Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: “Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!”
Kejadian 32:30

Kehidupan Yakub adalah kehidupan yang penuh warna, dengan perjuangan berbarengan dengan berkat. Kita seringkali memusatkan perhatian pada kecerdikan Yakub – pertama terhadap saudaranya, Esau, saat mengambil hak kesulungannya, dan ketika menghadapi pamannya untuk mendapatkan hewan ternak. Ia datang dengan tangan kosong ke rumah Laban, sebagai pelarian dari Esau yang murka dengannya, tetapi ia pergi sebagai orang kaya raya dengan ternak, harta benda, sepasukan hamba, istri dan anak-anak. Apa yang ia terima jauh lebih banyak daripada yang dapat ia minta atau bayangkan.

Tetapi Yakub ternyata masih harus menemukan berkat terbesar dalam hidupnya.

Di Pniel, Yakub berkelahi dengan Allah. “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku” (Kej. 32:26). Begitu besar tekad dan keberanian Yakub. Mungkin kelihatannya sudah menjadi sifatnya yang tergambar dalam arti namanya yang mengisyaratkan bahwa ia merampas segala hidupnya. Tetapi kali ini berbeda dengan saat-saat yang lain. Kali ini, ia menerima berkat yang paling besar – bertemu muka dengan muka dengan Allah, bergulat dengan-Nya, dan Allah memberinya nama secara langsung.

Penderitaan dan berkat-berkat Yakub mengingatkan kita untuk bercermin pada berkat-berkat yang kita usahakan hari ini. Seringkali kita mendengar ucapan syukur dipanjatkan ketika seseorang diterima di sekolah ternama, atau ketika mendapatkan pekerjaan impian, atau mendapatkan suatu harta benda. Berkat materi dan duniawi telah mendominasi isi ucapan syukur dan doa-doa kita. Karena kita mudah sekali lupa apakah sebenarnya berkat yang terbesar, perbuatan-perbuatan kita tidak diarahkan untuk mendapatkannya.

Kiranya kita tidak melupakan bahwa Firman telah menjadi manusia bukan dengan tujuan kesejahteraan materi atau duniawi. Tuhan Yesus menjadi bagian dalam rencana keselamatan Allah untuk menyelamatkan kita dari kutukan kekal. Mari kita tidak berfokus hanya pada pencarian duniawi dan kehilangan berkat terbesar yang menantikan kita di Pniel – bertemu dengan Allah muka dengan muka, dan diberkati oleh-Nya.

Renungan:
Apakah hal-hal dalam hidupmu yang membutakanmu dari berkat terbesar?