Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! (1 Korintus 9:24)

Para penonton menyaksikan dengan decak kagum ketika atlet-atlet top mempertunjukkan kemampuan dan tekad mereka mengejar kemenangan. Tetapi kita tidak sekadar menjadi penonton; kompetisi dalam olahraga merupakan sebuah perumpamaan perjalanan kehidupan. “Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.” (1Kor. 9:25). Jadi apakah hikmat yang dapat kita pelajari dalam hal menjadi Kristen yang menang?

Mengikuti Petunjuk

Paulus mengingatkan sang penerus akan tongkat estafetnya, “Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga” (2Tim. 2:5). Sebuah aturan ditambahkan pada sumpah Olimpiade untuk menghindari doping – dan apabila seorang atlet tidak menggenapi sumpah mereka, mereka akan kehilangan medali emas.

Alkitab memberitahukan kita, “Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.” (Why. 22:14). Dalam Alkitab bahasa Inggris, “yang membasuh jubahnya” ditulis sebagai “yang melakukan segala perintah-perintah Allah”. Memelihara perintah-perintah Tuhan tidak mengurangi kasih-Nya, tetapi juga tidak bersifat formal. Seperti seorang atlet yang mengikuti peraturan-peraturan tanpa mengeluh akan memuliakan perlombaan itu, orang setia yang memegang perintah-perintah Allah juga memuliakan Sang Pencipta. Yesus berkata, “Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya” (Yoh. 15:10).

Tetap Berpusat Pada Tujuan

Kita harus mempunyai pandangan yang jelas dengan tujuan kita, atau kita dapat menyimpang dari arah tujuan kita, tertinggal, atau terjatuh: ini adalah agar kita dapat masuk ke dalam kerajaan surga dan menerima “mahkota yang abadi” seperti kata Paulus. Kita tidak mengikuti Yesus dengan harapan segala sesuatu akan baik-baik saja, kehidupan kita akan berhasil dan bebas dari masalah. Apabila Tuhan memberkati kita dengan berkat-berkat duniawi, kesembuhan, atau damai sejahtera, itu adalah karena kasih dan anugerah-Nya. “Tetapi carilah Kerajaan-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu” (Luk. 12:31).

Berlari dengan Keyakinan

Ketika seorang yang dipandang remeh ditanya apakah ia berharap akan menang, jawabannya yakin, “Ya”. Untuk menjadi pemenang, Anda harus berlari dengan sepenuh keyakinan akan piala yang akan Anda terima. Setiap langkah harus dengan teguh dihentakkan untuk bergerak lebih dekat mencapai garis akhir. “Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul” (1Kor. 9:26).

Disiplinkan Diri Anda

“Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak” (1Kor. 9:27). Atlet harus bersusah payah untuk dapat memenangkan pertandingan. Kita telah melihat banyak contoh orang-orang yang terus bertanding walaupun mengalami cedera. Tekad mereka untuk menang memaksa mereka melampaui batas-batas fisik mereka.

Sebagai atlet rohani, kita senantiasa berjuang melawan kelemahan-kelemahan kedagingan kita: kekuatiran, hawa nafsu, kebanggaan diri, dosa. Kadang-kadang sangat sulit, tetapi kita harus terus maju, mengabaikan rasa nyeri yang sementara, menuju kemenangan yang kekal.

Disiplin juga berarti senantiasa berjaga-jaga, karena walaupun kita merasa kuat, kita harus tetap berhati-hati. Studi menunjukkan bahwa para atlet lebih rentan dengan penyakit segera setelah perlombaan karena kekebalan tubuh mereka melemah setelah tekanan perlombaan yang sangat keras. Walaupun kita ada pada puncak rohani, pertempuran rohani dapat membuat diri kita mudah jatuh. “Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!” (1Kor. 10:12).

Tetapi kita tidak sendirian. Allah adalah Penolong kita, dan mau bertempur bagi kita. Tetapi kita terlebih dahulu harus mempunyai kemauan untuk mengikuti jalan-Nya. Kita harus mengetahui aturan-aturan pertandingan, dan memegangnya, dan berlari dengan penuh keyakinan menuju garis akhir.