“Aku sesat seperti domba yang hilang, carilah hamba-Mu ini, sebab perintah-perintah-Mu tidak kulupakan.” (Mazmur 119:176)

Di ayat ini kita membaca seekor domba yang hilang, yang berdoa kepada Tuhan untuk mencarinya; yang memanggil dirinya sendiri sebagai hamba-Nya; yang tidak melupakan perintah-perintah-Nya. Tentunya ini bukan domba hilang yang umumnya Anda bayangkan. Bukankah kita melabelkan “domba yang hilang” hanya kepada orang-orang yang tidak lagi mempunyai keinginan untuk mendekat kepada Allah dan telah menyerah dan tidak mau lagi menjadi orang percaya?

Mazmur 119 adalah mazmur yang mengagungkan perintah Allah. Dengan membaca seluruh mazmur ini, tampak jelas bahwa si pemazmur melihat perintah Allah seperti hidupnya sendiri. Ia mencari, bersuka, merenungkan, mencintai, dan bergantung pada perintah Allah. Adakah orang percaya yang lebih dekat kepada Allah daripada dia? Namun si pemazmur ini, yang telah menyerahkan segenap hatinya untuk Allah, tersesat seperti domba yang hilang.

Bukankah kita juga sesekali, atau berkali-kali, menjadi domba yang hilang?

Tersesat. Di suatu persimpangan jalan dalam kehidupan. Di dalam tekanan untuk tetap taat, dan takut kasih karunia-Nya tidak lagi cukup.

Namun bukan karena kita telah melupakan perintah-perintah-Nya. Malah kita sudah berusaha dengan sekuat tenaga untuk tetap berada di jalan Tuhan. Namun, karena kelemahan kita, jiwa kita tersesat seperti domba yang hilang. Kita tidak dapat melihat si Gembala atau mendengar suara-Nya. Segala yang telah kita ketahui dan pelajari tentang Allah hanya menjadi sekedar konsep, dan kita tidak mampu menemukan ketenteraman dan kekautan dalam firman-Nya.

Si pemazmur menyadari bahwa pengetahuan akan perintah Allah dan usahanya sendiri tidak cukup untuk membawanya dalam perjalanan iman. Ia berseru kepada TUHAN untuk mencari dirinya, dengan dasar bahwa dirinya tidak melupakan perintah-perintah-Nya (ayat 176). Seperti ia tidak melupakan Allah, pemazmur meminta agar Allah tidak melupakan dirinya.

Ketika kita tersesat dalam naik turunnya kehidupan, dan tidak dapat menemukan jalan kembali kepada Allah walau sudah berusaha sekuat tenaga untuk tetap murni, maka itu adalah waktunya kita berdoa kepada Gembala. Ia akan mencari, menemukan, dan membawa kita kembali, karena kita adalah domba-domba-Nya.

Renungan:
Renungkanlah saat-saat dalam kehidupan Anda, ketika Anda tersesat, dan Tuhan Allah mencari, menemukan, dan membawa Anda kembali.