“Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi” (Yoh. 13:34).

Mewujudkan kasih yang tulus kepada semua saudara-saudari seiman kita adalah bagian penting dalam kehidupan setiap orang Kristen. Dalam 1 Yohanes 3:14 tertulis, “Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut”.

Yesus merujuk pada kematian rohani. Tempat peristirahatan kekal kita ditentukan berdasarkan apakah kita setulusnya menunjukkan kasih kepada sesama kita. Tanpa kasih, kita akan menghadapi kutukan kekal. Di sisi lain, Tuhan tentu meluangkan tempat bagi kita dalam kerajaan surga-Nya apabila kita dapat sungguh-sungguh mengasihi saudara-saudari kita.

Tetapi apakah kasih? Untuk dapat mengasihi dalam kebenaran, pentinglah untuk memahami makna kasih dari sudut pandang Alkitab. Allah telah menyediakan penjelasan yang gamblang tentang kasih, dan memberitahukan kita bagaimana mengasihi:

“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap” (1Kor. 13:4-8).

Saudara-saudari yang terkasih, apakah Anda sungguh-sungguh mewujudkan semua nilai-nilai ini dalam kasih yang Anda berikan kepada orang lain? Mari kita meneliti diri sendiri. Periksalah dalam diri Anda untuk melihat apakah Anda memelihara perintah Allah untuk “saling mengasihi”. Di mata Allah, apakah Anda sungguh-sungguh mengasihi saudara-saudari Anda?