ketika Aku menetapkan batasnya, dan memasang palang dan pintu;
ketika Aku berfirman: Sampai di sini boleh engkau datang, jangan lewat, di sinilah gelombang-gelombangmu yang congkak akan dihentikan!
(Ayb. 38:8-11)

Allah juga berkata kepada umat-Nya melalui nabi-Nya, “Masakan kamu tidak takut kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN, kamu tidak gemetar terhadap Aku? Bukankah Aku yang membuat pantai pasir sebagai perbatasan bagi laut, sebagai perhinggaan tetap yang tidak dapat dilampauinya? Biarpun ia bergelora, ia tidak sanggup, biarpun gelombang-gelombangnya ribut, mereka tidak dapat melampauinya!” (Yer. 5:22).

Alkitab seringkali mengarahkan perhatian kita pada ciptaan-ciptaan-Nya untuk mengajarkan kita tentang Allah yang kita sembah. Allah menghendaki umat-Nya untuk mempelajari kuasa-Nya yang kekal melalui wewenangnya atas daratan dan lautan. Ia juga menghendai kita untuk senantiasa mengingat kebesaran-Nya. Apabila ombak-ombak raksasa tunduk pada titah-Nya, betapa kita, anak-anak Allah, juga patut tunduk pada Pencipta yang Maha Kuasa!