“Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”(Matius 4:4)

Makanan diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia. Dengan kata lain, jika kita ingin tetap hidup, kita membutuhkan makanan. Tuhan Yesus tidak pernah menyangkal kenyataan ini, namun Ia memberikan kita sebuah pertanyaan penting untuk direnungkan: apakah kita hidup dari roti saja?

Kita dapat melihat dua macam sikap dalam hidup—beberapa orang hidup untuk makan, dan yang lainnya makan untuk hidup. Bagi mereka yang merasa hidup untuk makan sebagai tujuan hidup, maka hidup hanyalah untuk memuaskan keinginan mulut dan perut mereka. Mereka hidup hanya untuk saat itu saja, tetapi gagal untuk menyadari bahwa kesenangan hanyalah selangkah lebih dekat terhadap hidup amoral dan hidup yang tak menentu. Sedangkan mereka yang menganggap bahwa makan untuk hidup sebagai gaya hidup dapat dengan mudah merasa puas. Bahkan jika mereka diberi makan makanan yang sederhanapun, dapat bersyukur di dalam kecukupannya.

Kita semua memiliki kehidupan jasmani yang harus diperlihara, namun kita juga memiliki kehidupan rohani. Untuk memelihara kehidupan jasmani, kita perlu makanan dan juga uang. Sedangkan memelihara dan memperkaya kehidupan rohani, kita harus menerima setiap firman yang keluar dari mulut Allah.

Ketika pertama kali kita belajar mengendarai sepeda, seringkali kita terjatuh karena tidak dapat menyeimbangkan tubuh kita. Tetapi ketika kita telah mendapatkan keseimbangan, kita dapat mengendarainya dengan stabil dan percaya diri. Dalam perjalanan hidup rohani, kita perlu memelihara keseimbangan antara kehidupan jasmani dan kehidupan rohani; karena kita harus berjuang untuk menyelesaikan perlombaan sampai kita dapat bertemu dengan Allah.

Jika kita hidup hanya untuk mengejar kepuasaan kebutuhan jasmani, kita dapat disamakan seperti orang-orang yang digambarkan dalam Amos 8; betapapun kayanya kehidupan jasmani, kehausan jiwa kita tidak pernah terpuaskan. Mereka yang mencintai firman yang keluar dari mulut Allah akan menerima bimbingan kemurahan Allah. Kasih karuniaNya akan memenuhi kebutuhan pangan dan sandang yang kita butuhkan dengan berkecukupan.

Di jaman sekarang, ketika mayoritas orang banyak hanya mengejar kemewahan dan daya tarik dunia, sangatlah bijaksana untuk merenungkan kembali pertanyaan ini: apakah kita hidup dari roti saja?