“Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut Tuhan daripadamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?” (Mikha 6:8

Banyak orang mungkin bertanya-tanya mengapa Allah tidak lagi memimpin kita seperti dahulu Ia memimpin bangsa Israel di masa Perjanjian Lama. Di masa itu, bila mereka memohon petunjuk Allah, Ia akan mengungkapkan kehendak-Nya entah secara langsung, atau melalui nabi-nabi. Masihkah Ia memimpin kita? 

Tentu saja iya. Di masa ini, Allah secara langsung memimpin kita melalui Firman-Nya yang tertera dalam Alkitab. Kita tinggal membacanya. 

Dan apakah yang dikehendaki Allah dari kita? Jawaban yang diberikan atas pertanyaan ini adalah “berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu” (Mik. 6:8). Ayat ini dapat digunakan sebagai sebuah semboyan bagi kehidupan kita sebagai pengikut Kristus, memberikan arah bagaimana menangani berbagai macam keadaan di dalam kehidupan kita sehari-hari. 

Ketika kita berhubungan dengan orang lain dalam masyarakat atau di gereja, apakah kita memikirkan apa yang kita lakukan itu adil? Atau apakah kita seringkali melakukan hal-hal dengan cara yang egois? Bila kita menemukan seseorang yang membutuhkan pertolongan, apakah dengan sedia kita menunjukkan kemurahan kepadanya atau kita menahan diri dan mengabaikannya? 

Kita menghadapi berbagai macam hal dan masalah di dalam kehidupan. Kadang-kadang kita tidak tahu bagaimana caranya menghadapi keadaan tertentu. Yang dapat kita lakukan adalah bertanya: “Apakah yang Allah ingin aku lakukan dalam keadaan seperti ini?” Haruskah kita mengikuti apa yang Allah inginkan dari kita atau apakah kita mengikuti saja kehendak hati kita? Apakah kita cukup rendah hati untuk tunduk kepada kehendak Allah? 

Sebagai orang Kristen, mengetahui kehendak Allah bagi kita haruslah menjadi tujuan. Melakukan hal-hal yang diinginkan Allah dari kita akan menyenangkan-Nya, dan hati kita akan bersukacita dan dipenuhi dengan kedamaian. Bertindaklah dengan adil, cintailah kemurahan hati, dan berjalan dengan rendah hati bersama Tuhan kita. Mari kita senantiasa mengingat firman ini dan menggunakannya untuk menuntun kita dalam kehidupan, karena itu akan menjadi pelita bagi kaki dan terang bagi jalan kita. 

Renungan:

Sudahkah kita berusaha menjalankah kehendak Allah atas hidup kita?