Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.
Amsal 18:12

Kesombongan adalah awal dari kemunduran pribadi, yang sayangnya seringkali adalah akibat rasa bangga yang kebablasan. Siapa yang tinggi hati akan menjadi angkuh, dan mereka yang angkuh akhirnya menjadi semakin arogan. Iblis pernah berkata, “Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!” (Yes. 14:13-14). Karena rasa tinggi hati yang tak kepalang tanggung dan kehendak untuk memuliakan dirinya sendiri, Iblis ditakdirkan untuk jatuh dari surga menuju lubang neraka yang paling dalam – sungguh kejatuhan yang amat dalam. Maka kesombongan dapat dipandang sebagai akar dari segala pemberontakan dan dosa, dan tidak dapat diabaikan atau diremehkan.

Kerendahan hati itu seperti benih, dan kehormatan adalah buahnya. Siapa yang menabur benih kerendahan hati, akan menuai buah kehormatan. Yesus adalah gambar dan rupa Allah, tetapi Ia tidak mengagung-agungkan kesamaan-Nya dengan Allah. Sebaliknya, Yesus merendahkan diri-Nya menjadi hamba bagi seluruh manusia, mengambil rupa seorang manusia. Hasilnya, Allah meninggikan Yesus dan memberi-Nya nama di atas segala nama – dan kepada-Nya segala ciptaan harus menyembah. Sungguh, kerendahan hati membuahkan kehormatan. Kenyataan ini begitu penting dalam kehidupan Kekristenan sehingga patut diukir dalam setiap hati orang Kristen.

Tuhan Yesus berkata, “Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan” (Mat. 23:11-12). Menurut peribahasa orang bijak, laut adalah tuan atas segala sungai, karena laut ada di ketinggian paling bawah. Begitu juga, sebelum seseorang dapat menjadi pemimpin, ia harus merendahkan diri dan dengan lemah lembut memimpin. Mereka yang berhikmat akan merendahkan diri mereka dalam mengambil tempat-tempat yang terendah, dan pada waktunya mereka akan menerima kehormatan karena kerendahan hati mereka.

Kiranya kita semua mengingat pengajaran Tuhan dan bertekad untuk mengikuti jejak-Nya yang indah dalam kerendahan hati dan melayani semua orang. Ini adalah kerendahan hati yang disertai dengan kasih – melayani dan berkorban bagi semua orang tanpa mengharapkan imbalan. Apabila kita mulai melakukan hal ini dalam kehidupan bergereja, kehormatan yang Tuhan janjikan akan diberikan kepada kita.