“Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam.”
Keluaran 17:12c
Bangsa Israel telah diselamatkan dari penjajahan orang Mesir. Allah baru saja memuaskan rasa haus mereka sekali lagi. Bagian selanjutnya dalam perjalanan iman mereka adalah sebuah pertempuran. Allah tidak menuntun mereka melalui jalan ke negeri orang Filistin, walaupun jalan ini yang paling dekat, sebab Allah berpikir, “jangan-jangan bangsa itu menyesal, apabila mereka menghadapi peperangan, sehingga mereka kembali ke Mesir” (Kel. 13:17). Allah mencoba sebaik-baiknya untuk menghindarkan bangsa Israel dari perang. Tetapi sekarang mereka tidak punya pilihan lain: mereka harus berperang, atau mati di tangan bangsa Amalek.
Bangsa Israel telah mengalami penjajahan beratus-ratus tahun lamanya. Kemerdekaan yang diberikan Tuhan kepada mereka, sekarang ada dalam bahaya. Walaupun mungkin tidak semua bangsa Israel akan musnah oleh pedang bangsa Amalek, tentulah perempuan-perempuan dan anak-anak Israel akan diperbudak. Mereka tidak dapat mengambil pilihan untuk menyerah dan memberi diri mereka ke tangan bangsa Amalek, karena itu berarti mereka akan binasa. Setelah apa yang telah Allah lakukan bagi mereka, dan setelah mengecap kemerdekaan dari bangsa Mesir, mereka tidak mau kembali lagi dan menjadi budak bangsa lain.
Namun, seperti dahulu, mereka mempunyai Allah di pihak mereka. Apa yang Allah katakan, dapat Ia lakukan. Allah adalah perlindungan mereka, yang akan bertempur bagi mereka. Tetapi apakah mereka sendiri siap untuk berperang bersama Allah? Seberapa besar mereka melihat harga kemerdekaan mereka, bergantung pada kesediaan mereka untuk berperang. Matahari terbit di sisi timur, dan Musa, Harun dan Hur ada di atas bukit dengan tongkat Allah di tangan Musa.
Hingga matahari terbenam, Yosua dan segenap bangsa Israel berperang. Dengan Allah, mereka memenangkan pertempuran. Kita hampir-hampir dapat membayangkan sebuah perayaan penuh sukacita, kembali dilangsungkan dengan kata-kata, “TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Ia Allahku, kupuji Dia, Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia. TUHAN itu pahlawan perang; TUHAN, itulah nama-Nya.” (Kel. 15:2-3). Perang itu sungguh merupakan sebuah perjuangan keras. Namun tangan Musa, didukung oleh Harun dan Hur, terus terangkat. Yosua dan bangsa Israel, dengan penyertaan Tuhan, akhirnya menang. Itu adalah sebuah kemenangan yang gilang gemilang.