Suasana malam terasa hening, tapi saya tidak dapat tidur. Trauma hari ini masih saya rasakan, karena saya telah mengalami sebuah kegagalan. Tuhan, saya tahu bahwa ada tujuan di balik segala sesuatu yang Engkau lakukan (Rom 8:28), tapi berilah saya kebijaksanaan untuk memahami dan menerima kehendakMu. Seperti kata-kata Salomo yang bijaksana, “Pada hari mujur, bersukacitalah, dan pada hari malang pertimbangkanlah; Allah menciptakan satu hari tersebut dan juga hari yang lain” (Pengkhotbah 7:14).

Yesus berkata untuk tidak khawatir akan kehidupan sehari-hari, dan bahwa jika saya mencari kerajaan Tuhan dan kebenaran-Nya, Dia akan menyediakan kebutuhan saya. Apakah saya egois, karena saya kecewa dengan kegagalan saya sendiri dan begitu khawatir atas masa depan saya sendiri?

Pasti ada alasan khusus mengapa Allah memilih dan menyelamatkan saya dari kehidupan yang hampa menuju hidup yang memiliki harapan. Banyak orang lain menunggu panggilan-Nya. Tujuan yang Tuhan rencanakan adalah untuk memberitakan Injil hidup kekal bagi semua orang, tapi saya selalu sibuk dalam mengejar tujuan saya sendiri. Mungkin Tuhan telah menunjukkan saya penderitaan dan kesengsaraan untuk mengingatkan saya tentang tujuan itu.

Tuhan, saya tidak layak. Sekarang saya lebih sedikit mengerti Engkau, dan apa yang Engkau rasakan ketika saya berbuat dosa dan berbalik melawan Engkau. Kau diejek, diludahi, dicambuk, dan dipaku di kayu salib. Berapa banyak rasa sakit yang Engkau derita bagi saya! Berapa kali saya telah berdosa dan tersesat, menolak cintaMu? Melihat dengan sedih ke arah saya, Engkau masih bisa mengatakan, “Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.” (Yeremia 31: 3). Maafkan saya.

Meskipun rasul Paulus menderita terus-menerus demi Injil, ia selalu mendorong orang percaya untuk bersukacita dalam segala hal. Dia mengatakan kepada jemaat di Filipi, “Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. “(Filipi 4: 11-13). Dalam penderitaan saya, saya melihat pentingnya nasihat Paulus dengan lebih jelas. Selama saya terus menempatkan kepercayaan saya kepada Yesus, KasihNya yang tak berkesudahan akan bersama saya. Saya tidak perlu meragukan-Nya lagi, karena Ia berkata, “… Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu. “(Yesaya 55: 8-9).

Malam gelap yang panjang telah berakhir, dan fajar teah tiba. Dalam kelemahan saya, saya berpaling kepada Bapa Surgawi saya, yang menguatkan saya. Dalam kekosongan dan keputusasaan saya, saya percaya di dalam Dia, dan mengangkat beban saya dari saya, menunjukkan jalan-Nya kepada saya.

 “Dan walaupun Tuhan memberi kamu roti dan air serba sedikit, namun Pengajarmu tidak akan menyembunyikan diri lagi, tetapi matamu akan terus melihat Dia, dan telingamu akan mendengar perkataan ini dari belakangmu: “Inilah jalan, berjalanlah mengikutinya,” entah kamu menganan atau mengiri.”‘(Yesaya 30:20, 21).