Karena bukanlah orang yang mendengar hukum Taurat yang benar di hadapan Allah, tetapi orang yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan.
Roma 2:13

Melakukan mendahului mendengar. Tanpa mendengar hukum, kita tidak dapat melakukannya dengan benar; tetapi tanpa melakukan, mendengar juga sia-sia. Yakobus memberitahukan kita bahwa hanya mendengar saja, sama saja dengan menipu diri sendiri. Hanya mendengar adalah seperti seseorang yang melihat wajahnya di cermin dan dengan segera lupa seperti apa wajahnya. Walaupun ia tahu keburukan dan kelemahannya, ia tidak mau melakukan apa pun untuk mengubahnya.

Hukum Taurat adalah dasar patokan Allah untuk memberkati yang baik, dan menghukum yang jahat. Di mata Allah, yang benar bukanlah yang mendengar saja, tetapi mereka yang melakukannya. Apabila Allah menurunkan penghakiman-Nya, Ia tidak menghakimi berdasarkan berapa banyak hukum-Nya yang didengar, tetapi apakah hukum itu dijalankan.

Sebelum percaya kepada Tuhan, seberapa tulus pun kita memegang hukum-Nya atau melakukan kebaikan, kita tidak dapat dibenarkan di mata Allah. Orang-orang terbaik pun akan melakukan kesalahan. Karena itu, siapa yang mau dibenarkan dengan hukum Taurat, pada akhirnya malah terjerat oleh hukum Taurat. Tetapi setelah menjadi orang Kristen, dengan kasih karunia Kristus, kita dapat melakukan perintah-Nya dan mewujudkan iman yang sejati. Namun iman tanpa perbuatan juga mati. Orang Kristen disebut benar, bukan karena sekedar iman saja, tetapi karena iman yang diikuti dengan perbuatan.

Siapa yang mendengar perintah dan melakukannya, membangun imannya pada Kristus, sebuah iman yang bertahan terhadap ujian dan cobaan apa pun. Kiranya kita dapat menjadi orang yang bijak, yang membangun rumahnya di atas batu karang, dan mampu bertahan terhadap angin dan hujan, karena dasarnya yang kokoh. Mereka yang mendengar firman Allah tetapi tidak melakukannya, membangun rumahnya di atas pasir, yang akan runtuh menghadapi ujian yang kecil saja.

Melakukan perintah dan pengajaran Kristus tidak sesulit seperti dibayangkan orang. Dari ketidakmampuannya untuk melakukan apa yang ia tahu sebagai hal yang benar (Rm. 7:18), Paulus meneruskannya dengan berkata, “Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut” (Rm. 8:2). Apabila kita bertekad untuk hidup seturut dengan Roh, maka kita juga dapat memperoleh kemenangan.