Misalkan Anda baru saja menerima mobil baru yang dijamin merupakan mobil idaman di sepanjang jalan. Masalah satu-satunya adalah, Anda belum pernah menyetir. Anda telah menghabiskan berjam-jam dalam kelas mengemudi, dan telah lulus ujian dalam hal peraturan dan rambu-rambu lalu lintas. Tetapi Anda belum pernah praktek di balik setir! Jadi walaupun Anda sudah menguasai seluruh teori cara-cara mengemudi, dan mengetahui segala macam rambu dan peraturan, Anda masih belum belajar menyetir.
Kita dapat berpikir bahwa kita adalah orang-orang percaya di dalam Yesus, dan kenal Alkitab luar dalam dari sampul depan hingga sampul belakang; tetapi kita bukanlah orang percaya, apabila kita tidak melakukan pengajaran-pengajarannya dalam kehidupan sehari-hari.
Mengamalkan pengajaran-pengajaran Alkitab, atau melakukan Firman jauh lebih sulit daripada menyetir, tetapi ada kesamaannya. Saat Anda ada di balik kemudi sebuah mobil yang sedang berjalan, Anda langsung dapat mengetahui apakah Anda sedang berjalan dalam kecepatan aman di jalur yang benar, atau sedang oleng ke sisi jalan dan akan jatuh ke jurang. Prinsip ini juga berlaku dalam hal iman.
Sebagai awalnya, buatlah sebuah komitmen, dan peganglah dengan erat. Sambutlah tiap-tiap hari sebagai kesempatan untuk berpraktek. Luangkan sebanyak mungkin tenaga seperti yang Anda luangkan dalam pelajaran menyetir. Perbedaannya, instruktur yang ada di samping Anda adalah Tuhan sendiri. Percayalah kepada-Nya dan Ia akan menunjukkan kepada Anda bagaimana melanjutkan perjalanan iman Anda. Apabila Anda oleng keluar jalur, Ia akan mengingatkan Anda dengan pengajaran-pengajaran yang berkaitan. Belajarlah untuk memperlambat laju kendaraan dan simak baik-baik pengajarannya. Melalui pengalaman-pengalaman ini, Anda akan menjadi lebih peka dalam melakukan Firman Allah. Anda juga akan belajar apakah artinya menjadi orang Kristen.