Umur panjang ada di tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan. Amsal 3:16

Apabila kita membaca kalimat pembukaan surat Rasul Yakobus dengan teliti, kelihatannya Yakobus menunjukkan bahwa Allah dan Tuhan adalah dua identitas yang terpisah. Mungkinkah ia melayani dua allah atau manusia? Bila tidak, mengapa Yakobus tidak menyebut dirinya sebagai hamba Allah, atau hanya hamba Tuhan Yesus Kristus? Mengapa ia menuliskan dirinya sendiri demikian?

Dari Alkitab, kita mengetahui bahwa Tuhan Yesus adalah Allah sendiri (lihat 1Yoh. 5:20; Rm. 9:5; 1Tim. 3:15). Lebih lanjut, saat Yesus menampakkan diri kepadanya, Thomas menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah (Yoh. 20:28). Apabila kita mengingat ayat-ayat ini, kita juga dapat menolong orang-orang lain untuk memahami bahwa Anak Allah sesungguhnya adalah Allah sendiri.

Tidak ada keraguan bahwa Yakobus dipanggil untuk menjadi hamba Allah. Tetapi pernyataannya menunjukkan kesediaannya menjadikan Yesus sebagai teladannya yang sempurna. Apabila hari ini kita tiba-tiba dipanggil untuk melakukan pekerjaan Allah, kita mungkin bekerja dengan sikap dan semangat yang sama dengan orang-orang di sekitar kita. Kita pada akhirya dapat kehilangan semangat atau dorongan untuk maju. Kita seringkali meneruskan tradisi dan kebiasaan yang telah diturunkan kepada kita (tentunya tidak semua tradisi itu buruk). Tetapi pernahkan Anda memikirkan cara orang Farisi melakukan pekerjaan Allah?

Bagi Yakobus, Paulus, dan rasul-rasul lain, Tuhan Yesus adalah Tuan mereka dan teladan satu-satunya yang harus diikuti. Sayang sekali, kadang-kadang kita tergoda hanya untuk melakukan pekerjaannya, tetapi melalaikan semangat di balik pekerjaan itu. Kita meninggalkan kasih yang ada di balik setiap tugas, dan melalaikan persiapan hati kita. Bukankah inilah yang dimaksudkan Yesus saat Ia mengingatkan salah satu dari tujuh gereja mengenai kasih mereka yang semula (Why. 2:4)?

Yakobus melayani Allah dengan teladan pelayanan Yesus kepada Allah saat Ia ada di dunia. Apabial kita membaca surat Paulus kepada jemaat Filipi, Tuhan Yesus mengambil rupa seorang hamba (Flp. 2:7). Karena itu, Yakobus mengambil peran sebagai hamba Allah, serupa dengan Tuhan Yesus Kristus. Dengan semangat ini, ia menghindari kebutuhan untuk memperbandingkan dirinya dengan orang lain, dan menghindari kelemahan dari rasa iri hati atau pikiran-pikiran jahat lainnya yang dapat muncul. Dengan semangat inilah kita harus melayani pekerjaan Allah hari ini.